Apa akibatnya bagi Indonesia jika tak bisa melunasi hutangnya kepada Tiongkok?
Fadhlan BintangProfessional
Apa akibatnya bagi Indonesia jika tak bisa melunasi hutangnya kepada Tiongkok?
Share
Tersirat pada pertanyaan diatas adalah asumsi penanya bahwa hutang Indonesia kepada Tiongkok sangat besar sehingga terbuka kemungkinan Indonesia tidak akan mampu melunasinya.
Apakah asumsi tsb tepat dan didasarkan pada data? Mari kita kupas data, pada bulan Januari tahun 2021, total hutang luar negeri Indonesia adalah sebesar $ 416.6 milyar atau sekitar 37.8% GDP nasional. Dari jumlah tsb hutang Indonesia ke Tiongkok adalah sebesar $ 17.75 milyar atau 4.26% dari total hutang yang ada.
Baik mari masuk ke jawaban,
Pertama. Dari segi jumlah pinjaman, pinjaman Tiongkok hanya 4.26% dari total hutang eksternal Indonesia. Jadi jelas sangat tidak signifikan membicarakan hutang Tiongkok ini. Jauh lebih signifikan membicarakan hutang Jepang yang sekitar 28% ataupun hutang pada World Bank/IMF/ADB yang sekitar 25%. Dua hutang yang terakhir tsb jauh lebih besar dan signifikan pengaruhnya terhadap kesehatan ekonomi kita dari pada hutang Tiongkok.
Kedua. Dari segi kondisi pinjaman. Hutang Tiongkok adalah Concessional Loan yang dimengerti sebagai, “……loans that are extended on terms substantially more generous than market loans. The concessionality is achieved either through interest rates below those available on the market or by grace periods, or a combination of these. Concessional loans typically have long grace periods.” Jadi ini adalah pinjaman jangka panjang dengan bunga rendah.
Ketiga. Jika ada masalah, Tiongkok cenderung menyesuaikan kondisi hutang.
Berdasarkan penelitian Prof. Deborah Brautigam dari John Hopkins University. Sejak tahun 1980, terhadap 3,000 lebih pinjaman Tiongkok di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Menurut prof Brautigam, Tiongkok sengaja mengatur pinjaman dalam bentuk Concessional Loan supaya luwes sehingga jika ada masalah dapat dengan mudah diatur ulang pinjaman tsb sehingga tidak membebani negara peminjam. Oleh karena bagi Tiongkok jauh lebih penting memiliki mitra yang sehat secara ekonomi.
Atas dasar itu maka tidak ada sebuah negarapun mengalami masalah hutang dengan Tiongkok. Lihat, Jawaban David Widihandojo untuk Apakah “China debt trap” itu nyata?
Kesimpulan
Atas dasar data dan kondisi pinjaman Tiongkok. Nampak jelas bahwa Indonesia tidak mengalami problem dengan pinjaman Tiongkok.
Dengan demikian, mereka yang saat ini ribut, “menggadaikan Kalimantan untuk bayar hutang Tiongkok,” “Indonesia terperangkap jebakan hutang Tiongkok,” dsb. dsb. Tidak lebih daripada hoaxs para internet troll. Kemungkinan besar mereka melakukan itu karena sentimen anti Tionghoa.
Internet Troll