Kenapa ada kepercayaan bahwa ada musisi yang menjual jiwa ke iblis?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Kepercayaan ini sudah terjadi sejak abad 18. Pada tahun 1713 dipercaya muncul sosok iblis yang kemudian membuat perjanjian dengan Tartini akan sebuah mahakarya. Tartini setuju dan kemudian memberikan sebuah biola yang kemudian dimainkan oleh sang iblis.
Saat bangun dari tidur, Tartini lantas segera menulis ingatan lantunan permainan biola yang telah ditampilkan oleh sang iblis di dalam mimpinya. Setelah sukses mencatat lantunan melodi indah yang dimainkan oleh sang iblis, kelak Tartini menghasilkan salah satu permainan biola yang memang terbilang indah dengan judul Devil’s Thrill Sonata.
Dari cerita tersebut banyak yang memperdebatkan kebenarannya dan berasumsi bahwa ini hanya bersifat filosofis supaya nama Tartini akan lebih dikenang dan ada yang menganggap bahwa permainan biola ini sebagai pelampiasa emosi sang iblis yang diusir dari surga. Tartini sendiri mengakui bahwa hasil akhir karyanya yang legendaris ini jauh dari kata sempurna jika dibandingkan dengan apa yang didengarkannya dalam mimpi tersebut.
Satu abad kemudian muncu lagi kepercayaan ada seorang pemain biola lainnya yang dianggap menjuala jiwa ke iblis yaitu Niccolo Paganini. Permainan biola Paganini dikenal sangat indah. Bahkan konon saat Paganini memainkan biolanya, wajahnya akan tampak mengerikan sekali layaknya sosok iblis yang merasuki dirinya.
Paganini juga dipercaya pernah bermain dengan biola yang senarnya rusak tapi masih mampu menghasilkan lantunan melodi indah dan tidak masuk akal bagusnya, bahkan katanya mereka yang menyaksikan penampilan langsung Paganini harus melakukan tanda salib demi mencegah dirasuki sang iblis.
Semua itu semakin diperkuat ketika Paganini wafat pada umur 44 tahun. Dia mengundang seorang pendeta untuk datang dan mendoakannya serta mendengarkan apa yang menjadi permainan biola terakhirnya sebelum wafat, hal ini dianggap sebagai upaya dari pembersihan dan pengembalian jiwanya dari iblis.
Di tahun 1920 hingga 1930 ada juga musisi obert Johnson yang dipercaya bekerjasama dengan iblis untuk membantu tuning gitarnya. Hal ini diperkuat dengan tiga lagu Johnson yang dikenal dengan nama Devil Trilogy yang berisi Cross Road Blues, Hell Hound On My Trail dan Me and the Devil Blues.
Di tahun 1970-1980 industri musik mulai mengenal Black Sabbath yang menerapkan konsep kegelapan penuh horror dan Led Zeppelin yang menerapkan konsep mitologi penuh misteri. Mulai muncul kepercayaan ini lagi, dari menganggap Black Sabbath sebagai pemuja iblis atau Satanis sampai dengan Led Zeppelin yang dianggap memberikan pesan rahasia tentang sosok iblis. Hal ini cukup kontroversial, mengundang tanya dan sampai muncul masalah hukum, tapi kemudian di tahun 1980an muncul gerakan musik yang lebih memberontak.
Muncul band metal yang berani dan blak – blakan menampilkan konsep iblis sekali lagi, seperti Iron Maiden dan Slayer. Sampai kemudian muncul stiker peringatan dalam industri musik yang kita kenal sebagai parental advisory warning. Hal ini mengguncang masyarakat pada saat itu, sampai gerakan organisasi masyarakat dan agama turun tangan menanggapi secara serius.
Saat ini Lady Gaga juga dianggap menjual jiwanya ke iblis berdasarkan caranya berkarya di awal 2010.
Bisa saja sebenarnya cerita ini justru dijual untuk meningkatkan penjualan album atau menaikan nama mereka.