Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Apa sisi gelap menjadi SPG?
Kebetulan saya pernah menjadi spg reguler dan event jd sedikit banyak sayang tahu apa saja sisi gelapnya. Ditawar. Ya, ga salah baca kok kalian. Ditawar sama om-om atau bahkan mas-mas yang nakal😭 contohnya begini. Ketika saya sedang mendeskripsikan produk sambil promosi, mereka menjawab “saya beli,Read more
Kebetulan saya pernah menjadi spg reguler dan event jd sedikit banyak sayang tahu apa saja sisi gelapnya.
Beberapa poin jawaban tersebut sudah ada dijawab oleh beberapa pihak. Tp karena sama oleh yg saya rasakan, jd ya gapapa ya saya ketik ulang versi saya😅
Terimakasih selama 2 tahunnya, SPG❤️
See lessBagaimana tips agar bisa akrab dengan anak kecil? Saya canggung saat berhadapan dengan anak kecil.
ada banyak cara agar bisa akrab dengan anak kecil. Semua orang punya tipsnya masing-masing. Yang bisa dicoba: Dekati ibu, kakak perempuan, atau seseorang yang dekat dengan dia. Jika kita sudah dekat dan akrab dengan orang yang ia percaya, biasanya ia juga akan percaya dengan kita. Mohon berhati-hatiRead more
ada banyak cara agar bisa akrab dengan anak kecil. Semua orang punya tipsnya masing-masing.
Yang bisa dicoba:
Kita kan dulunya anak-anak. Jadi jangan canggung. Berpikirlah seperti mereka berpikir. Selami alam pikirannya. Dengan berlatih dan jam terbang tinggi, lama-lama kita akan dekat dengan anak-anak kok.
Selamat mencoba ya!
See lessBagaimana cara agar anak tidak menjadikan tangisan sebagai senjata dalam meminta sesuatu?
Kalau cara saya, sebagai seorang Tante dari keponakan saya adalah dengan membiarkan dia menangis. Yaps, benar sekali. Kalian tidak salah baca. Saya punya keponakan yang sangat aktif sekali dan suka menangis jika ibunya pergi sebentar ke pasar dan karena hal-hal sepele lainnya. Biasanya akan langsungRead more
Kalau cara saya, sebagai seorang Tante dari keponakan saya adalah dengan membiarkan dia menangis.
Yaps, benar sekali. Kalian tidak salah baca. Saya punya keponakan yang sangat aktif sekali dan suka menangis jika ibunya pergi sebentar ke pasar dan karena hal-hal sepele lainnya.
Biasanya akan langsung di bujuk oleh ibunya, sehingga anak tersebut memang menjadikan menangis adalah sebuah senjata ampuh.
Suatu ketika saat saya hendak pergi, keponakan saya ini hendak ikut. Saya tidak mau dia ikut. Selain karena pasti repot dan saat itu saya hendak bertemu dengan teman-teman saya karena satu dan lain hal yang tidak memungkinkan untuk membawa anak kecil.
Keponakan saya ini berumur 4 tahun. Namun, karena ibunya sibuk bekerja, dia jadi suka cari perhatian. Ya, bisa dibilang kurang perhatian dan kasih sayanglah. Sebab, diumur saat dia sedang bertumbuh untuk tahu banyak hal dan belajar mengenal hal-hal baru dan banyak bertanya, sang ibu malah sibuk bekerja. Sesekali akan diperhatikan, tapi saya tahu bahwa sebenarnya itu tidak cukup. Sangat terlihat jelas. Ibunya adalah kakak saya. Ya, kakak saya sangat workaholic.
Keponakan saya ini, sering sekali tantrum, padahal masalah yang sepele. Mungkin karena itu tadi. Dia kurang di perhatikan.
