Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
We want to connect the people who have knowledge to the people who need it, to bring together people with different perspectives so they can understand each other better, and to empower everyone to share their knowledge.
Apakah obat antasida (untuk asam lambung) bisa mengobati tukak lambung?
Halo. Pertama kita harus meluruskan dulu apa itu tukak lambung ya. Tukak lambung artinya ada kondisi lambung yang mengalami luka yang menyebabkan keluhan seperti orang sakit magh (nyeri ulu hati, begah, sesak, mual, muntah). Penyebabnya apa? Banyak. Salah satu yang paling umum adalah konsumsi obat pRead more
Halo.
Pertama kita harus meluruskan dulu apa itu tukak lambung ya. Tukak lambung artinya ada kondisi lambung yang mengalami luka yang menyebabkan keluhan seperti orang sakit magh (nyeri ulu hati, begah, sesak, mual, muntah). Penyebabnya apa? Banyak. Salah satu yang paling umum adalah konsumsi obat pereda nyeri berlebihan yang bisa mengiritasi lambung.
Nah disini perlu dipahami bahwa tukak lambung itu berbeda dengan produksi aasm lambung berlebih yang biasanya disebut sakit magh ya. Karena tukak = luka, jadi disini ada luka di lambung yang menyebabkan keluhan nyeri ulu hati dll itu.
Kemudian kita ke pengobatan ya :
Pengobatan bergantung pada penyebab, jika penyebabnya infeksi Helicobacter pylori, tentu harus ditambahkan antibiotik.
Tapi saat ini saya fokuskan pada penggunaan obat penekan produksi asam lambung. Jadi sebenarnya ada 3 kelompok obat yang berpengaruh pada penurunan asam lambung :
sumber : google pict
Jadi dari gambar itu jelas terlihat kalau ternyata reseptor yang mempengaruhi produksi asam lambung ngga cuma H2 saja, tapi ada CCK2 reseptor dan muskarinik M3 reseptor. Nah, si PPI ini bekerja dengan menghambar H+ K+ ATP-ase , gerbang terakhir produksi asam lambung, jadi paling kuat.
BINGUNG YA?
Oke saya pakai analogi lebih simpel. Gini, anggap aja di suatu gedung ada pencuri. Ada beberapa pencuri di dalamnya yang mau melarikan diri ya. Pencuri ini sembunyi di kamar 1, di dapur 1 dan di kamar mandi 1. Total 3 orang pencuri ya. Sekarang bagaimana caranya kamu mencegah supaya pencuri ini tidak kabur dari gedung?
Langkah 1. Kamu masuk ke dapur dan tangkap pencurinya! HORE! 1 pencuri tertangkap. Eh tapi, pencuri di kamar dan di kamar mandi masih bisa keluar nih. Gimana yaa?
Langkah 2 dan yang paling manjur! Jaga aja di pintu keluar gedung! Dengan begitu semua pencuri yang mau kabur ngga bisa kan karena akses keluar nya di blok!
Ya sama kaya H2 bloker dan PPI ini. Pencuri itu ibarat asam lambung yang mau keluar. H2 bloker ibarat langkah 1 yang menghalangi 1 tempat aja supaya 1 pencuri tidak keluar, tapi PPI itu langkah ke 2 yang memblok total akses keluar sehingga semua pencuri alias asam lambung tidak bisa keluar. Semoga sampai sini paham ya. Ini analogi yang biasanya saya jelaskan ke anak bimbing saya. Hehehe.
Kok jadi ngomongin pencuri?
HEHEHHEHE. Balik ke topik ya.
Kalau pasien sudah menderita tukak lambung, pada umumnya resep dokter lebih ke arah H2 bloker atau PPI ini karena efeknya paling kuat dari penekan asam lambung yang lain. Malah yang sering dipakai langsung PPI tidak pakai H2 bloker lagi. Beberapa juga ditambahi dengan semacam pelapis lambung seperti sukralfat supaya lambung tidak perih.
Jadi jawabannya atas pertanyaan ini, bisakah antasida untuk tukak lambung? Bisa tapi tidak terlalu efektif, lebih efektif H2 bloker atau PPI.
Sekian, semoga membantu
Jika ada sejawat yang mau mengkoreksi dipersilahkan 🙂
Regards,
See lessApakah obat tradisional yang manjur buat sakit maag atau gangguan asam lambung?
