Alasan diplomatisnya adalah untuk menghormati kedua negara yang memiliki hubungan diplomatik satu sama lain. Dalam berhubungan secara resmi, memang seharusnya kita menggunakan nama resmi negara tersebut. Hal ini juga tercermin dalam penggunaan nama negara itu sendiri.
Gambar 1: dari kiri ke kanan, Ri Sol-ju dan Kim Jong-un, Moon Jae-in dan Kim Jung-sook.
Memang menarik bagaimana nama-nama ini memuat lapisan sejarah dan konteks diplomatik. Nama Korea Selatan sebagai 대한민국 (Daehan Minguk) menghubungkan pada sejarah panjang dari Samhan dan Kekaisaran Korea, sementara Korea Utara menggunakan nama 조선민주주의인민공화국 (Choseon Minjujui Inmin Gonghwaguk) untuk menekankan kontinuitas dengan Dinasti Joseon dan aspek ideologis modernnya. Nama-nama ini mencerminkan identitas historis dan politik masing-masing negara, serta kebijakan diplomatik dalam interaksi internasional.
Gambar 2: Peta Dinasti Joseon
Perbedaan sebutan ini juga dipengaruhi oleh pandangan politik masing-masing negara. Korea Utara menolak menggunakan nama **Han** karena hal itu akan mengakui keberadaan Korea Selatan sebagai negara sah. Sebagai gantinya, mereka memakai nama **Joseon** dan menyebut Korea Selatan sebagai **Nam-Joseon** (南朝鮮), yang berarti “Joseon Selatan.” Di sisi lain, Korea Selatan tidak menggunakan nama **Joseon** karena itu akan mengakui keberadaan Korea Utara sebagai negara sah dan memilih **Bukhan** (北韓), yang berarti “Han Utara.”
Negara-negara asing seperti Jepang, Tiongkok, dan Vietnam menyebut Korea Selatan sebagai **Hanguk** (韩国) sesuai dengan nama resmi mereka, mengingat hubungan diplomatik yang ada.
Untuk Korea Utara, nama resmi adalah **Joseon** dan negara-negara tersebut, kecuali Jepang, menggunakan nama ini karena menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
Jepang, yang pernah menjajah semenanjung Korea dan menggunakan nama **Chosen** (朝鮮) selama masa penjajahan, kini menyebut Korea Utara sebagai **Kita-chosen** (北朝鮮). Penambahan **Kita** yang berarti “utara” membantu membedakan Korea Utara dari Korea Selatan, yang dikenal sebagai **Kankoku** (韓国). Karena Jepang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara, mereka terus menggunakan istilah **Kita-chosen** (北朝鮮) untuk merujuk kepada Korea Utara.
https://www.hokkoku.co.jp/articles/-/733534
Silahkan lihat redaksi di atas, Jepang menggunakan Kita-chosen untuk merujuk pada Korea Utara. Judul berita tersebut kurang lebih adalah “Korea Utara tidak mengumumkan peluncuran roket lagi selama dua kali berturut-turut. Jepang, Amerika, dan Korea Selatan (韓) waspada”.
Tiongkok = 朝鲜 /cháoxiǎn/ untuk merujuk pada Korea Utara sesuai dengan nama resmi mereka dan 韩国 /hánguó/ untuk merujuk pada Korea Selatan sesuai dengan nama resmi mereka.
https://news.sina.com.cn/w/2022-05-12/doc-imcwiwst6939509.shtml
Selanjutnya lihat redaksi dari Tiongkok ini menyebut 朝鲜, bukannya 北朝鲜 karena Tiongkok punya hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
Vietnam = Triều Tiên (朝鮮) untuk merujuk pada Korea Utara sesuai dengan nama resmi mereka dan Hàn Quốc (韓國) untuk merujuk pada Korea Selatan sesuai dengan nama resmi mereka.
https://www.vietnamplus.vn/chude/quan-he-viet-namtrieu-tien/1013.vnp
Terakhir coba diperhatikan redaksi Vietnam. Di sana tertulis Triều Tiên dan bukannya Bắc Triều Tiên (北朝鮮). Redaksi tersebut berarti Hubungan Vietnam dan Korea Utara.
Nah, alasan diplomatis dan politis adalah alasan mengapa Korea Selatan disebut sebagai Hanguk (韓国) dan Korea Utara tetap disebut dengan Joseon (朝鮮).
Semoga menjawab.
Sumber gambar: