Mengganti pekerjaan manusia dengan robot, otomasi, atau kecerdasan buatan, meskipun ini sebenarnya adalah kemajuan teknologi, itu salah secara moral.
Bisakah itu?
Ekonomi sebenarnya adalah kumpulan transaksi antar individu yang memiliki “surplus”, yang dapat berupa barang atau jasa.
Transaksi ekonomi ini seperti cog (roda gigi) yang saling menyambung dan berputar seirama, seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
Nah, kalo misalnya para penguasa elit global dunia (baca: billionaires) memutuskan untuk mengalihkan sebagian proses bisnisnya yang dialihkan dari tenaga manusia ke Robot/Automation/AI. Maka apa yang terjadi? Maka rantai proses ekonomi manusia akan putus, terhenti, atau bahkan rusak dan meledak secara spektakuler.
Misalnya saja seorang juragan pabrik bernama Eko Mursyid. Si Eko ini memutuskan untuk mengganti 300 buruh pabrik mobilnya dengan Sistem Otomasi, yang mulanya begini:
Jadi begini:
Tentunya si Eko senang karena selain proses produksinya lebih cepat dan efisien, ongkos produksinya pun dapat ditekan dan si Eko yang kaya tajir melintir pun jadi makin kaya..
Namun apa yang terjadi setelahnya? Penjualan mobilnya si Eko awalnya sih naik, tapi lama kelamaan penjualannya menurun secara konsisten, dan hal inipun diikuti oleh kompetitor mobil lainnya (baik yang ikut2an pake Otomasi atau bahkan yang masih pake manusia). Kenapa ini bisa terjadi?
Ternyata eh ternyata, 300 buruh pabrik yang “dirumahkan’ tadi itu, yang tadinya mereka punya uang dari gaji, kini tidak punya uang lagi. Barang-barang yang biasanya mereka belipun akhirnya mereka urungkan untuk beli karena kesulitan ekonomi yang mereka alami. Para pemilik bisnis yang dapat untung dari penjualan barang yang biasanya dibeli sama buruh pabrik tadi, jadinya ga punya uang juga karena cashflow-nya mandeg gara-gara tidak ada penjualan, dan mereka akhirnya juga mengurungkan niat mereka untuk membeli mobil (yang salah satunya diproduksi si Eko).
Jika saya ditanyain pendapat, bagaimana jadi pekerjaan manusia akan digantikan oleh Robot? Ya jelas itu tidak akan menguntungkan Umat Manusia secara kolektif ya, karena secara Makro Ekonomi pasti pengaruhnya akan negatif, dan akan berimbas juga ke Middle Class seperti saya..
Bagaimana dengan para penguasa elit global (baca: billionaires)? Tentunya mereka akan untung besar, walaupun dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjangnya, percaya atau tidak, itu akan merugikan mereka sendiri juga koq.
Lho koq bisa?
Coba tonton videonya Ray Dalio tentang ekonomi
[1]
. Disitu dijelaskan bahwa setiap siklus ekonomi saat resesi (atau bahkan depresi), masyarakat pasti akan mengkambinghitamkan mereka akan situasi ini (terlepas benar atau tidaknya hal ini). Ambil contoh saja ya untuk kejadian seperti ini, mungkin akan terjadi lagi ke mereka:
- Revolusi Prancis: Raja dan Ratunya mati di pisau potong ternak karena rakyatnya kelaparan akibat utang dari Perang..
- Revolusi Bolshevik: Raja dan keluarganya ditembak mati karena saat rakyatnya disuruh perang melawan Jerman, banyak pemudanya yang mati di medan perang dan yang di rumah mati kelaparan, Tsar-nya malah bergelimang harta dan istrinya selingkuh sama Om-om gondrong..
- Kerusuhan Mei 1998, tau sendirilah ya ceritanya.
- Dsb dsb.
Jadi kalo memang mau implementasi Robot/otomasi/AI sih boleh-boleh aja, tapi setidaknya tunjukkanlah sedikit kemanusian (ini buat para elit ya), setidaknya tunggulah sampai populasi manusia berkurang secara signifikan (seperti yang sekarang terjadi di Eropa Barat, Jepang, dan negara-negara maju lainnya), sehingga AI akan menggantikan pekerjaan manusia tanpa mengorbankan manusia yang sudah ada.
Tentunya hal ini akan sulit dilakukan karena sifat rakus dan tamak dari manusia (baca: elit global) itu sendiri..
Catatan Kaki