Kunyit mengandung curcumin, yang merupakan kandungan anti inflamasi, anti jamur, dan antibakterial. Kandungan ini dapat menenangkan mukosa pada lambung dan mengatasi iritasi saluran pencernaan yang disebabkan oleh maag. Kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk olahan jamu, atau bisa juga dengan mencampurRead more
Kunyit mengandung curcumin, yang merupakan kandungan anti inflamasi, anti jamur, dan antibakterial. Kandungan ini dapat menenangkan mukosa pada lambung dan mengatasi iritasi saluran pencernaan yang disebabkan oleh maag.
Kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk olahan jamu, atau bisa juga dengan mencampurkan satu sendok teh bubuk kunyit dengan air. Untuk mendapat hasil yang maksimal, konsumsi air kunyit setiap hari atau setidaknya satu kali setiap dua hari.
Sumber google.com
See lessBahasa apakah yang digunakan pada zaman Majapahit? Apakah zaman sekarang masih ada yang menggunakannya?
Terima kasih atas permintaan jawabannya Mas Arief Pradhana (Arief Pradhana). Pada zaman Majapahit bahasa sehari-hari yang dipertuturkan adalah bahasa Jawa Pertengahan. Bahasa Jawa Kuna juga dikenal, tetapi hanya sebagai bahasa kesusastraan saja. Contohnya Kakawin Nagarakertagama ditulis dalam bahasaRead more
Terima kasih atas permintaan jawabannya Mas Arief Pradhana (Arief Pradhana).
Pada zaman Majapahit bahasa sehari-hari yang dipertuturkan adalah bahasa Jawa Pertengahan.
Bahasa Jawa Kuna juga dikenal, tetapi hanya sebagai bahasa kesusastraan saja. Contohnya Kakawin Nagarakertagama ditulis dalam bahasa Jawa Kuna.
Bahasa Jawa Pertengahan zaman sekarang sudah tidak dipertuturkan lagi. Di Tanah Jawa bahasa ini berkembang menjadi bahasa Jawa Baru, sedangkan di Bali bahasa ini menjadi Bahasa Jawa-Bali. Bahasa Jawa-Bali ini lalu kemungkinan besar juga mempengaruhi perkembangan bahasa kesusastraan Bali dan bahasa Bali Alus.
Sebagai contoh bahasa Jawa yang digunakan dalam sebuah prasasti pada Masa Majapahit saya bagikan di sini. Ini adalah Prasasti Renek (1379 Masehi), yang sekarang menjadi koleksi Museum Mangkoenegaran di Surakarta. Sebelum dimiliki oleh Mangkoenegara VII, prasasti ini milik seorang Belanda bernama Klaverweiden di Surabaya.
Bahasa yang dipergunakan di dalam prasasti ini adalah bahasa Jawa Pertengahan dan sudah mirip dengan bahasa Jawa Baru.
Karena saya malas menyalin teks prasasti ini, maka saya berikan foto dari buku Balai Penelitian Arkeologi. Laporan Penelitian Jawa Tengah (Suhadi & Soekarto 1986).
Kita di sini bisa membaca bahwa ada kata konjungsi seperti kang dan kata penunjuk seperti puniku. Kata Bhatara pada baris pertama artinya adalah “raja”, secara harafiah artinya adalah “Dewa”.
Menurut saya sementara ini cukup. Apalagi bahasa prasasti bisa dikatakan bahasa birokratis yang tidak bernilai susastrawi.
Kesimpulannya
Pada Masa Majapahit, bahasa yang dipertuturkan adalah bahasa Jawa Pertengahan.
Semoga jawaban saya menjawab pertanyaan Anda.
