Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
We want to connect the people who have knowledge to the people who need it, to bring together people with different perspectives so they can understand each other better, and to empower everyone to share their knowledge.
Apa ide sedekah yang anti mainstream tetapi tetap bermanfaat?
Beberapa saya rangkum dari pengamatan saya terhadap orang-orang di sekitar saya. Seberat apapun hari yang Anda lalui, jangan lupa tersenyum karena senyum adalah salah satu sedekah paling ringan yang bisa kita berikan. Sediakan celengan khusus. Setiap hari sebelum salat subuh, isi celengan tersebut dRead more
Beberapa saya rangkum dari pengamatan saya terhadap orang-orang di sekitar saya.
Sekian dulu jawaban dari saya kalau ada ide lagi akan saya tambahkan. Bagian yang penting dari sedekah adalah segera melupakannya, tidak perlu diingat-ingat.
Saya nemu quote bagus di Pinterest.

See lessDi mana tempat yang tepat untuk berinvestasi?
Di mana tempat yang tepat untuk berinvestasi? Pertanyaan pendahuluan saya, tepat untuk siapa? Untuk saya, untuk Anda, untuk orang lain? Jawaban untuk masing-masing orang bisa berbeda. Untuk membantu menjawab itu, saya punya ide sederhana. Setiap orang, bayi baru lahir, anak sekolah, pekerja, pensiunRead more
Di mana tempat yang tepat untuk berinvestasi?
Pertanyaan pendahuluan saya, tepat untuk siapa? Untuk saya, untuk Anda, untuk orang lain? Jawaban untuk masing-masing orang bisa berbeda.
Untuk membantu menjawab itu, saya punya ide sederhana.
Setiap orang, bayi baru lahir, anak sekolah, pekerja, pensiunan, semua akan terpapar kenaikan harga umum yang bernama inflasi. Biaya-biaya akan naik. Daya beli masyarakat berkurang jika tidak mengusahakan kenaikan hartanya. Semua ini harus dibayar oleh semua orang. Mereka yang tak siap dengan biaya yang akan naik itu akan terpapar biaya yang sangat berat.
Dalam 10 tahun terakhir antara 2007–2016, menurut riset Bolasalju inflasi Indonesia rata-rata sekitar 6%. Jika inflasi 6%, sementara tabungan hanya menghasilkan 2%, deposito maksimal 4%, sementara kenaikan indeks kenaikan properti 10 tahun terakhir rata-rata 5,12%—pertanyaan pentingnya—bisakah seseorang mengalahkan inflasi? Bisakah seseorang membiayai hidupnya secara layak di masa depan dari simpanannya?
Bolasalju menyediakan panduan untuk menjawab pertanyaan di atas melalui e-book berjudul Cerdas Berinvestasi (bisa diunduh gratis). Pembaca akan bisa menjawab pertanyaan bagaiman mengidentifikasi rencana keuangan jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang—serta mencari jawabannya dengan memilih instrumen-instrumen investasi yang tepat.
See lessKonten apa saja yang bisa membuat blog kita menjadi terkenal dan menarik dibaca orang?
apa aja bisa, asalkan: riset keyword pilih market yg spesifik dengan audience besar namun kompetitor low to mid optimasi SEO & content writing http://stepzero.id/
apa aja bisa, asalkan:
http://stepzero.id/
See lessKenapa sebagian Masyarakat Papua menginginkan untuk merdeka?
Dulu awal waktu saya masih duduk di bangku SMP sekitar tahun 97 adalah masa-masa dimana situasi dan kondisi lingkungan bisa mendadak tegang jika mendengar ada isu tertentu yang berkaitan dengan kemerdekaan Papua. Saya bahkan pernah diancam akan dipukuli oleh kakak kelas hanya karena bercanda denganRead more
Dulu awal waktu saya masih duduk di bangku SMP sekitar tahun 97 adalah masa-masa dimana situasi dan kondisi lingkungan bisa mendadak tegang jika mendengar ada isu tertentu yang berkaitan dengan kemerdekaan Papua.
Saya bahkan pernah diancam akan dipukuli oleh kakak kelas hanya karena bercanda dengan teman kelas saya yang kebetulan Orang Asli Papua (OAP).
