Perwakilan Indonesia di ajang The 93rd Academy Awards atau Piala Oscar yang digelar pada 25 April 2021 adalah film “Impetigore” dari Perempuan Tanah Jahanam. Film ini berhasil lolos seleksi yang dilakukan oleh Komite Seleksi Oscar di Indonesia berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan oleh AMPAS. Film ini dinilai memenuhi kriteria seperti penyutradaraan dan skenario.
Perempuan Tanah Jahanam berhasil mengungguli 59 film lainnya yang masuk dalam seleksi dan akan berkompetisi di kategori Film Fitur Internasional Terbaik di Piala Oscar. Film ini menjadi film horor pertama yang mewakili Indonesia di ajang prestisius Piala Oscar. Meskipun demikian, film ini masih harus bersaing dengan film-film dari negara lain untuk mendapatkan nominasi di Piala Oscar.
Alasan dipilihnya film ini adalah karena memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh AMPAS. Untuk bisa mewakili sebuah negara, sebuah film harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, mulai dari syarat administrasi hingga detail-detail yang memenuhi kategori tertentu. Misalnya, film harus memiliki durasi lebih dari 40 menit, memenuhi format film dari segi ukuran gambar, bentuk produksi, dan audio.
Selain itu, film ini juga telah mendapatkan banyak penghargaan. Film Perempuan Tanah Jahanam telah meraih penghargaan seperti Premiere di festival bergengsi Sundance Film Festival pada Januari 2020, Melies Award for Best Asian Film di Bucheon Internasional Fantastic Film Festival 2020 di Korea Selatan, 17 nominasi Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia, dan menjadi film dengan jumlah nominasi terbanyak sepanjang sejarah gelaran Piala Citra. Penghargaan-penghargaan ini menunjukkan nilai dan kualitas film tersebut.
Selain itu, film ini juga ingin menghapuskan stereotip kasta dalam industri film. Menurut Garin Nugroho, Ketua Komite Seleksi Oscar di Indonesia, sudah saatnya film horor tidak lagi dianggap remeh.
Terakhir, film ini mampu merepresentasikan Indonesia dalam perhelatan film terbesar di dunia. Film ini berhasil menggambarkan mistisme dari kebudayaan dan kesenian Jawa dengan sangat kuat. Ini juga menjadi momen penting untuk menunjukkan perkembangan dan kemajuan perfilman Indonesia di mata dunia.