Sumber
- Machi Suhadi dan M.M. Soekarto (1986) Balai Penelitian Arkeologi. Laporan Penelitian Jawa Tengah. No. 37. Proyek Penelitian Purbakala. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
See lessJika orang-orang indigo benar-benar bisa melihat masa lalu atau berkomunikasi dengan arwah, mengapa tidak ada orang indigo yang mencoba berkomunikasi dengan Munir, atau setidaknya mencoba melihat apa yang sebenarnya terjadi?
pertama indigo memiliki kemampuan pemberian Tuhan yg berbeda-beda, tidak smua dapat lakukan flashback hingga presisi yg mendekati kejadian saat itu(real condition). mnurut guru agama sy, setiap jalan kehidupan manusia sudah digariskan(takdir) oleh sang MahaKuasa. kita bisa saja mengubah/menggeser gaRead more
pertama indigo memiliki kemampuan pemberian Tuhan yg berbeda-beda, tidak smua dapat lakukan flashback hingga presisi yg mendekati kejadian saat itu(real condition).
mnurut guru agama sy, setiap jalan kehidupan manusia sudah digariskan(takdir) oleh sang MahaKuasa. kita bisa saja mengubah/menggeser garis tersebut agar tidak bersinggungan dengan garis lainnya caranya dgn berbuat amal kebaikan.
slh satu contoh percobaan melawan suratan(takdir).
sy pernh memiliki seorang tmn dekat yg sudah berjalan sngt lama. hingga suatu saat kami bertugas di daerah yg jauh dari kota asal, dan suatu malam sy diberikan suatu “vision” yg untuk menolong tmn sy tsb. baiklah sy pun mulai mencoba cari informasi melalu hape dia yg saat itu terkunci. mungkin karena kuasa Tuhan saya bisa membuka beberapa password dan membaca isi percakapan didalam. dan sy tau kalau trnyta tmn sy sedang bermain api dgn wanita lain yg mana sudah terjerumus sngt dalam hingga mulai berdampak pada pekerjaannya termasuk berimbas pada sy jg. *note : tmn sy juga sdh memiliki kluarga dan ank.*.
next singkat cerita tmn sy yg sudah sy nasehati dan tdk mendengarkan, karena awal sy mengira apakah black magis yg digunakan wanita ini trhdp tmn sy sngt kuat? karena sy bisa rasakan ketika berpapasan dgn dia. oke sy pergi mencari bantuan alternatif yaiti guru agama sy untuk menyadarkan tmn sy tsb.
stlh sy menjelaskan cerita mrka kpd guru agama sy dan mengenai niat kuat sy untuk menolong tmn sy agar kembali kpd keluarganya dan lepas dari wanita ini, sy pun di tanya kembali oleh guru saya tadi sehabis beliau ibadah. isi pertanyaan tsb kira2 sprti ini.
“apakah kamu yakin mau menolong tmnmu ini ? pertama ini memang takdirnya untuk menghadapi masalah ini, ini merupakan ujian rumah tangga dia. juga smua org pun memilikinya. kedua, hanya yg memiliki ikatan darah (istri,ibu kandung) yg dpt menolong dia(tmn sy). jika memang km bersikeras ingin menolong, apakah kamu bersedia ingin menanggung smua beban/akibat nya? yg perlu km ingt kita tidak memiliki kuasa mengubah takdir(suratan Tuhan), dan stlh ini tmn mu akan mengulangi ini lg nantinya dan km menolong nya lg dan seterusnya. apa kamu yakin?
entah kenapa saat itu sy jawab “Ya, sy yakin sekali”. singkat cerita sy sudah jalankan smua syarat yg diberikan oleh guru sy. tmn sy pun lepas dari wanita tsb dan sy? sy terimbas black magis dan berakhir di ICU selama 10hari. enah kenapa penyakit lama sy kambuh dan beberapa hal gaib bermunculan yg samsek blm prnh sy alami sblmnya. trus gimana kelanjutan nya?
7bulan kmudian tmn sy mngulang lagi dan bermain dgn wanita ke 2. sy ingt sekali nasehat dari guru saya, dan sy berjanji pd diri sy untk tdk menolongnya lg. hingga saatnya trjadi tmn sy pun terkena mslh yg terulang lg dan alhasil tdk dipekerjakan lg(phk). dan gimana keluarganya? ya menanggung yg dia perbuat.
cerita td sy singkat karena itu berlangsung 1.5thn, inti dr crita td yg spt sy ambil:
mengenai kenapa tidak mencoba berkomunikasi dgn munir yg sdh meninggal ? hei bro, dalam dunia astral setiap jin punya kemampuan yg luarbiasa mengelabui manusia.