Suatu ketika saat keponakan saya ini menangis untuk melancarkan aksinya, sambil teriak-teriak dan melempar barang, saya hanya melihatnya terus. Tidak berkata apapun. Saya biarkan dia menumpahkan segalanya terlebih dahulu. Dia semakin beringas. Saat disela-sela tangisnya yang sudah mulai lelah menangis, saya akhirnya berkata.
R : Roger
S : Saya
R : Hiks … hiks ….
S : Roger udahan nangisnya? Sini sama Tante. Kenapa bisa nangis sambil ngamuk gitu? Sini bilang sama Tante.
R : Hiks … hiks …. ( Dia masih menangis dan gengsi datang kepada saya).
S : Sini sama Tante. Bilang sama Tante kamu kenapa? Kalau kamu nangis gitu sambil teriak-teriak Tante enggak ngerti kamu maunya apa. Yuk, sini. Kamu diam ya, biar bisa bicara sama Tante.
R : …, ( dia melunak dan sedang menimang-nimang untuk datang kepada saya).
S : Sudah sini. Tante enggak marah, kok. Coba bilang sama Tante. Kamu kenapa nangis begitu?
Akhirnya dia datang mendekat kepada saya dan sudah dipelukan saya. Dia kembali menangis tapi dengan ritme yang lebih kalem dan tidak teriak-teriak. Dia berkata;
R : Mama pergi, tinggalin Ojer. Ojer mau ikut mama. Hiks … hiks ….
S : Mamanya kan pergi sebentar. Di sini kan ada Tante. Nanti mama pulang lagi, ya.
Dia hanya menangis, tapi mulai bisa menguasai dirinya sendiri, sehingga dia hanya terisak saja.
S : Kalau Ojer nangis sambil teriak-teriak kayak tadi, Tante enggak ngerti maunya Ojer itu apa. Jadi, jangan begitu lagi, ya. Harus tenang, bicara sama Tante.
Dia hanya mengangguk dan memeluk saya semakin erat dan terisak. Akhirnya saya mengusap rambutnya dan memberikan dia air putih agar tenang.
Nah, setiap kali dia tantrum dan teriak-teriak, saya tidak mau membujuknya. Saya akan diam saja melihat dia. Saat dia sudah mulai lelah baru saya lancarkan aksi. Begitu terus. Sehingga dia terbiasa dan mengerti bahwa dia tidak akan mendapatkan apapun jika menangis seperti itu dan berteriak-teriak. Kami biasanya akan bernegosiasi. Dan lama-kelamaan dia mengerti.
Setiap kali ibunya hendak pergi dan dia harus tinggal atau karena keinginannya tidak di turuti, dia tidak lagi tantrum yang berlebihan. Dia akan bernegosiasi dengan saya atau ibunya agar diperbolehkan ikut. Kalau pun tidak diperbolehkan ikut, biasanya saya akan memberinya pengertian dan berjanji agar membelikan dia sesuatu (jika ibunya yang pergi maka ibunya ikut saran saya seperti itu), dan dia mulai memahami hal tersebut.
Kuncinya adalah kita yang mengatur mereka. Bukan mereka yang mengatur kita. Kita harus tegas dibarengi dengan kelembutan tapi harus tepat pada posisinya. Btw, saya ini terkenal dengan Tante yang galak oleh semua keponakannya saya. Keponakan saya itu banyak, ya. Jadi, sedikit banyaknya saya mengerti dan tahu cara menghadapi anak kecil.
Anak kecil itu juga butuh di dengarkan. Meski kita terkadang bosan dengan cerita mereka kita harus tetap mendengarkan. Dan jangan lupa juga memberikan perhatian yang cukup.
Sekian.
See lessApakah bangsa Yahudi masih membenci Jerman mengingat di masa lalu, terutama di era Nazi Jerman banyak sekali ras Yahudi yang dibantai oleh Hitler?
