Berikut beberapa yang bisa dicoba:
Becoming karya Michelle Obama
Cocok untuk pemerhati politik, penyuka tema pemberdayaan perempuan, karena sosok Michelle Obama sangatlah kuat dan berpengaruh.
Cuplikan dari blurb-nya:
Dalam buku ini, Michelle Obama menceritakan masa kecil dan tahun-tahun awal pernikahannya, saat dia mencoba menyeimbangkan pekerjaan dan keluarganya dengan karir politik suaminya yang bergerak cepat. Dia juga mengungkap drama pencalonan suaminya sebagai presiden hingga perannya sebagai tokoh yang populer, sekaligus sasaran kritik.
Michelle menceritakan kisah di balik layar kehidupannya selama delapan tahun di Gedung Putih yang membuatnya lebih dikenal dan lebih mengenal negaranya dengan narasi yang anggun, lucu, dan lucu.
Jack Ma karya Chen Wei
Cocok untuk pebisnis dan penyuka tema entrepreneurship.
Cuplikan dari blurb-nya:
Buku ini menggambarkan Jack Ma dengan jujur dan lucu, oleh Chen Wei, yang merupakan sahabat dan asisten Jack Ma. Penulis menyaksikan sendiri bagaimana Jack Ma berkembang dari seorang guru bahasa Inggris biasa menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Semua orang tahu Jack Ma, pendiri dan CEO perusahaan e-commerce terbesar di China, adalah orang yang cerdas dan penuh talenta. Di sisi lain, pendapatan Alibaba diperkirakan melebihi pendapatan gabungan eBay dan Amazon.com di Amerika Serikat. Simpan sedikit, senyum lebih banyak. Namun, siapa yang akan mengira bahwa orang terkaya di dunia juga menyukai usil, menyukai buku silat, dan sering berpikir untuk menjadi pendekar? Bahkan ruangan di gedung Alibaba diberi nama sesuai dengan perguruan Taichi.
Jadi, dijamin Anda tidak akan menemukan teori-teori bisnis yang menjemukan dalam buku ini. Oleh karena itulah, Jack Ma merekomendasikan sendiri buku ini untuk Anda baca.
Steve Jobs karya Walter Isaacson
Cocok untuk pemerhati teknologi dan praktisi start-up.
Cuplikan dari blurb-nya:
Setelah melakukan wawancara lebih dari empat puluh kali dengan Jobs selama dua tahun, serta wawancara dengan lebih dari seratus anggota keluarga, sahabat, musuh, pesaing, dan kolega Jobs, Walter Isaacson menulis sebuah kisah memukau tentang tentang jatuh-bangunnya seorang pengusaha kreatif dan kepribadiannya yang menggugah dengan keinginan besar akan kesempurnaan dan kontrol gila-gilaannya yang berhasil merevolusi enam industri: komputer pribadi, film animasi, musik, ponsel, komputer tablet, dan penerbitan digital.
Teman-teman, musuh, dan kolega-koleganya memberikan pandangan yang sebenarnya tentang hasrat, perfeksionismenya, obsesi, seni, kejahatan, dan keinginan kuat memagang kendali membentuk pendekatannya pada bisnis dan produk inovatif yang dihasilkan. Semangatnya yang meluap-luap membuat orang-orang di sekeliling Jobs marah dan putus asa. Tapi kepribadian dan produknya selalu berkaitan, seperti halnya perangkat keras Apple dan perangkat lunaknya, seolah merupakan bagian dari sebuah sistem yang terintegrasi. Kisahnya ini memaparkan banyak informasi sekaligus peringatan, yang sarat dengan pelajaran tentang inovasi, karakter, kepemimpinan, dan nilai-nilai.
Einstein karya Walter Isaacson
Siapa yang tidak kenal Einstein? Cocok untuk pemerhati sains.
Cuplikan dari blurb-nya:
Kecerdasan Einstein memang melampaui zamannya. Masa muda Einstein penuh pemberontakan terhadap aturan. Ia bahkan menjadi panutan suci bagi anak-anak sekolah yang bermasalah di mana saja.
Tak hanya itu, di puncak karirnya, penolakan keras Einstein terhadap penggunaan senjata membuatnya begitu dicintai sekaligus dibenci. Ia bahkan menjuluki negara-negara pengibar perang sebagai “orang kaya yang berusaha mengusir kebosanan”.
Dalam biografi ini, Walter Isaacson tak hanya berhasil membedah pemikiran Einstein, tetapi juga menampilkan sisi “manusia” dari ikon jenius ini sebagai bagian dari masyarakat semesta.
Autobiografi Saya karya Alex Ferguson
Cocok untuk pemerhati dunia olah raga dan penyuka sepak bola.
Cuplikan blurb-nya:
Kisah inspiratif tentang seseorang yang diakui sebagai manajer terhebat dalam sejarah sepak bola Britania. Sir Alex Ferguson dengan kejujuran dan keterbukaan, merenungkan kembali perjalanan hidupnya yang luar biasa serta perjalanan kariernya sebagai manajer yang menghadirkan kesuksesan di tingkat Eropa bagi Aberdeen dan 27 tahun penuh kejayaan bersama Manchester United.
Sir Alex, seorang manajer yang mumpuni, mengenang kembali caranya yang penuh perhatian dan dukungan tetapi tegas dalam menangani para pemain top, juga membina banyak bintang dunia seperti Cristiano Ronaldo dan David Beckham, yang menyebutnya ibarat sosok ayah.
Beliau juga menceritakan persaingan sengitnya dengan Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan belakangan Manchester City, sambil sesekali menyelipkan rasa humor dan hubungannya dengan para rival.
Selamat membaca!