1. Apakah semua mesinnya masih asli?
2. Spesifikasi oli yang sedang digunakan apa ya?
3. Bahan bakarnya apa yang digunakan?
Begini penjelasannya:
1. Jika ada beberapa bagian yang telah diubah, ECU perlu disetting ulang. Misalnya, jika mengganti knalpot asli dengan knalpot aftermarket, ECU harus disetting ulang untuk mengatur bahan bakar. Contoh lainnya adalah jika mengganti noken as/camshaft dengan produk aftermarket atau mengubah durasi dan lift, maka penyesuaian juga perlu dilakukan pada ECU. Hal ini karena pengaturan ECU pabrik sudah disesuaikan dengan spesifikasi mesin yang ada. Jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi bearing/klaher krukas karena part tersebut berhubungan langsung dengan putaran mesin.
2. Standar spesifikasi SAE untuk oli motor bebek 100–150cc umumnya adalah 10w-40. Angka tersebut mengacu pada tingkat kekentalan oli. Semakin tinggi angka SAE, maka semakin kental oli tersebut. Efeknya adalah perlindungan yang lebih baik terhadap gesekan komponen mesin, namun dengan kekentalan yang semakin tinggi, kinerja mesin juga semakin berat. Prinsip ini berlaku sebaliknya.
3. Nilai oktan bahan bakar tergantung pada kompresi mesin motor. Semakin tinggi kompresi motor, semakin tinggi kebutuhan akan oktan bahan bakar. Bahan bakar dengan oktan rendah akan mudah terbakar dengan tekanan kompresi yang rendah (dan sebaliknya). Jika kompresi motor tinggi (misalnya 12:1) menggunakan bahan bakar dengan oktan rendah (misalnya RON 90), kemungkinan besar akan terjadi knocking di mana bahan bakar akan terbakar sebelum piston mencapai titik mati atas. Hal ini dapat membuat kerja mesin semakin berat bahkan dapat menyebabkan kerusakan. Prinsip ini juga berlaku sebaliknya. Jika kompresi motor rendah (misalnya 9:1) menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi (misalnya RON 95), maka bahan bakar tidak akan terbakar dengan sempurna dan