Tentu saja, kamu bisa menulis pandangan pribadi mengenai klaim tersebut. Berikut adalah parafrase dari perspektifmu:
—
Ada banyak makna dari kata ‘Islam’. Bagaimana jika kita melihat ‘Islam’ bukan hanya sebagai label agama, tetapi dalam konteks yang lebih universal? Secara etimologis, ‘Islam’ berasal dari kata yang berarti ‘penyerahan’, yaitu sikap hidup yang sepenuhnya berserah kepada apa yang disebut Tuhan. Ini berarti mengadopsi sikap seperti penerimaan total, cinta, belas kasih, dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian, mengenai Surga: Bagaimana jika kita mendefinisikan Surga bukan sebagai suatu tempat, tetapi sebagai ‘keadaan eksistensi’? Ini adalah kondisi jiwa yang damai dan penuh sukacita, yang terhubung dengan Tuhan dan kehidupan itu sendiri. Bayangkan keadaan di mana kita benar-benar bisa mengalami Cinta Tanpa Syarat, Kebahagiaan, Tujuan, dan Makna, sehingga individu tersebut merasa ‘penuh’ dari dalam diri dan mencerminkan ketenangan dalam menjalani kehidupan. Dengan kata lain, Surga adalah di sini dan sekarang, bukan sesuatu yang ditunggu setelah kematian.
Dengan melihat ‘Islam’ dan ‘Surga’ dari sudut pandang ini, klaim yang sebelumnya terasa eksklusif dan memisahkan, tiba-tiba menjadi sangat inklusif. Dengan menjalani kehidupan sesuai prinsip ‘Islam’, yaitu menyerahkan diri kepada alur cerita Tuhan atau Semesta, kita akan merasakan buah manis dari keadaan yang diliputi oleh Cinta, Kebahagiaan, dan Ketenangan yang melampaui pemahaman.
Almarhum ayahku dulu sangat suka membaca Surah Al-Fajr, khususnya ayat 27–30, yang menurutku merupakan sebuah ajakan lembut dari Tuhan:
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu …”
Yang disapa di sini adalah jiwa-jiwa yang tenang. Setelah semua keraguan dan pergolakan jiwa mereda, jiwa yang tenang dapat terhubung dengan Tuhan.
Tuhan sendiri bukanlah sosok atau benda, tetapi petunjuk — sebuah arah. Namun, itu akan menjadi topik yang panjang untuk dibahas lebih lanjut. Intinya, setiap jiwa memiliki kesempatan untuk merasakan keindahan dan manisnya koneksi dengan alam semesta eksternal melalui kedalaman ketenangan batin.
—
Semoga ini sesuai dengan pandanganmu!