Untuk saya, orang tua toksik itu seperti ciri ini.
- Ekspektasi Berlebihan
Ini adalah salah satu tanda toxic parents yang paling sering terjadi dan kita sendiri pun pasti pernah mengalaminya. Ada kalanya mimpi dan cita-cita anak dibuyarkan dengan ekspektasi2 orangtua sendiri yang berlebihan.
Ketika anak-anak ingin menjadi seorang musisi, orangtua membuyarkan mimpi-mimpinya dengan memberikan segala komentar negatif tentang musisi. Lalu mengarahkan anak untuk menjadi apa yang orangtua inginkan.
Dengan ekspektasi yang tinggi, orangtua berpikir bahwa ini adalah untuk kebaikan anak. Mereka akan bahagia jika menuruti apa yang telah orangtua rencanakan untuknya. Akan tetapi, seharusnya orangtua pun bisa berpikir dari sudut pandang anak.
Sering kita temui bahwa ekspektasi yang berlebihan tanpa memikirkan posisi anak akan membuat anak-anak terbebani. Ini sering ditemukan pada orangtua generasi terdahulu.
2. Membicarakan Keburukan Anak
Sama seperti orangtua, anak-anak sejatinya juga memiliki harga diri. Ucapan sepele seperti, “Waduh, anakku ini susah sekali disuruh bangun pagi! ” juga termasuk kategori membicarakan keburukan anak. Kamu harus tahu bahwa membicarakan keburukan anak, apalagi didengar langsung oleh si anak bisa melukai hatinya.
Jika hal ini terus dilakukan, anak-anak bisa kehilangan kepercayaan diri, menumbuhkan sikap rendah diri, dan mempermalukan anak. Sebagai orangtua, sebaiknya jagalah privasi anak.
3. Egois
Orangtua dengan kriteria ini biasanya selalu mengukur segala sesuatu sesuai dengan perasaannya. Perasaan orangtua adalah salah satu tolak ukurnya. Pernahkan Kalian jengkel kemudian memarahi anak dengan kalimat, “Apa kalian tidak kasihan dengan mama/papa? Apa kalian ingin Mama/papa cepat mati?”
Sepertinya sepele,ya. Akan tetapi, tindakan seperti ini bisa membuat anak merasa terbebani. Mereka harus bertanggung jawab atas perasaan orangtuanya.
Bila maksudnya adalah agar anak memahami perasaan orang lain atau agar anak bisa berempati, sebaiknya gunakan cara lain yang lebih efektif,tentu dengan pendekatan yang tepat pula.
4. Menjadi Serangga
Jangan berperilaku seperti monster jika Anda tidak ingin anak Anda menjadi monster. Anak-anak benci orang tua yang suka memukul dan membentak mereka. Tujuannya mungkin adalah agar anak menjadi disipliner dan tidak manja, tetapi tindakan seperti ini justru akan membuat anak menjadi monster seperti Kalian.
Kalian harus menyadari bahwa tanggung jawab orangtua adalah memberikan rasa aman kepada anak-anak mereka. Anak-anak tidak harus dididik dengan kekerasan.
5. Menjadi Rentenir
Ini adalah istilah untuk orangtua yang selalu mengungkit tentang besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak. Hal tersebut dijadikan alat supaya anak-anak mengikuti kemauannya. Semacam mekanisme pertahanan orangtua ketika anak-anak ingin menentukan jalan hidupnya sendiri.
Sebagai anak, kita tentu sepakat bahwa orangtua telah berkorban begitu banyak untuk anak-anak demi masa depan anak yang cemerlang. Akan tetapi, sekali lagi, anak-anak juga berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Jangan memaksa anak untuk mewujudkan mimpi orangtua yang belum tercapai.
6. Melontarkan Candaan yang Mengecilkan Hati Anak
Lelucon ringan tentang warna kulit, bentuk tubuh, atau rambut yang gimbal sekilas terlihat biasa saja. Orangtua sering sekali membuat hal tersebut sebagai bahan candaan di depan saudara. Akan tetapi, pernahkah Anda melihat bagaimana ekspresi anak saat Anda melontarkan candaan-candaan tersebut?
Jika anak tampak sedih atau marah, itu menunjukkan bahwa candaan kita sudah berlebihan. Ini tidak berarti anak-anak Kalia terlalu sensitif atau “drama”. Anda telah melanggar privasi sesama manusianya. Harga dirinya mungkin terluka. Untuk alasan ini, segera minta maaf.
7. Berterusan Menyalahkan Anak
Kita tidak bisa selalu mengharapkan kehidupan yang baik; naik-turun adalah hal yang sangat wajar dalam kehidupan.
Satu hal yang membuat keadaan keluarga menjadi buruk adalah ketika orang tua selalu menyalahkan anak-anak mereka. Jika Anda menjadi orang tua yang buruk untuk anak-anak Anda, Anda adalah orang tua yang buruk.
Semoga orang-orang yang sudah atau akan menjadi orangtua menghindari sifat-sifat yang disebutkan di atas. Aamiin.