Dalam beberapa kasus, suatu hal dapat dianggap logis atau tidak logis setelah menelitinya. Proses memahami tergantung pada setiap orang atau individu, dan mendalami sesuatu disebut sebagai proses memahami. Menurut KBBI (2020), “logis” berarti “sesuai dengan logika”, “benar menurut penalaran”, dan “masuk akal”. Logika sendiri didefinisikan sebagai pengetahuan tentang kaidah berpikir, ilmu mantik, dan cara berpikir yang masuk akal.
Setelah melihat makna bahasa, benar jika menganggap sesuatu itu logis setelah menelitinya dengan logika. Semua bergantung pada konteksnya; setelah mendalami sesuatu, tidak semua hal akan dianggap logis. Masalah atau celah tersebut adalah masalahnya.
Dua hal yang pada dasarnya logis jika memiliki gap yang jauh maka, pendalamanya akan sulit menghasilkan anggapan logis, begitu pun sebaliknya. Sesuatu atau anggapan yang kita cari tersebut akan menghasilkan bentuk keterhubungan atau bisa disebut korelasi, jika korelasinya jauh maka, akan sulit bukan untuk menarik kesimpulan. Korelasi yang diukur akan menghasilkan tingkat korelasi, semakin dekat korelasi tersebut maka, tingkat kelogisan kesimpulannya akan tinggi. Sebagai contoh: “seekor ayam tertabrak mobil” dan “seekor ayam tertabrak pesawat terbang”. Kedua kalimat tersebut adalah fakta, semuanya ada, bisa kita lihat, makhluk, kejadian, dan benda tersebut nyata adanya, kedua kejadian tersebut juga memunculkan kemungkinan. Tapi, dari kedua kalimat tersebut mana yang tingkat gap dan korelasinya tinggi ? Bukankah “seekor ayam tertabrak mobil” memunculkan kemungkinan logis lebih tinggi dibanding kalimat kedua.
Sangat penting untuk memiliki ruang lingkup untuk mempertahankan batasan kelogikaan dalam proses berpikir untuk mendalami sesuatu. Ini dilakukan agar pemahamannya tidak melenceng jauh dan agar kita tidak terjebak dalam pemikiran kita sendiri, yang pada akhirnya akan menghasilkan bias. Walaupun keduanya memiliki kemungkinan, kedua kalimat di atas juga menunjukkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Karena itu, seringkali diabaikan, yang menghasilkan kata tidak logis. Memunculkan kesimpulan yang tidak logis juga termasuk dalam pendalaman berlogika atau secara logis.
Karena itu, tidak semua hal dapat dianggap masuk akal jika dipikirkan lebih jauh. Jika seseorang menganggap sesuatu itu logis setelah memeriksanya dengan logika, jawabannya adalah “ya”. Ini karena faktor-faktor tertentu.