apakah yakin munir yg berbicara? atau jin yg menyerupai dia? tapi kan indigo bs tau itu bener munir atau bukan…. jenis2 lapisan mata batin tiap org juga beda2 bambanggg jadi ga smua org bs lihat tipu muslihat jin kecuali atas seizin yg MahaKuasa.
memang setelah tau apa yg terjadi dgn munir kita bs lakukan apa? mengumpulkan bukti menuntut oknum berkuasa yg melakukan pembunuhan tsb? sdh markonah jgn muluk2 yg iya ntr kita yg jd inceran oknum tsb dan kluarga kita yg trkena imbasnya.
biarlah takdirnya berjalan dan alam semesta yg melanjutkan prosesnya. mending si indigo lakukan hal bermanfaat lain.
indigo bukan ahli forensik atau penyidik dunia gaib, jd mending lupakan deh yg aneh2 bgitu.
mksh.
See lessApakah hemofilia bisa diobati?
Penderita hemofilia keturunan kekurangan faktor pembekuan darah (koagulasi) VIII, sehingga sulit darah membeku, yang kami paling takuti itu perdarahan di dalam sendi, ini akan merusak sendi itu. Pengobatannya sering di berikan infus faktor pembekuan VIII yang mahal untuk mecegah perdarahan ini. MahaRead more
Penderita hemofilia keturunan kekurangan faktor pembekuan darah (koagulasi) VIII, sehingga sulit darah membeku, yang kami paling takuti itu perdarahan di dalam sendi, ini akan merusak sendi itu.
Pengobatannya sering di berikan infus faktor pembekuan VIII yang mahal untuk mecegah perdarahan ini. Mahal. Entah apakah di Indonesia bisa di biayai atau tidak.
See lessTidak lama lagi saya berusia 20 tahun, wirausaha apa yang cocok untuk saya di usia ini?
Tergantung pekerjaan apa yang anda gemari, pekerjaan harus di dasari oleh ke gemaran agar kamu tidak malas saat bekerja nanti, cari dan lihat potensi apa yang kamu miliki, setelah kamu dapat melihat potensi di diri kamu bukalah usaha sendiri apabila memiliki modal, atau kamu juga bisa bekerja kepadaRead more
Tergantung pekerjaan apa yang anda gemari, pekerjaan harus di dasari oleh ke gemaran agar kamu tidak malas saat bekerja nanti, cari dan lihat potensi apa yang kamu miliki, setelah kamu dapat melihat potensi di diri kamu bukalah usaha sendiri apabila memiliki modal, atau kamu juga bisa bekerja kepada orang lain terlebih dahulu untuk mengumpulkan modal dan mengasah skill kamu. hal yang paling terpenting lakukan lah sesuatu yang kamu cintai dan kamu gemari, sehingga kamu tidak akan pernah merasa bosan dan jenuh pada pekerjaan kamu. Sebaliknya apabila kamu bekerja karena kamu mencitai sesuatu kamu tidak akan pernah merasa capek, bosan, dan jenuh malah kamu merasa ingin bekerja terus. lakukan lah apa yang membuat kamu happy dan tetap fokus akan hal itu, percayalah maka dengan sendirinya rejeki akan datang kepadamu.
See lessApa yang membuatmu menyukai sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”?
Salah satu daya tarik sinetron "Si Doel". BICARA tentang sinetron si Doel Anak Sekolahan tidak lepas dari sosok pemeran utama yang membintanginya. Siapa lagi kalau bukan Rano Karno, aktor serba-bisa putra pasangan Soekarno M. Noer—yang juga merupakan aktor legendaris kenamaan Indonesia—dan Lily IstiRead more
BICARA tentang sinetron si Doel Anak Sekolahan tidak lepas dari sosok pemeran utama yang membintanginya. Siapa lagi kalau bukan Rano Karno, aktor serba-bisa putra pasangan Soekarno M. Noer—yang juga merupakan aktor legendaris kenamaan Indonesia—dan Lily Istiarti.
Rano telah memerankan karakter si Doel sejak umur 12 melalui film Si Doel Anak Betawi (1973)[1] berdasarkan novel berjudul sama karya Aman Datuk Madjuindo, tahun 1932, yang juga diadaptasi bebas pada sinetron Si Doel Anak Sekolahan produksi Karnos Film, 1994-2004.
