Ada beberapa alasan mengapa bahasa pemrograman D (dlang) mungkin kurang populer di kalangan pengembang. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin memengaruhinya:
- Kurangnya Kesadaran: Banyak pengembang mungkin tidak familiar dengan bahasa D. Popularitas sebuah bahasa sering bergantung pada sejauh mana pengembang mengetahui dan menggunakan bahasa tersebut. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang D, pengembang cenderung tidak mempertimbangkan untuk menggunakannya.
- Kurangnya Dukungan dan Sumber Daya: Bahasa pemrograman populer umumnya memiliki ekosistem yang luas, termasuk dokumentasi, forum, tutorial, dan pustaka yang didukung komunitas. D mungkin kalah dalam hal ini dibandingkan dengan bahasa lain seperti Python, JavaScript, atau C++, yang memiliki lebih banyak sumber daya dan dukungan.
- Kompatibilitas Mundur: D memperkenalkan beberapa perubahan signifikan dari sintaks dan fitur dibandingkan dengan bahasa C dan C++, yang merupakan bahasa yang telah mapan dan banyak digunakan. Pengembang yang terbiasa dengan C atau C++ mungkin merasa perlu mempelajari sintaks dan paradigma baru ketika beralih ke D, yang bisa menjadi hambatan.
- Kurangnya Pengembangan Aktif: Bahasa pemrograman memerlukan pengembangan aktif untuk tetap relevan dan mengikuti tren industri. Jika pengembangan bahasa D tidak cukup aktif, ia mungkin kehilangan daya tarik bagi pengembang yang mencari inovasi dan pembaruan teknologi.
Namun, popularitas bahasa pemrograman dapat berubah seiring waktu dan dipengaruhi oleh faktor seperti kebutuhan industri, dukungan perusahaan, performa bahasa, dan komunitas pengembang yang aktif.