Pada tahun 2015-2016, orang di luar Jerman mungkin pernah melihat gambar seperti ini dan berpikir:
Angela Merkel (mantan kanselir Jerman 2005–2021) berfoto dengan Anas Modamani, seorang pengungsi dari Syria
Pihak Jerman menyambut kedatangan para pengungsi di stasiun kereta utama di Munich.
Sukarelawan membagikan makanan dan minuman untuk pengungsi yang baru saja tiba di stasiun kereta utama di kota Frankfurt am Main.
Banyaknya ide-ide baik yang muncul dari aksi solidaritas sebagian warga Jerman membuat warga Jerman di luar negeri/pengungsi menganggap Jerman sebagai negara penyambutan dan negara pendatang.
Imigran, pengungsi atau pekerja asing yang akhirnya menetap di Jerman sebenarnya bukan hal yang baru.
Orang Turki, yang dulunya datang ke Jerman untuk bekerja sementara, kini tinggal di sana secara permanen, merupakan kelompok imigran terbesar di Jerman.
Apakah mereka diperlakukan ramah orang Jermannya sendiri?
Berdasarkan pengamatan saya, hal ini tidak terjadi. Kenyataannya, yang sering terjadi justru sebaliknya.
Masih banyak diskriminasi laten (tersembunyi) yang mereka alami, baik itu di lingkungan sekolah/tempat kerja, dalam mencari kerja/apartemen dsb. Bahkan untuk para generasi yang sudah lahir dan tumbuh di Jerman sekalipun.
Selain itu, persepsi bahwa negara Jerman menguntungkan imigran/pengungsi berasal dari kenyataan bahwa kehidupan mereka dijamin oleh pemerintah.
Di negara Jerman (dan negara-negara maju lainnya), memang orang tidak akan sampai kelaparan dan kedinginan sampai meninggal karena tidak punya tempat tinggal sih.
Dukungan kecil/dasar dari pemerintah atau lembaga amal selalu diberikan dan tidak dianggap remeh. Namun tidak jarang mereka yang menerima bantuan rela bekerja sendiri, atau mencari uang, hingga membayar pajak kepada pemerintah.
Terlepas dari itu, banyak juga kok orang di Jerman yang tidak ramah terhadap imigran, bahkan bisa dibilang jahat keterlaluan.
Biasanya mereka yang seperti itu orang-orang yang
- Mereka memuji Adolf Hitler, percaya diri mereka lebih unggul dan mengkhawatirkan orang asing.
- termasuk di golongan ekonomi kelas bawah, menganggap imigran/pengungsi akan “mencuri” pekerjaan/kesempatan kerja mereka. Selain itu, mereka merasa iri dan merasa pemerintah lebih memerhatikan para pengungsi daripada mereka (warga asli Jerman) yang padahal kesulitan ekonomi
- merupakan kombinasi dari dua kriteria di atas
- Mereka berpendidikan dan memiliki kondisi ekonomi yang baik, namun mereka tetap membenci orang asing.
Kekejaman Jerman terhadap orang asing:
- Eksekusi Amadeus Antonio oleh neo-Nazi (pendukung Hitler setelah berakhirnya era Nazi). Antonio adalah seorang pekerja Angola yang dibunuh karena dia orang asing dan berkulit hitam.
- Pembakaran tempat penampungan orang asing dan pekerja asing dari Vietnam di Rostock-Lichtenhagen.
- Sejak tahun 2015, masuknya pengungsi: serangan terhadap rumah sakit jiwa dan penduduk asing telah meningkat (pembakaran, kekerasan dan kekerasan non-verbal).
- Penembakan di Shisha-bar yang bermotif rasisme terhadap orang asing di kota Hanau.
Kesimpulannya, menurut saya orang Jerman tidak menyukai imigran. normal
Kebanyakan orang Jerman memang sangat menghargai hak-hak dasar/asasi manusia dan memiliki solidaritas yang tinggi, yang kalau dibandingkan dengan standar negara asal para imigran/pengungsi ya terhitung (sangat) ramah dan dermawan.
[1] Interview mit Anas Modamani: „Frau Merkel ist eine Heldin für mich“
[2] Gesellschaft und Flüchtlinge – Angst zulassen
[3] Welle der Hilfsbereitschaft für Flüchtlinge
[4] Wer war Amadeu Antonio?
[5] Rechtsextreme Krawalle in Rostock-Lichtenhagen 1992
[6] Fremdenfeindliche Anschläge
[7] Anschlag in Hanau 2020 – Wikipedi