Saya sering menemukan gambar atau simbol Papua merdeka terpampang di tembok sekolah, di baju seragam, bahkan didalam taksi (angkot).
Masa-masa itu bagi sebagian orang cukup menakutkan karena berhembus kabar kalau Papua merdeka dalam waktu dekat maka para pendatang akan diusir keluar dari Papua.
Saya mulai mendengar kabar yang beredar bahwa ada orang-orang mulai menjual murah properti mereka, bahkan ada isu yang mengatakan bahwa sudah ada sejumlah OAP yang berjalan masuk kedalam perumahan dan langsung mengklaim rumah seseorang menjadi miliknya ketika merdeka nanti.
Situasi paling mencekam tiba dimana personil militer diturunkan kesetiap sudut kota untuk melakukan pengamanan. Sepanjang jalan banyak tentara bersenjata lengkap mondar mandir bahkan hingga kedalam kompleks perumahan.
Surat kabar banyak memberitakan kondisi keamanan dan pergerakan politik dari para penggagas kemerdekaan Papua.
Pernah suatu malam, entah sengaja atau tidak namum listrik di daerah saya dimatikan oleh PLN karena beredar isu ada sejumlah besar masyarakat dari hutan telah turun dan hendak menyerang kota.
Seluruh warga khususnya kaum laki-laki keluar rumah bersenjatakan peralatan seadannya dan bersiaga untuk situasi yang paling buruk jika terjadi perang.
Waktu terus bergulir.
Terdengar kabar salah satu pejuang Papua, alm. Bapak Theys Eluay dibunuh, sontak keadaan menjadi tegang.
Banyak peristiwa yang berkaitan dengan perjuangan OAP untuk memisahkan diri dari ibu pertiwi terjadi.
Saya tidak tahu persis apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat waktu itu karena saya sebenarnya belum mengerti apa-apa tentang situasi yang sedang terjadi saat itu.
Yang saya tahu adalah saudara-saudara saya OAP ingin merdeka.
Saya tidak khawatir akan diusir atau lain sebagainya. Saya dilahirkan dan dibesarkan di Papua, adik dari mama saya menikah dengan OAP dari suku di Wamena, ada saudara lainnya yang juga menikah dengan OAP. Saya sendiri waktu masih balita pernah di asuh OAP dari suku Sentani, saya besar dari air susu seorang ibu OAP.
Kulit tidak hitam… Rambut tidak keriting…. tapi saya juga Papua.
Pasca kematian alm. Bpk. Theys, berangsur-angsur Papua tidak lagi “panas”. Terlebih saat Papua diberikan hak otonomi khusus.
Saya melihat banyak OAP menduduki jabatan yang dulu dipegang oleh orang pendatang, bahkan sekarang hampir semua jabatan di struktur pemerintahan daerah di pegang oleh OAP.
SDM Papua semakin hari semakin baik, kemajuan demi kemajuan perlahan terjadi, terlebih khusus di era pemerintahan yang sekarang dipimpin oleh presiden Jokowi.
Wajah papua sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, meskipun pembenahan tidak akan pernah berhenti demi Papua yang maju, adil dan makmur.
Jika saya ditanya mengapa sebagian masyarakat Papua ingin merdeka, menurut saya itu dulu.
Jika Papua benar-benar ingin merdeka maka Papua akan bersatu dan berjuang untuk merdeka.
Saya tidak tahu persis isi hati didalam setiap masyarakat, namun saya yakin dan percaya ada jauh lebih banyak dari mereka yang perlahan sudah mengubur keinginan itu dalam-dalam.
DALAM PANGKUAN IBU PERTIWI…. PAPUA SUDAH MERDEKA!

See lessMengapa warga Cimahi dan Kabupaten mengaku-ngaku sebagai orang Bandung?
