Saya akan menjawab dari sudut pandang islam.
Jin mampu menyerupai abanyak hal dan apapun. Jin menyerap energi ketakutan manusia.
“Jin berkamuflase menjadi apa yang manusia pikirkan”, kata Ki Prana Lewu di channel Youtube-nya.
Maksudnya jin itu mendengar pembicaraan manusia. Misalnya dulu anak-anak kecil sering ditakuti akan bertemu makhluk berbulu hitam yang menyeramkan agar tidak keluar rumah. Maka jin yang mendengarkan itu dia akan berkamuflase sesuai yang manusia pikirkan.
“Tujuannya agar kita takut kepada bangsa mereka,” kata Ki Prana Lewu.
Katanya sih, sebelum islam masuk di Indonesia, masih pada zaman Hindu-Buddha, tidak ada hantu pocong. Pocong adalah cara pemakaman umat Islam di mana mayat dibungkus dan dikubur daripada dikremasi. Masyarakat pada masa itu melihat fenomena ini dengan takut. Jadi, jin-jin yang tahu itu menggunakannya untuk menyerupai pocong dan menakut-nakuti manusia. Itu sebabnya, meskipun negara islam, tidak ada hantu pocong di Arab. Ini karena mereka telah terbiasa dengan mayat pocong dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang menyeramkan.
Contoh lain atas pendapat ini adalah sering ditemukannya hantu yang menyerupai orang yang sudah mati. Menurut kepercayaan kami, seseorang yang sudah mati tidak akan pernah kembali ke bumi hanya sekedar untuk menakut-nakuti manusia. Itu adalah ulah jin yang menyerupai orang yang sudah mati. Contoh jelasnya orang-orang di sekitar tol Cipularang yang katanya sering melihat hantu seperti manusia dengan anggota tubuh tidak lengkap, seperti korban kecelakaan.
Di barat juga demikian. Mereka membuat sendiri mitos-mitos seperti sosok vampir, slanderman, dan sirenhead. Jin-jin di sana pun menyerupai apa yang manusia bayangkan. Semua itu agar manusia takut kepadanya. Jin sangat senang jika kita takut kepada mereka.
“Ketika jin menampakkan diri artinya mereka telah masuk ke alam manusia. Artinya mereka juga terkena hukum fisika di alam manusia. Mereka bisa disentuh, dipukul, dst. Jangan takut. Kejar saja mereka. Nanti mereka akan hilang dengan sendirinya. Karena mereka sadar itulah kondisi terlemah mereka (masuk ke alam yang bukan alamnya). Seperti ikan hiu yang kuat dan ganas, tetapi keluar dari laut dan masuk ke darat. Itulah kondisi terlemah hiu. Sehingga kita bisa mengalahkannya dengan pisau dapur,” kata Ustadz Zulkifli Muhammad Ali, Lc, ustadz yang berkecimpung di dunia rukyah.
Itulah kenapa hantu di setiap daerah berbeda-beda. Bahkan saya yang merantau jauh di daerah yang mayoritas non muslim, saya bertanya pada teman-teman saya yang indigo, saya tanya kepada mereka, “pernah melihat hantu seperti ini?”, Kata saya sambil menunjukkan gambar pocong. Mereka menjawab tidak.
Thanks…