Tulisan diatas udah mewakili ya saya rasa, saya hanya akan melengkapi karena kebetulan saya sendiri seorang queer.
Indonesia memang sangat abu-abu, pada awalnya saya kira sewaktu saya masih belia, hanya saya yang spesial di negara ini, wuihh ternyata setelah kenal Twitter dan memiliki sudut pandang tentang negara ini secara lebih luas lagi, bahwasanya queer cukup banyak ditemui di negara kita tercinta ini, disamping itu saya lebih senang karena merasa tidak sendirian, namun saya sedih karena melihat berbagai drama yang mengesankan komunitas kami semakin mendapat citra buruk di tengah masyarakat Indonesia.
Seks dan hubungan badan straight saja masih jadi hal yang cukup tabu, seenggaknya di lingkungan tempat tinggal saya, dan ini benar benar terlepas dari unsur agama, seseorang yang tidak rajin ibadahnya saja berpotensi tetap virgin sampai menikah disini, betul tidak?
Karena pada dasarnya kita sebagai orang Timur memiliki budaya, sistem pendidikan, serta lingkungan yang mengajarkan kita bahwa hal seperti itu adalah hal yang sama sekali tidak pantas dibahas dengan orang lain bahkan kepada orang terdekat sekalipun, hal ini tidak ditemui di western culture karena sejatinya mereka dari awalnya memang cenderung terbuka menganai hal seperti ini, dan saya tentu aja mendukung budaya orang Barat karena saya kapitalis, eh. Maksudnya saya setuju bahwa di abad 21 ini seharusnya seks dan pendidikan tentang itu sudah sepantasnya diajarin ke anak anak muda kita, edukasi seperti ini malah mungkin bisa dianggap tidak baik dan malah dianggap mengajarkan seks kepada remaja!
Untuk masalah komunitas LGBTQ+ seperti saya, mungkin saya dapat bertindak sebagai perwakilan di sini. Kami tidak perlu diterima, kami tidak menuntut pernikahan sesama jenis dilegalkan (walaupun saya sendiri tidak akan pernah menikah dan memiliki keturunan), kami hanya ingin hidup tenang dan damai. Jika suatu hari nanti kami dihukum karena mencintai seseorang yang kebetulan sesama jenisnya, apakah hati kami telah salah memilih? cyaeaelah
Apakah hanya karena kami memilih sesama jenisnya, cinta kami salah?