Aku sendiri baru menyimak Si Doel belakangan lewat tayangan ulangnya. Karena dulu, selain masih kecil, juga enggak begitu suka sinetron. Saat menyaksikan tayangan ulang Si Doel di RCTI maupun cuplikannya di channel YouTube mereka, aku langsung dapat menemukan hal-hal yang membuat sinetron ini digandrungi kalangan lintas-generasi.
1. Hikayat si Doel yang kendati pun sudah jadoel, namun masih relate dari zaman Orba bahkan hingga rezim ini.
Sinetron Si Doel mengusung tema serta plot yang realistis, masuk akal, tidak muluk-muluk, namun sanggup memberikan tuntunan yang relevan sekaligus. Menceritakan kehidupan keluarga Kasdulah alias Doel (Rano Karno) yang memiliki latar belakang tradisional Betawi, di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
Orangtua Doel diperankan Benyamin Sueb (sebagai Babe/Sabeni) dan Aminah Cendrakasih (Nyak/Lela) yang dikisahkan buta huruf. Demikian pula Mandra, adik Nyak yang dipanggil Doel dengan sebutan Bang Mandra—alih-alih Encang. Sedang adiknya, Zaitun alias Atun (Suti Karno) bisa membaca, karena sempat mengenyam sekolah dasar.
Doel disekolahkan hingga perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan zaman—sebuah hal penting yang segera disadari Babe maupun Doel sendiri. “Ibarat kate, biar Babe ame Nyak lu buta hurup kage bise bace, Babe redo segale taneh, bande, ludes, bakal lu jadi tukang insinyur! Supaya lu punya masa depan, kagak dibodo-bodoin orang, kagak diinjek-injek orang!”
Pada kesempatan lain, Babe juga berharap agar si Doel sebagai orang Betawi bisa jadi tuan rumah di kampung sendiri. “Orang dari mane-mane dateng ke Jakarta, udah sumpek nih Jakarta. Malah lu mau lari ke tengah lautan (Natuna)! Gua kasih tahu, Doel, elu kan anak Betawi, mustinya lu bangun nih kota Betawi!”
Sebuah penggambaran yang luar biasa dari Babe. Dulu aja Jakarta udah sumpek digembrongin orang dari mane-mane udah kayak laler gembrongin bangke, malah orang Betawi harus tersisih ke laut. Bahkan sebagai insinyur dan putra Betawi yang jujur dan anti-KKN, tak lantas membuat Doel mendapat tempat di kampung sendiri. Terang aja Babe gak sudi!
2. Penokohan yang kuat berhasil ditampilkan para pelakon dengan apik dan paripurna.
Selain tema dan cerita, penokohan yang kuat namun natural juga menjadi kelebihan sinetron ini. Sebut saja Babe Sabeni, sosok kepala keluarga yang tegas sekaligus kocak. Nyak Lela yang hangat dan penuh kasih, Doel yang senantiasa memegang prinsip, hingga Mandra yang ceplas-ceplos.
Masing-masing karakter ini dibuat demikian hidup, seakan-akan mereka hanya berimprovisasi sepanjang adegan seperti sedang main lenong. Sebagai trivia, tokoh Mak Nyak dan Mandra, sekalipun kakak-beradik, namun mereka berbicara dalam dialek Betawi yang berbeda, lho!
Tak hanya karakter Betawi yang diperankan aktor dan aktris Betawi, tokoh Sarah yang dikisahkan berlatar belakang Holland diperankan Cornelia Agatha yang memang memiliki darah Belanda—Yahudi, dan Minahasa. Demikian pula tokoh-tokoh Jawa, Sunda, dan Tionghoa, seperti Mas Karyo, Mang Ujang, dan Ko Ahong. Hal ini memudahkan pemeran untuk mendalami karakternya.
Pemilihan (casting) para pemain merupakan hal penting, mendasar, dan tidak asal. Karena pemirsa akan melihat kemampuan akting para pemeran dan chemistry yang dibangun antar-mereka, agar pesan moral dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik, bahkan hingga ke sanubari pemirsa.
Perbedaan adat dan status sosial tokoh utama, yaitu Doel dan Sarah menjadi konflik utama serial ini: antara si miskin dan si kaya, si modern dan “si primitif” (Doel dikatai demikian oleh Roy), si Holland dan “si inlander”, bahkan si Muslim dan si “non” (agama Sarah tidak pernah terekspose) membuat kisah Doel dan Sarah lebih dari sekadar kisah percintaan biasa. Namun semua ditampilkan tidak berlebihan dan sewajarnya.
