Itu mahal!
Anak-anak zaman sekarang menurut saya lebih tertekan ketimbang anak-anak zaman dulu; saya masih ingat ketika ayah saya melamar ibu saya, tidak ada banyak pertimbangan yang dipertimbangkan, yang penting adalah ingin bekerja.
Bahkan tetangga saya menceritakan bahwa saat dia menikahi istrinya, dia hanya memiliki beberapa perhiasan sederhana, meskipun istrinya adalah orang kaya. Namun, saat anaknya akan dilamar, syaratnya sudah melampaui untuk melamar istri raja. Dulu bapaknya kurang mampu menikahkan anak dengan uang seadanya, tetapi sekarang dia ingin menikah dengan orang kaya. Ini adalah komedi.
untuk menikah paling tidak harus siap 50–100 juta, itu untuk daerah yang belum banyak aturan adat istiadatnya, alias berapa ada uang “hayuk mas”, yang penting mahar ada dan resepsi bisa terselenggara. untuk yang masih kental adatnya, ada hitungannya lagi, kalau tamatan s1, udah beda lagi, tamatan s2 juga udah berbeda lagi, semua itu tidak bisa disama ratakan.
Selain masalah pakaian, papan, dan makanan, ibu menteri keuangan telah menyatakan bahwa generasi milenial akan menghadapi tantangan untuk memiliki rumah pribadi. Dengan inflasi yang tidak terkendali, keinginan untuk mencicil rumah, inflasi yang tiba-tiba tinggi, dan kemungkinan serangan nuklir, situasi menjadi lebih rumit.
Saya melihat fenomena aneh beberapa waktu ini. Pada tahun 2010, banyak orang masih berpenghasilan di bawah 2 juta dolar, tetapi pada tahun 2023, penghasilan mereka masih di bawah 2 juta dolar. Ini terjadi meskipun inflasi naik setiap tahun, jadi sebenarnya penghasilan kita kadang-kadang masih kurang dari inflasi. Akibatnya, banyak orang tidak bisa membayar tagihan untuk masa depan.