Ada loh. Suamiku. Beberapa waktu setelah tiba-tiba tanpa sebab suami mengaku selingkuh, dia mengalami kecelakaan dan harus masuk rumah sakit karena tulang bahunya patah. Dia tidak bisa makan, mandi, bahkan buang air besar sendiri. Dan siapa yang merawatnya? Tentu saja, AKU! Dengan ikhlas dan tulus aku merawat suami yang selingkuh itu, membuatnya semakin merasa terpuruk dan menyesali perbuatannya yang telah menyakiti istri yang cantik, baik hati, dan rajin menabung seperti aku ini. Suami bahkan pernah mencoba bunuh diri dengan melukai tangannya sendiri dan mencoba menusukkan pisau ke perutnya karena dia sangat frustasi dan menyesali perbuatannya. Dia hanya menangis sepanjang hari dan tubuhnya semakin kurus. Semoga ini bisa membuatnya sadar dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Sejak kejadian itu, aku masih memainkan peran sebagai istri yang melayani suami dengan sepenuh hati. Aku melakukan introspeksi diri dan meningkatkan pelayananku kepada suami dalam segala hal. Dan suami, dia membuatku semakin jatuh cinta setiap harinya dengan semua perlakuannya yang luar biasa baik untukku dan anak-anak kita.
Untuk mendapatkan kembali hakmu, tidak perlu marah-marah menyalahkan dan melabrak pelakor. Suamiku juga brengsek, kan butuh dua orang untuk menari tango, kan? Aku tidak menghina dia saat kami sepakat bertemu berempat, aku, suamiku, pelakor, dan suaminya. Oh ya, aku mengenakan pakaian terbaikku, berdandan cantik, berjalan dengan tegap, dan tersenyum. Bahkan aku berjabat tangan dengan pelakor, selama pembicaraan aku menampilkan senyum tipis namun dengan pandangan yang menakutkan, hahahaha. Setelah berbicara panjang lebar, menurut suami pelakor, sang istri sudah siap dan mantap meninggalkan suami dan dua anaknya demi bersama suamiku. Di depan suaminya, pelakor, dan aku, suamiku meminta maaf kepada kita semua karena telah menjadi orang yang brengsek, *YA dia brengsek* merusak rumah tangganya sendiri dan orang lain. Suami dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak memilih pelakor dan ternyata itu membuatnya cukup terkejut. Setelah pertemuan itu, dia tidak menerima dan terus menghubungi suamiku dan kabarnya pelakor sampai masuk rumah sakit juga, entah karena apa. Mungkin karena stres karena tidak dipilih.
Setelah kejadian itu, aku menerima banyak teror berupa sms yang menyebutkan aku sebagai perempuan murahan, lonte, dan kata-kata kejam lainnya. Aku merasa ingin tertawa terbahak-bahak, lonte teriak lonte. Lucunya, teror sms itu hanya dikirimkan kepadaku, padahal aku adalah korban. Mengapa malah aku yang diteror, sedangkan suamiku sebagai pelaku tidak pernah mendapatkan teror sms seperti itu.
Ya begitulah, saudara-saudara, jangan selingkuh ya. Suamiku diam-diam sekarang masih terkadang ketahuan menangis saat sholat atau merokok sendirian di malam hari. Padahal kejadian itu sudah sekitar 8 tahun yang lalu, dan percayalah dia sudah mendapatkan karma-nya. Doakan agar rumah tangga saya dan suami selalu bahagia hingga akhir hayat, teman-teman quorawan quorawati. Maaf jika ceritanya berantakan, ini pertama kali saya menulis di Quora. Mungkin lain waktu saya akan menceritakan tentang perselingkuhannya.