Sebenarnya, saya tidak terlalu religius. Sebenarnya, Anda dapat memilih Taaruf jika Anda ingin tetap fokus, tetapi Anda harus berhati-hati juga. Karena banyak orang yang tidak sangat religius dan memilih jalur taaruf, Jika niat dan motivasi kedua belah pihak sama, InsyaAllah semuanya akan berjalan lancar.
Namun kadang terjadi, pasangan tidak cukup mengenal satu sama lain. Bahkan kadang ada sisi yang disembunyikan. Semisal: Yang gay menempuh jalan ini untuk menemukan pasangan lawan jenisnya, tapi menutupi jati dirinya. Sehingga jika tidak benar-benar cermat, kadang pasangan wanitanya bisa dirugikan karena ternyata pasangannya gay dan menikah hanya untuk menutupi perilakunya itu. Intinya karena kurang dalam mengenal pasangannya, sehingga bisa terjadi salah pilih juga. Untuk itu, perlu lebih dalam dan cermat dalam memilih. Itu belum masalah lain ya, semisal perilaku KDRT dan bullying itu juga sulit untuk mengenalnya dalam waktu yang singkat. Seringkali hal seperti ini tak teramati sejak awal karena disembunyikan.
Saya memilih pacaran, meski juga harus sama mengenal dan mencermati pasangan kita. Untuk pasangan wanita, coba kenali karakternya, pendidikannya, kecerdasan emosionalnya, kesetiaan, dan track record lainnya, traumatisnya dll. Bagaimana hubungan lalunya, hubungan dengan orangtua dan keluarga dekatnya. Kadang hal ini baru terbuka setelah beberapa lama, meski kalau cermat sejak awal sudah bisa menilai pasangan kita tersebut apakah sesuai dengan kriteria kita atau tidak. Menikah itu kalau bisa seumur hidup dan untuk bisa begitu tentu terlebih dahulu kita harus mengenal pasangan kita luar dalamnya.
Kehidupan mental, karir, dan keuangan kita akan terpengaruh jika kita memilih pasangan yang salah. Selain itu, kemampuan lain harus dipertimbangkan, seperti keibuan dan feminitasnya, keterampilan memasak, dan bersih-bersih, jika Anda menganggapnya penting. Untuk ini, kriteria masing-masing individu dapat berbeda. Berhati-hatilah untuk tidak memilih orang yang pernah memiliki sejarah hubungan seksual yang buruk, perilaku seksual bebas, atau bergonta-ganti pasangan. Hal ini penting bagi sebagian laki-laki, tetapi ada juga laki-laki yang ingin menerima semua masa lalu pasangannya. Kriterianya berbeda.