Saya mengakui pernah melakukan tindakan seperti itu. Saya sendiri sempat tinggal selama belasan tahun di Kota Cimahi. Meskipun begitu saya sekolah dan kuliah di Kota Bandung. Tidak jarang juga saya menghabiskan waktu di luar kota. Saat orang orang bertanya saya berasal dari mana, sering kali saya meRead more
Saya mengakui pernah melakukan tindakan seperti itu. Saya sendiri sempat tinggal selama belasan tahun di Kota Cimahi. Meskipun begitu saya sekolah dan kuliah di Kota Bandung. Tidak jarang juga saya menghabiskan waktu di luar kota. Saat orang orang bertanya saya berasal dari mana, sering kali saya menjawab saya orang Bandung. Terdapat beberapa alasan mengapa hal tersebut saya lakukan. Salah satu karenanya masih banyak orang yang tidak mengetahui Kota Cimahi. Awalnya saya kira orang orang sudah tahu keberadaan kota ini. Akan tetapi, saat saya pergi ke daerah jawa tengah dan timur serta orang orang dari luar jawa, mereka terlihat kebingungan. Setelah saya menyebutkan kota bandung baru mereka mengerti.
See lessBagaimana rasanya tinggal di Salatiga?
Saya tidak menyangka ada pertanyaan ini. Hahaha Kebetulan saya lahir, tumbuh, dan besar di Salatiga. Kota ini bisa kita lacak keberadaannya di wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Salatiga Menurut saya, kota ini sungguh underrated. Banyak sekali orang yang tidak mengetahui tentang Salatiga.Read more
Saya tidak menyangka ada pertanyaan ini. Hahaha
Kebetulan saya lahir, tumbuh, dan besar di Salatiga. Kota ini bisa kita lacak keberadaannya di wikipedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Salatiga
Menurut saya, kota ini sungguh underrated. Banyak sekali orang yang tidak mengetahui tentang Salatiga. Setiap kali saya ditanya dari mana asalnya, kebanyakan dari mereka mengernyit dan bengong karena merasa asing mendengar nama kota ini. Saya pun demikian. Saat kecil, saya sering protes dalam hati, terkadang protes dengan orangtua juga. Pertanyaan-pertanyaan polos seperti “Kenapa Salatiga jarang muncul di berita? Mosok sing metu ning tivi mung Jakartaaaa wae! (Masa yang muncul di televisi Cuma Jakartaaa doang!)”, kerapkali spontan keluar dari mulut saya. Seolah saya tidak terima dilahirkan di kota ini.
Namun untuk kehidupan sendiri, kota ini sangat-sangat damai, sejuk, dan menyenangkan. Karena Salatiga terletak di dataran yang cukup tinggi, suhu rata-rata tidak sepanas kota sekelilingnya, JogLoSemar atau Jogja, Solo, dan Semarang. Saat musim kemarau, udara memang cukup kering, tapi tetap sejuk. Sehingga saat melihat daun-daun jatuh berguguran menghiasi jalanan protokol, saya kerapkali membayangkan kalau saya sedang berada di musim gugur negara subtropis. Terlebih banyak bangunan peninggalan Belanda di sana. Suasana Eropanya sangat terasa (aish lebay). Saat musim hujan, kabut pada pagi harinya membuat malas untuk beraktifitas. Rintik hujan di dalam rumah ditemani segelas teh panas dan mie instan buatan ibu, serta segenggam novel yang dibelikan ayah tempo hari adalah surga bagi saya.
Jangan ditanya pula kehidupan sosialnya. Pelajaran kewarganegaraan (dulu bernama PPKn) bab toleransi kelas 2 SD kurikulum 1994 (aha ketauan tuanya) langsung bisa diterapkan begitu pulang sekolah. Di kompleks perumahan saya, satu gang hanya keluarga kami yang muslim. Biasanya sore sepulang sekolah, saya kerapkali bermain sepakbola dan badminton dengan tetangga saya yang Kristen-Tionghoa, dan Kristen-Batak. Malam harinya, saya ngaji dengan ustadz atau kadang menyimak alunan lembut tilawah ibu yang ngangeni. Tetangga depan rumah tiap pekan mengadakan Sekolah Minggu di sore hari, dan kadang saya menengok dan manggut-manggut, “Ooh gitu ya ibadah mereka”, dari balik jendela rumah saya. Selama 19 tahun saya hidup di kota itu, saya sangat jarang sekali menjumpai pertengkaran akibat perbedaan keyakinan. Aplikasi ayat terakhir surat Al-Kafirun yang artinya “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku” berjalan cukup baik di kota ini. Memang ada satu-dua orang yang rasis dan diskriminatif, tapi di manapun akan ada orang seperti itu bukan? Saya pernah menulis tentang ini di Quora English dan tulisan ini cukup banyak mendapat respon yang beragam.