3. Karakter si Doel sebagai protagonis yang dipresentasikan secara manusiawi, dalam banyak hal menjadi teladan bagi generasi muda.
Doel dikisahkan sebagai pemuda cerdas yang tengah berjuang mengejar cita-cita, menjunjung adat-istiadat Betawi, jujur, santun, rajin sembahyang, nurut orangtua, penuh empati. Sosok idealis yang memegang prinsip: anti-korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini ditunjukkan Doel dalam banyak adegan. Secara gamblang menyuarakan semangat reformasi.
Namun di sisi lain, ia kurang dapat menunjukkan ketegasan dan berubah plin-plan alias labil ketika dihadapkan pada dilema cinta segitiga yang mengekangnya. Jadi, kalau soal keluarga dan cita-cita, si Doel bisa galau berat, tapi kalau urusan asmara, entah ia arsipkan di laci nomor berapa alias enggak peka. Hashtag anti-bucin-bucin club, lah!
Dalam hal ini, si Doel menjadi representasi manusia biasa; laki-laki Indonesia pada umumnya: sawo matang, kumisan, bongsor, sendalan, sarungan. Bukan sosok pangeran yang memiliki kesempurnaan fisik seperti stereotipe sinetron jaman now yang kerap digambarkan sebagai cowok indo, mancung, tinggi, semampai, baik hati, saleh, suci, tajir-melintir, tanpa cela, bahkan tanpa sandal jepit (padahal kita semua memakainya).
Bandingkan dengan sinetron dan film jaman sekarang yang meng-casting calon pemain hanya dari jumlah followers Instagram dan penampilan fisik artisnya (edgy) aja, tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan tokoh yang akan diperankannya. B.J. Habibie dan Benyamin S. jelas dua pribadi yang kontras, kita enggak akan habis pikir bagaimana dua figur berbeda fisik dan karakter bisa diperankan oleh aktor yang sama dalam film.
4. Setting tempat diambil dari lokasi yang sebenarnya, sehingga tampak nyata.
Cerita Si Doel mengambil setting di berbagai tempat, mulai dari lingkungan rumah keluarga Doel—yang secara ironis berada di belakang komplek perumahan elite; lingkungan kampus Universitas Pancasila, rumah sakit, pabrik, perkantoran, tempat umum seperti Monas, Bundaran HI, Stadion Gelora Bung Karno, Bandara Soekarno-Hatta, hingga sudut kota Belanda dan Swiss.
Bandingkan dengan sinetron zaman sekarang yang mengambil lokasi shooting di situ-situ saja, di komplek itu-itu juga. Pemirsa akan langsung tahu kalau lokasi yang dijadikan kantor, kampus, sekolah, hotel, restoran, kafe, rumah sakit, rumah tetangga, dan “jalan raya” itu sebetulnya adalah rumah yang sama dan jalan komplek yang telah didekorasi ulang.
Padahal dalam Si Doel, mereka sanggup membangun suasana yang natural dengan beragam properti khas di jamannya (dan menjadi vintage di zaman ini), seperti: rumah si Doel, oplet, warung, ranjang besi, amben, tanjidor, kang kredit, setrika arang, hingga onthel. Sontak membuat serial ini semakin bernilai (klasik) untuk ditonton generasi saat ini. Bahkan opletnya berharga 1 miliar, sekarang.
Ketika, sinetron dan film jaman sekarang malah tidak terus terang dengan realita sosial kita yang sebenarnya dan cenderung mengada-ada.
Selain itu, sinetron jaman now juga kerap menampilkan tokoh eksekutif seperti manager, direktur, CEO, dan staf pegawai, tapi ora danta alias gak jelas mereka bekerja di perusahaan bidang apa? Bandingkan dengan si Doel yang memiliki latar belakang pendidikan jelas, yaitu insinyur teknik dan kelihatan (sesuai) secara eksplisit apa yang dikerjain di kantornya.