Pihak ayah suami saya orang Yahudi yang menetap di Israel. Kalau dari yang saya lihat, tidak ada kebencian yang tampak. Jerman sendiri sudah menetapkan aturan kalau Nazi Jerman, Hitler, dan Holocaust memang fakta yang tidak bisa dibantah dan di-condemn oleh pemerintah Jerman. Kalau dilihat sekarangRead more
Pihak ayah suami saya orang Yahudi yang menetap di Israel. Kalau dari yang saya lihat, tidak ada kebencian yang tampak. Jerman sendiri sudah menetapkan aturan kalau Nazi Jerman, Hitler, dan Holocaust memang fakta yang tidak bisa dibantah dan di-condemn oleh pemerintah Jerman.
Kalau dilihat sekarang malah Jerman seperti ingin memperbaiki masa lalu dengan memberi dukungan ke Israel dan Yahudi.
Kebalikannya, sejak 2019, mulai terlihat bahwa anti-semitism is on the rise.
See lessApa negara termiskin di Eropa?
Moldova dengan GDP per kapita tahun 2019 $ 4,503. Bandingkan saja dengan GDP per kapita kita tahun 2019 yaitu sebesar $ 4,135. Jadi Moldova itu masih sekelas dengan kita. Dimanakah Moldova? Di Eropa Timur diantara Rumania dan Ukraina. Bendera Moldova Chisinau, ibu kota Moldova ~ Kemungkinan besar anRead more
Moldova dengan GDP per kapita tahun 2019 $ 4,503. Bandingkan saja dengan GDP per kapita kita tahun 2019 yaitu sebesar $ 4,135. Jadi Moldova itu masih sekelas dengan kita.
Dimanakah Moldova? Di Eropa Timur diantara Rumania dan Ukraina.
Bendera Moldova
Chisinau, ibu kota Moldova ~ Kemungkinan besar anda belum pernah dengar nama yang bikin lidah keseleo ini…
Moldova yang Eksotik & Indah
Terlepas Moldova adalah sebuah negara miskin di Eropa. Namun ini adalah sebuah negara yang tenang dan indah.

See lessApa yang akan Anda lakukan ketika diberi pilihan lanjut ke universitas akreditasi C ke semester 3 atau mengulang awal di kampus akreditasi B?
Saya kasih gambaran, DO di ITB itu mayoritas atau bahkan hampir semuanya terjadi di semester 4. Setelah itu ada yang lari ke UI, STAN, dll. Itu lebih baik daripada DO di semester 12 dan transfer SKS yang best scenario-nya adalah ke Unjani (rata-rata untuk teknik) atau Unas (rata-rata untuk non-tekniRead more
Saya kasih gambaran, DO di ITB itu mayoritas atau bahkan hampir semuanya terjadi di semester 4. Setelah itu ada yang lari ke UI, STAN, dll. Itu lebih baik daripada DO di semester 12 dan transfer SKS yang best scenario-nya adalah ke Unjani (rata-rata untuk teknik) atau Unas (rata-rata untuk non-teknik)
Secara masa depan juga yang DO-nya pas TPB itu rata-rata pada sukses, dari mulai jadi asdos di PTN favorit selain ITB, sampai peneliti di lembaga negara semisal OJK
Sedangkan yang pindahnya belakangan, hhh hidupnya pada lebih berat seriusan dah. Ada yang wirausaha, ada yang jurnalis, ada yang ke parpol, tapi intinya semuanya itu ngandelin 100% effort mereka. Mereka gak bisa lagi bawa-bawa privilege mereka
Beda sama yang DO duluan sehingga masih punya banyak pilihan masa depan bahkan bisa berprestasi di kampus lain yang sama bagusnya. Pas lulus, dapet privilege yang sama atau bahkan lebih daripada kalau mereka lulus dari ITB
Nah kasus adinda ini, baru semester 3, dahlah 3 semester itu kalau di dunia perkuliahan itungannya belum ngapa-ngapain. Kamu punya opportunity yang lebih bagus gak akan rugi apa-apa kalau kamu tinggal
Udah pemandangan sehari-hari buat saya pas TPB dulu anak-anak kuliah 4 semester di TPB cuma buat buang waktu sembari ngejar STAN, monbuka gakusho, dll. Termasuk salah satu presiden RI ada yang TPB cuma 2 semester terus pindah
Apa alasanmu meninggalkan ITB?
