Mungkin karena perbedaan masa saat tumbuh, sebab pandangan seseorang juga dipengaruhi lingkungan sosial tempatnya bertumbuh.

Sekarang ini sudah masuk eranya inovasi teknologi canggih dan keterbukaan informasi, mencari informasi seputar sejarah Yunani kuno saja sudah begitu mudahnya tinggal mencari lewat situs pencarian. Kebanyakan yang termakan hoaks ini kan rata — rata tumbuh di era dan waktu yang belum selayak sekarang.

Apalagi kita harusnya paham bahwa pemerintahan Orde Baru cenderung tertutup dan sangat sigap jika berbicara penyensoran. Sudah pemerintahannya cenderung menutup akses keterbukaan informasi, teknologi zaman dulu juga belum canggih sehingga semakin sulit orang untuk mengakses informasi luas.

Akhirnya sumber mereka dari orang terdekat, entah itu keluarga sendiri atau sahabat sepermainan. Zaman dulu cukup bermodalkan “katanya” saja orang pasti langsung begitu polosnya percaya dan kalau mau melawan tentu kesulitan karena bingung bagaimana membuktikannya, karena sejak kecil sampai sekarang sudah terbiasa seperti itu akhirnya tidak mampu beradaptasi sepenuhnya ketika zaman sudah berubah.

Kemudian soal generasi Y dan Z, alasan mengapa mereka mayoritas tidak mudah termakan isu dan hoaks sebenarnya dikarenakan memang mereka sudah tumbuh di waktu di mana teknologi begitu melonjak drastis. Pemerintahan era Reformasi juga mulai perlahan berbenah dan membuka diri dibandingkan pemerintahan sebelumnya, kombinasikan kedua hal ini tentunya akan menghasilkan generasi baru yang lebih mampu berpikir kritis dan bisa cenderung menerima diskusi.