Lingga Siwa itu air mancur
(menyangkal penemuan baru peninggalan arkeologi Hindu di masjid Gyanvapi akhir-akhir ini)
Nupur Sharma: Bumi itu datar menurut Qur’an
Hadits menyatakan bahwa Muhammad dan Siti Aisyah menikah ketika mereka berusia sembilan tahun. Qur’an dibenarkan oleh Nupur Sharma.
Sebenarnya, ada beberapa hal yang menimbulkan kemarahan para Hindu modern:
Media India dan internasional yang terlalu bias dalam meliput India.
Berita tentang konflik Hindu dan Muslim sebagian besar berpusat di Delhi dan sekitarnya, yang mencerminkan bias tersebut.
Kasus pelecehan terhadap Muslim di Karnataka mungkin hanyalah satu-satunya kasus, dan itu karena mendapat perhatian media internasional.
Namun, secara keseluruhan, media internasional—dan bahkan media nasional India—bersikap negatif terhadap New Delhi.
Karena itu, media nasional India, baik dalam bahasa Hindi maupun Inggris, hanya meliput Delhi, Punjab, dan Uttar Pradesh, yang dapat diakses dengan mobil dalam waktu singkat dari kawasan elit Noida.
Jurnalis India umumnya memiliki pola pikir Noida, yang sebanding dengan SCBD atau Jaksel di India. Kenapa?
Banyak jurnalis India ini berasal dari golongan elit. Karena itu, jurnalis India dalam bahasa Inggris dan Hindi didominasi oleh kasta menengah ke atas dan liberal. Jurnalis bahasa Inggris dan Hindi di India selalu melihat konflik di India dari sudut pandang mayoritas menindas mayoritas.
Saya sendiri menyaksikan konflik yang terjadi di India ini, yang disebabkan oleh kegagalan institusional dan sistem feferalisme yang diterapkan di sana.
Institusi India tidak berhasil mengawasi kehidupan masyarakat India.
Selain itu, media dan lembaga internasional tidak melakukan apa-apa. Ekstremisme Hindutva dikutuk habis-habisan, tetapi ekstremisme kesukuan Dravida dan Benggala hanya dipuja. Mengasuh anak kecil mirip dengan menjaga anak: jika mereka dianggap nakal lebih banyak, mereka akan menjadi lebih nakal, dan jika mereka mendapat lebih banyak perhatian, mereka akan menjadi lebih seenaknya sendiri.
Jika kita melihat kembali diskusi media India yang paling populer dari tahun 2011 hingga 2014, ada banyak percakapan yang tidak menyenangkan tentang India yang membuat Modi terpilih menjadi Perdana Menteri. Percakapan ini mencakup skandal korupsi dinasti Gandhi, spekulasi bahwa radikal Islam telah menguasai Benggali Barat, dan tuduhan bahwa sekuler dan radikal Islam telah menyebar ke Kerala dan Tamil Nadu. Awalnya, saya pikir itu hanya berita buruk tentang kaum Hindu sumbu pendek. Namun, setelah mempertimbangkan kembali apa yang saya lihat, lihat, dan dengar dari orang India dan media arus utama, ternyata kaum Hindu sumbu pendek benar-benar salah. Namun, sayangnya, kaum Hindu sumbu pendek sekarang mengakui bahwa mereka sangat keliru dan menganggap terlalu tinggi kepemimpinan Narendra Modi.
Dengan peningkatan penggunaan media sosial, kita dapat mengetahui bahwa India yang buruk bukanlah akibat dari penganut Hindu yang primitif secara harfiah. Sebaliknya, itu adalah akibat dari krisis institusi dan identitas negara yang sangat penting.
BENGGALA BARAT
Ini merujuk potret partai kiri daerah, yakni partai TMC, yang paling nyinyir menentang fasisme di bawah rejim Hindu.
Benggala Barat penduduknya bisa bikin bom! Bomnya dari batok kelapa lagi??!!
Ini kejadiannya sekitar bulan April awal.
Bayangkan, setelah ledakan di Birbhum dan Rampurhat. Institusi keamanan extraordinary semacam CBI turun tangan untuk menjinakkan bom di Benggala Barat.
Dari semua negara bagian India, Benggala Barat adalah satu-satunya yang pemilunya diawasi oleh tentara skuad penanggulangan terorisme. Saya tidak bercanda!
Beberapa kali, partai yang berkuasa di negara bagian Benggala Barat menyangkal kejahatan kemanusiaan di distrik Birbhum. Di sana, sepuluh orang, termasuk wanita dan anak-anak, dibakar sampai mati.
Salah satu politikus dari partai yang berkuasa di Benggala Barat membantah bahwa wanita dan anak-anak yang terbakar itu adalah akibat ledakan arus pendek yang disebabkan oleh televisi. Politikus dari partai yang sama juga dapat menunjukkan fakta yang bertentangan satu sama lain tentang kejahatan kemanusiaan di Birbhum.
Yang lebih parah lagi, tampaknya media India dalam bahasa Inggris dan Hindi secara sengaja mencoba meredam berbagai peristiwa kekerasan yang tidak menyenangkan yang terjadi di Benggala Barat, yang membuat saya hampir menangis.
DUK!
PECAH!
Bahkan, orang India pada umumnya menertawakan orang-orang Benggala Barat yang semakin barbar dan gila. Orang Somalia saja masih lebih beradab daripada orang Benggala Barat.
Seolah-olah kita orang Indonesia merasa tidak senang dengan populasi India secara keseluruhan. Sebagai wisatawan di Bali, orang Benggala Barat mungkin merasa takut.
Di sana, pembunuhan politik masuk akal.
Di Benggala Barat, janin saja bisa diperkosa, bukan hanya anak kecil yang dibakar.
TAMIL NADU
Negara bagian Tamil Nadu saja yang masih agak mendingan dikit, sekarang sudah menyusul menjadi Benggala Barat kedua.
Pembunuhan berantai akhir-akhir ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi penduduk di wilayah Tamil Nadu.
Jangan lupakan, ini Tamil Nadu dikuasai oleh oposisi dari Partai Bharatiya Janata. Oposisi partai DMK ini merupakan partai yang satu koalisi dengan partai Kongres.
Bahkan, hanya di India, media nasional sekelas televisi membiarkan ujaran kebencian SARA dan ujaran makar sekaligus satu sama lain.
Ekstremis Dravida di TV nasional bahkan menyatakan bahwa kasta dari ras Arya merupakan kasta rendah dan harus meninggalkan negara ini
Sample liputan dari media arus utama sebagai pembanding.
Tambahan.
Contoh komentar warganet Arab yang berpikir kalau media Arab sudah terlalu berlebihan eskalasi konflik di India