1. Schizophrenia atau gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Biasanya penderita mengalami halusinasi dan paranoid
2. Sleep Paralysis karena terganggunya fase todir yang menyebabkan terjadinya atonia otot yang mencegah seseorang untuk bertindak di luar mimpi
3. Fear, semakin kita berandai-andai dan takut maka semakin otak kita terpengaruh seperti doktrin
4. Doktrin dan Budaya
5. Salah lihat

Penjelasan ini saya buat berdasarkan cerita orang.

Setiap benda memiliki energi di dalamnya. Menurut Thomas Young salah satu fisikawan asal Inggris, secara ilmiah alam semesta itu sendiri merupakan sebuah energi. Energi berasal dari bahasa latin, energos berarti ‘aktif’, ‘bekerja’. Energi dianggap sebagai realitas primordial yang menjadi sumber, termasuk keseluruhan yang menjadi alam semesta, termasuk apa yang disebut kalangan fisikawan sebagai the singularity atau kalangan mistikus disebut energi ilahi  yang menyebabkan dentuman awal  yang melahirkan particular yang terus berkembang.

Energi mendapatkan pembahasan dari dua perspektif yang berbeda. Pertama , energy  sebagai unsur materi awal yang tanpa bentuk dan tak terlihat. Energi dilukiskan bagaikan ilusi yang kemudian mewujud menjadi substansi alam semesta. Dari energi ini lah terbentuk materi dasar dan kemudian membentuk alam semesta.

Pembuatan pusaka terutama keris-keris kuno atau sepuh, ada yang menggunakan bahan meteor, batu mulia, batu-batu tertentu. Selain campuran baja yang ditempa. Semua bahan tersebut merupakan bagian dari alam semesta yang tentunya memiliki pecahan energi, yakni energi alam.

Proses pembuatannya dilakukan oleh para ahli, yang dahulu disebut Empu. Menurut sejarahnya, para Empu tadi melakukan tirakat khusus, ada yang menunggu wangsit dan lainnya. Ditambah adanya kegiatan ritual yang dilakukan para Empu, dengan doa-doa sesuai hajat dan kebutuhan keris, menjadikan keris tersebut memiliki kekuatan yang dimanivestasikan dari energi-energi dari doa tadi.

Biasanya setiap keris memiliki kekhususan, misal keris Luk 5 dipergunakan hanya khusus untuk Para Raja dan Senopati seperti keris Pandawa yang saya miliki dan saya ceritakan di atas, si Empu menuangkan doa kepada Tuhan agar keris tersebut memiliki energi kewibaaan dan daya tarik, sehingga yang membawanya disegani dikagumi oleh banyak orang.

Mungkin kita ambil saja dari pendapat Arie Kriting, menurutnya PON Papua lebih baik direpresentasikan oleh Perempuan Papua untuk menampilkan keberagaman di Indonesia mendampingi Kaka Boaz. Jadi ada pilihan lain yang lebih tepat untuk menonjolkan budaya Papua dalam PON.

Fenomena ini bisa kita sebut  Underrepresented people being robbed from their spotlight. Ini dari dulu jadi permasalahan mendasar film-film layar lebar di Holywood. Orang kulit hitam, Asia, bahkan penduduk asli Amerika, semuanya diperankan oleh orang kulit putih.

Tapi di PON Jabar pun yang dipilih adalah Maria Selena yang asli Palembang bukan Jawa Barat.

Mungkin yang perlu dipahami adalah alasan dibalik memilih Nagita Slavina. Apakah karena Nagita Slavina ini memiliki eksposure yang besar untuk memperkenalkan PON? Dan ada Kaka Boaz yang menjadi representasi Papua.

Peluang Ganjar Pranowo menjadi capres bisa jadi tidak sebesar Anies Baswedan.

Anies dalam jajak pendapat berbagai survey menduduki peringkat atas, meskipun bukan teratas. Dia juga menjadi pilihan menarik karena menjadi antitesis dari partai penguasa. Jadi, kalau ada ketidakpuasan terhadap penguasa maka Anies lah menjadi alternatif pelarian suara.

Sebaliknya Ganjar Pranowo walaupun merupakan figur yang lumayan populer tapi pencapresan dirinya amat tergantung dari partai pengusungnya yang dalam hal ini adalah PDIP. Ganjar pernah kena teguran keras dari Puan dan Bambang Pacul bulan lalu, ini menjadi langkah rasional bagi Ganjar untuk mengerem ambisi dirinya menjadi Capres. Biar bagaimanapun ibunya Puan alias Megawati yang mempunyai hak prerogatif untuk menentukan siapa calonnya, karena dia memang pendiri partai yang tidak bisa diganggu gugat.

Belum lagi suara yang mendukung Ganjar mayoritas diharapkan datang dari Jawa Tengah, lumbung suara tradisonal bagi PDIP. Bagaimana kalau Ganjar membangkang)dengan tetap nekat menonjolkan diri demi pencapresan. Sayang sekali kultur Jawa khususnya Jateng memandang orang yang terlalu berambisi sebagai hal yang tidak baik. Jadi PDIP tanpa Ganjar masih solid di Jawa Tengah, tetapi Ganjar tanpa PDIP bagai ayam kehilangan induknya.

Ada kemungkin saja Ganjar dilirik oleh partai lain, pun apabila Capres Cawapres yang maju ada 3 pasang. Kalau hanya 2 pasang saya kira tipis kemungkinannya karena partai oposan akan menomor satukan Anies. Jadi Ganjar cuma bisa dicapreskan oleh partai yang tidak puas dengan PDIP dalam hal pemilihan Cawapres.