Peluang Ganjar Pranowo menjadi capres bisa jadi tidak sebesar Anies Baswedan.

Anies dalam jajak pendapat berbagai survey menduduki peringkat atas, meskipun bukan teratas. Dia juga menjadi pilihan menarik karena menjadi antitesis dari partai penguasa. Jadi, kalau ada ketidakpuasan terhadap penguasa maka Anies lah menjadi alternatif pelarian suara.

Sebaliknya Ganjar Pranowo walaupun merupakan figur yang lumayan populer tapi pencapresan dirinya amat tergantung dari partai pengusungnya yang dalam hal ini adalah PDIP. Ganjar pernah kena teguran keras dari Puan dan Bambang Pacul bulan lalu, ini menjadi langkah rasional bagi Ganjar untuk mengerem ambisi dirinya menjadi Capres. Biar bagaimanapun ibunya Puan alias Megawati yang mempunyai hak prerogatif untuk menentukan siapa calonnya, karena dia memang pendiri partai yang tidak bisa diganggu gugat.

Belum lagi suara yang mendukung Ganjar mayoritas diharapkan datang dari Jawa Tengah, lumbung suara tradisonal bagi PDIP. Bagaimana kalau Ganjar membangkang)dengan tetap nekat menonjolkan diri demi pencapresan. Sayang sekali kultur Jawa khususnya Jateng memandang orang yang terlalu berambisi sebagai hal yang tidak baik. Jadi PDIP tanpa Ganjar masih solid di Jawa Tengah, tetapi Ganjar tanpa PDIP bagai ayam kehilangan induknya.

Ada kemungkin saja Ganjar dilirik oleh partai lain, pun apabila Capres Cawapres yang maju ada 3 pasang. Kalau hanya 2 pasang saya kira tipis kemungkinannya karena partai oposan akan menomor satukan Anies. Jadi Ganjar cuma bisa dicapreskan oleh partai yang tidak puas dengan PDIP dalam hal pemilihan Cawapres.