Demikian pula penampilan para pemeran pendukung bukan cuma buat manjang-manjangin jumlah episode doang, tetapi kehadiran mereka turut menunjang kelangsungan cerita menjadi lebih kompleks dan menarik, seperti Zaenab (Maudy Koesnadi), Adam Stardust (Hans), H. Tile (Engkong Ali), hingga Sindy “Saras 008” Dewiana (Lala).
5. Kritik sosial di mana-mana, tak jarang mengekspose sisi lain kaum Betawi.
Selain mengangkat tema kesederhanaan, sinetron Si Doel bahkan dibuat dengan semangat kesederhanaan sineas yang menggarapnya melalui rumah produksi milik keluarga, Karnos Film. Namun tetap sanggup menghadirkan tayangan berkualitas dan mapan sampai sekarang. Dengan kata lain, murah tapi enggak murahan. (Aku bahkan tidak membahas teknis mereka yang mumpuni dalam membuat film bagus dibandingkan teknologi yang semakin mutakhir, saat ini).
Rano sebagai anak ke-3 dari 6 bersaudara, mempunyai seorang kakak bernama Rubby Karno dan Tino Karno, sedangkan adik-adiknya, antara lain Santi, Suti, dan Nurli Karno. Tino dan Suti Karno turut bermain dalam Si Doel Anak Sekolahan yang disutradarai oleh Rano sendiri. Sementara Rubby Karno bertindak sebagai produser.
Mereka, dalam banyak kesempatan, telah melakukan kritik-kritik sosial bahkan politik dalam adegan maupun dialog secara tersirat (implisit) seperti dialog Babe di atas. Omongan Babe yang sekali pun nyablak, tapi berisi. Sarat akan sarkasme dan satire—enggak kayak sinetron sekarang yang miskin dialog dan kopong. Maka tak heran banyak adegan-adegan ikonis dan memorable dalam Si Doel, bahkan menjadi jargon.
Adegan ketika Babe Sabeni teriak-teriak sambil joget-joget kegirangan atas kelulusan si Doel dari pendidikan teknik, misalnya. Menunjukkan demikian besarnya ekspektasi orangtua kepada anak-anak mereka.
Adegan ketika badan Atun yang gempal kejepit terompet tanjidor, sehingga merepotkan semua orang, seakan-akan ingin menunjukkan betapa tanjidor tidak dipandang sebagai nilai kebudayaan, melainkan benda usang yang ketinggalan zaman.
Adegan keluarga si Doel pergi berziarah ke makam orangtua yang telah dibangun menjadi Stadion GBK. Orang Betawi bahkan enggak mendapat cukup ruang untuk menghormati sejarah leluhurnya karena habis dibabat “pembangunan”.
Adegan kocak saat Bang Mandra rebutan Lala sama Engkong;
Adegan ketika Babe meninggal dalam perjalanan pulang dari liburan keluarga yang diakomodasi Sarah;
KARENA digemari, sinetron Si Doel ditayangkan dalam 7 season dan mencapai 162 episode di dua stasiun berbeda, yaitu RCTI (1994-2000) dan Indosiar (2000-2004) dilanjutkan dengan Si Doel Anak Gedongan (2005). Tentu saja dengan proses produksi yang tidak tergesa-gesa (baca: kejar tayang) sebagai upaya menjaga kualitas. Sejak 2009, serial Si Doel ditayangkan ulang di RCTI, hingga dibuat trilogi Si Doel The Movie (2018–2020).
Masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam memilih tayangan, kendati memang belum merata. Masih ada sebagian masyarakat yang mengira program-program televisi yang diselipi atribut keagamaan sebagai program religi yang layak ditonton. Kenyataannya, Si Doel yang tidak mengusung tema agama, justru mengandung pesan moral yang demikian religius, mengangkat nilai-nilai ketimuran, dan meski bermuatan kritik sosial, dengan cerdiknya tetap dapat menjaga jarak dari sensasi maupun kontroversi.
Semoga ke depannya semakin banyak sineas yang membuat tayangan-tayangan berkelas semacam si Doel. Enggak harus di teve, lho! Banyak platform yang bisa digunakan (seperti film pendek yang santer belakangan), dan Si Doel hanyalah salah satu referensi yang bisa dipilih. Jangan tayangan “azab” atau “ababil” mulu.
Basi. (*/msl)
Catatan Kaki
[1] https://youtu.be/40nQjOftHHk
See less