Afif Syaiful Z M’s answer to What’s your opinion about tolerance in Indonesia now?
Oya. Dulu saya juga sering mengeluh mengenai akses kota ini. Memang lokasinya cukup strategis karena tepat berada di tengah 3 kota yang saya sebut tadi. Tapi semuanya jauh! Mana nggak ada stasiun atau bandara lagi. Betul-betul merasa terisolasi. Namun sekarang alhamdulillah, jalan tol sudah dibangun dan menyambung kota Semarang dan Solo. Dulu, untuk pergi ke Semarang dengan mobil, kami butuh waktu paling singkat 1 jam 30 menit. Belum termasuk macet. Setelah tol dibangun, sekarang kami hanya membutuhkan waktu 40 menit. Kawan-kawan pasti ingat berita yang diheboh-hebohkan tentang gerbang tol terindah di Indonesia dengan latar gunung Merbabu di belakangnya kan? Saya harus mengapresiasi kerja pemerintah yang non-stop sambung-menyambung membangun akses tol di Jawa Tengah sejak saya duduk di bangku SMP ini. Apresiasi kepada pemerintahan pak SBY dilanjut pak Jokowi.
Untuk biaya hidup, anggap saja seperti pergi ke Jogjakarta. Makanan relatif murah di sini. Tapi karena biaya hidup murah, standar gaji di sini juga cukup murah. Itu kenapa Salatiga (setidaknya di perumahan saya) sudah seperti Jepang, banyak orangtua, sedikit anak muda. Mereka memutuskan untuk merantau ke kota lain yang lebih memberi kepuasan zahir dan batin kepada mereka. Termasuk saya 🙂
Kira-kira seperti itu gambarannya. Mohon koreksi jika ada kesalahan 🙂
See lessApa sisi gelap kehidupan di Jogja?
Sisi gelap kehidupan di Yogyakarta yang paling menonjol adalah gaya hidup hedonisnya, khususnya para pelajar dan mahasiswanya, yang sebagian besar berasal dari luar Yogyakarta. Seks bebas, narkoba, hura-hura adalah keseharian bagi mahasiswa dan (dalam skala yang lebih kecil) pelajar, khususnya di tiRead more
Sisi gelap kehidupan di Yogyakarta yang paling menonjol adalah gaya hidup hedonisnya, khususnya para pelajar dan mahasiswanya, yang sebagian besar berasal dari luar Yogyakarta. Seks bebas, narkoba, hura-hura adalah keseharian bagi mahasiswa dan (dalam skala yang lebih kecil) pelajar, khususnya di tingkat SLTP/SLTA.
Berkaitan dengan gaya hidup hedonis dan seks bebas di kalangan remaja Jogja, sudah menjadi rahasia umum bahwa penginapan murah seharga Rp50rb per 12 jam di tempat wisata seperti Kaliurang atau Parangtritis seringkali jadi tempat favorit bagi pelajar dan mahasiswa berduit cekak (yang hanya butuh waktu beberapa jam) untuk menuntaskan hasrat masa mudanya bersama sang pacar. Khusus di Kaliurang, di atas portal masuk, semua penginapan di sana dijamin bebas razia, bahkan di saat bulan Ramadhan sekalipun.
Masih berkaitan dengan urusan esek-esek, marak prostitusi di Sarkem, Ngebong dan Parangkusumo. Tiga tempat itu adalah sarang prostitusi kelas menengah-bawah di Jogja yang beroperasi persis di depan hidung aparat dan pemerintah setempat, dengan aman dan nyaman
Selain itu di Yogyakarta sepuluh tahun belakangan ini mulai banyak bermunculan genk-genk kenakalan remaja yang terkenal dengan sebutan “klitih” yang tidak segan-segan melakukan aksi vandal, penganiayaan, hingga pembunuhan. Pelaku klitih banyak dilakukan oleh pelajar dan remaja belasan tahun.
Sisi gelap lain adalah premanisme terselubung, berkedok jasa keamanan atau parkir, yang sering dikeluhkan pengunjung tempat wisata yang banyak bertebaran di Yogyakarta khususnya di area perkotaan.
See less