Bukan balasan karena tidak ada gunanya, tapi langkah selanjutnya. Saat pertama kali ketahuan, tetap tenang, simpan bukti, dan minta untuk membuat surat kesepakatan lengkap jika hal tersebut terulang. Termasuk dalam kesepakatan tersebut adalah pemeriksaan kesehatan berkala untuk mengurangi risiko penularan penyakit (biaya pemeriksaan ini cukup mahal). Juga, menyatakan bahwa tidak ingin memiliki anak sampai kepercayaan kembali, setidaknya selama 5 tahun ke depan.
Saya langsung mendokumentasikan bukti dan mengambil foto lampiran, kemudian menyimpannya di rumah orangtua. Saat ketahuan untuk kedua kalinya, saya melaporkannya ke instansi terkait, tetapi hanya mendapatkan teguran dan skorsing yang tidak memuaskan.
Saat ketahuan untuk ketiga kalinya, saya memutuskan untuk meninggalkannya begitu saja dan mengirimkan salinan gugatan dengan 12 poin detail kejadian kepada orangtuanya melalui pengacara. Berkat surat dan bukti dokumentasi, proses pengadilan tidak memakan waktu lama. Setelah itu, saya tidak pernah bertemu dengannya lagi dan memblokir semua komunikasi. Saya sudah mandiri sejak awal, jadi tidak ada yang bisa dinegosiasikan.
Oh ya, jika ditanya tentang upaya perbaikan dan introspeksi diri, tentu saja sudah saya lakukan dengan maksimal, tapi sia-sia. Hak saya untuk memberikan teguran keras. Gaya hidup sederhana tidak bisa ditiru.