orang yang tahu saya keluar dari ITB pasti mengatakan, sayang banget, yah kok bisa. Saya juga heran kenapa saya meninggalkan ITB. Saya adalah mahasiswa ITB angkatan 2018, saya masuk jalur SNMPTN. Awal keterima, seneng banget bahagia banget intinya. Pas buka pengumuman ketika itu saya masih ditempat bimbel, saya sampai melempar hp saya karna lihat warnanya hijau, berarti lulus. Jadi cepet2 saya hubungi orang tua saya, orang tua saya mengatakan bagus tapi tidak terlalu bangga. Yah standart lah responnya, diakhir telepon dia mengatakan “Nak tetap les aja untuk ambil kedinasan (S**N)” saya kecewa tetapi ya gimana lagi. Sebetulnya saya sudah sempat mendaftar ke kedinasan itu, maklum anak SMA yg ambis, pengen test kesana kemari. Sejak menang SNMPTN saya malas belajar. Maklum dulu pas SMA selalu belajar gak pernah istirahat, saya pikir ini waktunya istirahat.
Orang tua saya mengatakan bahwa saya harus tetap test, saya ikut test kedinasan tsb tetapi seperti bermain2. Di sesi 1 saja sudah kalah. saya menerima kekalahan dengan senang hati. Jadi saya akan menjadi mahasiswa ITB. Siswi SMA dari kampung akan ke Bandung. Saya sangat bangga dengan diri sendiri kala itu. Tetapi saya juga dihantui rasa gelisah, kenapa? Awalnya saya ingin mengambil jurusan yg simbolny AE kalo ga salah. Berhubungan dengan penerbangan, anak ITB tau lah ya. Di lemari saya, buku saya, saya catatkan jurusan itu. Tetapi diakhir penentuan jurusan saya malah memilihi planologi!. Hanya untuk mencari peluang. Jadi saya kemarin pernah ikut lomba sampai tingkat nasional tentang ilmu ini dan akhirnya mengambil jurusan ini. Masa perkuliahan saya akui cukup berat, saya adalah orang yang tertutup. Saya sangat jarang bergaul, akibatnya belajar pun sendiri. Padahal di Masa tpb, big No kalo kamu belajar sendiri tapi belum mahir2 amat. Saya juga tersiksa dengan kesendirian kala itu. Saya selalu mengurung diri di kost.
Saya menyelesaikan perkuliahan semester 1 dengan baik, ya standart lah ya. Di semester 2 saya punya list perubahan dalam diri, iya aku harus ikut berorganisasi. Jangan mau sendiri, tapi sangat sulit ternyata brooh. Saya ikut organisasi kedaerahan. Kalau anak ITB pasti tau sulit ya kaderisasi masuk organisasi. Sudah otak saya pas pasan ditambah kaderisasi unit hancurlah ip saya di semester 2. Satu matakuliah membuat saya menangis. Saya kemudian kembali berfikir. Kalo ip saya segini, siapa nanti yang mau terima saya kerja. Alhasil ketika masa2 kaderisasi saya dengar teman saya mendaftar ke kedinasan itu. Saya sih ga tertarik, karena dulu saya di doktrin guru jangan mau jadi pegawai pemerintah, masa depan kmu terukur. Tetapi di malam terakhir pendaftaran kedinasan saya tiba2 pengen daftar. Itu j- sebelum penutupan. Jurusan saya tidak tau, saya ambil jurusan teman saya dan serahkan pendaftarannya utk didaftarkan teman saya (saya kaderisasi sampai jam 11 malam). Setelah melewati drama yg panjang, saya lulus (keberuntungan) tetapi ps saya sudah bisa memilih, saya kembali bingung. Masa iya harus ninggalin itb. :(. Saya suka ITB, mahasiswa nya cerdas2, pemikirannya luar biasa, kamu tidak akan dihina jika pendapatmu aneh tetapi malah diapresiasi kok bisa berpikir aeperti itu. Jarang saya temui orang2 seperti di itb. Saya dilanda kebingungan. Akhirnya papa saya menelepon saya, katanya supaya saya berdoa. Kemudia papa saya mengatakan supaya saya tidak salah memilih, tapi kalau boleh papa meminta saya ambil kedinasan saja. Makin bingung saya. Mama yang sangat senang saya diterima bahkan menelpon teman saya agar saya meninggalkan itb saja.
