1. Charlie Chaplin di Surabaya. Beliau mengunjungi Indonesia dua kali (1927 dan 1932), menyusuri Jawa berakhir di Bali. Charlie Chaplin berada di tengah dengan membawa karangan bunga tanpa kumis legendanya.
Foto: ig/@sejarahindonesia
2. Potret tentara di awal kemerdekaan. Dengan seragam yang seadanya dan senjata rampasan.
Foto: ig/@sejarahindonesia
3. Salah satu seorang gerilyawan yang masih muda tersenyum setelah pulang dari pertempuran.
Foto: Cartier Bresson
4. Pejuang perang masa kemerdekaan. Dahulu hanya mengandalkan bambu runcing dan senjata rampasan. Senyum pejuang itu terlihat tak ada keraguan.
Foto: tropenmuseum circa September 1945
5. Potret Soeharto dan hobi memancingnya.
Foto: Koleksi Perpustakaan Nasional
6. Suasana jual beli jaman dulu (Solo, 1939).
Foto: Alphons Hustinx, Nederlands Fotomuseum
7. Unjuk rasa anggota KAPPI dan KAMI periode 1956-1967.
Foto: Arsip Gahetna
8. Kebiasaan ingin tahu seperti merogoh isi stupa Candi Borobudur sudah ada sejak dulu, seperti pengunjung dalam foto ini.
Foto: ig/@sejarahindonesia
9. Angkutan jadul sebelum adanya Oplet. Sekarang digantikan oleh Angkot.
Foto: Dean Conger/Corbis
10. Kondisi Malioboro di persimpangan rel kereta dengan Stasiun Tugu.
Foto: Charles Breijer, 1947.
11. Tragedi Mei 1998.
Foto: Reuters
12. Peristiwa unjuk rasa mahasiswa tahun 1998. Beberapa rela menaiki gedung DPR.
Foto: Eddy Hasbi/Kompas
13. R.A Kartini dengan saudara kandungnya (Kardinah dan Rukmini) dan satu adik tirinya (Sumantri). Mereka berempat terlihat minum teh bersama dan mengenakan kimono.
Foto: Woodbury & Page, Leiden University
14. Definisi modis muda-mudi tahun 1970. Berfoto di tepian Sungai Siak, Tanjung Rhu, Pekanbaru.
Foto: Tengku Abdul Khalid.
15. Anak-anak Yogyakarta yang membeli jajan di pedagang kaki lima tahun 1910. Masih terlihat sangat sederhana dan asri.
Foto: fb/KangHermawan
16. Gadis kecil yang terlihat semringah karena tahu difoto. Lokasi di sebuah SD Jawa Tengah tahun 1949.
Foto: Cas Oorthuys.
17. Antusiasme anak-anak saat menonton pertandingan sepak bola dari luar pagar Stadion Kridosono, Yogyakarta tahun 1951.
Foto: Michelangelo Durazzo