Auto Rejection Atas (ARA) terjadi ketika harga saham mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai batas atas yang ditetapkan oleh bursa. Salah satu ciri-ciri saham yang terkena ARA adalah tidak ada lagi order di antrian jual (offer). Sebagai contoh, jika saham X ditutup pada harga Rp3.000 kemarin, maka batasan ARA untuk saham ini adalah sebesar 25%. Maka, kenaikan harga saham X pada hari ini maksimal adalah: Rp3.000 + (Rp3.000 x 25%) = Rp3.750. Jika harga saham X melampaui angka Rp3.750, maka saham X akan mengalami ARA.
Auto Rejection Bawah (ARB) terjadi ketika harga saham mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu ciri-ciri saham yang terkena ARB adalah tidak ada lagi order di antrian beli (bid). Sebagai contoh, jika saham Y ditutup pada harga Rp5.000 kemarin, maka batasan ARB yang berlaku sejak pandemi adalah sebesar 7%. Maka, penurunan harga saham Y maksimal adalah Rp5.000 – (Rp5.000 x 7%) = Rp4.650. Jika harga saham Y mencapai batas bawah di angka Rp4.650, maka saham Y akan mengalami ARB.