Akhirnya hari Minggu saya memutuskan jalan2 ke kampus. Sekalian untuk memutuskan kemana saya nanti akan melanjut. Ahirnya saya memilih kedinasan. Saya menangis menelfon papa saya. Sungguh dramatis sekali. Papa mama saya sangat senang, katanya dikampung saya saja yg selalu topik pembahasan mereka. Pikiran saya kala itu, kenapa harus menunggu utk membahagiakan orang tua ketika kamu sudah mendapat cita2 mereka sedari dulu. Hari Minggu itu adalah hari terakhir saya dikampus. Sedih rasanya, pengen saya ambil dua duanya. Tetapi terlalu rakus bukan?.
sekarang saya sudah berada di tempat yang baru. Saya bahagia disini, memiliki teman yang baik dan saya menjadi tidak sendirian lagi. Sahabat2 saya sangat baik, suasana kelas kembali seperti SMA dahulu, dengan ke akraban dan lucunya kelas. Aku tidak tahu apakah keputusan ku tepat, tapi aku yakin, Kejadian2 yg kualami selama test (pulang pergi Bandung-Medan, ketinggalan kartu ujian, hampir salah kostum, orang tua yang sampai bolos kerja hanya untuk menyemangati ku ujian fisik dan masih diijinkan ujian dan lulus) adalah cara Tuhan untuk membantu ku memilih yang tepat untuk masa depanku.
bonus aku akan menambahkan foto kenanganku di ITB
edit: Untuk teman2 yang Tuhan kasih pilihan, jangan pernah ragu untuk memutuskan. Pilihlah tempat yang benar2 kamu rasakan tepat untuk kamu. J
edit : tidak menyangka responnya begini. Terimakasih. Tambahan hehe
Satu tahun saya di ITB adalah tahun terbaik bagi saya dalam mengembangkan diri, saya sangat beruntung mendapat kesempatan belajar di ITB, dosen2 nya yang luar biasa, teman2 yang sangat pintar dan kritis, pokoknya pola pikir saya sangat berkembang di ITB. Tidak salah mereka menyebut ITB, Institus Terbaik Bangsa, bukan Institut ini Tidak Bobo ya hehehehe

See lessApakah bahasa Inggris akan tetap menjadi bahasa internasional untuk selamanya?
Dengan melihat perkembangan saat ini, diprediksi bahasa Inggris tetap akan menjadi bahasa Internasional. Yang perlu digaris bawahi, saat ini. Selama beberapa dekade terakhir Amerika menunjukkan perkembangan pesat yang berimbas pada kemajuan teknologi global. Tapi, seperti yang kita ketahui, AmerikaRead more
Dengan melihat perkembangan saat ini, diprediksi bahasa Inggris tetap akan menjadi bahasa Internasional. Yang perlu digaris bawahi, saat ini. Selama beberapa dekade terakhir Amerika menunjukkan perkembangan pesat yang berimbas pada kemajuan teknologi global.
Tapi, seperti yang kita ketahui, Amerika punya saingan berat: China. Bisa jadi Mandarin menggantikan bahasa Inggris di masa depan, siapa tau.
See less