Saya tinggal di sebuah desa yang cukup terpencil di provinsi Kalimantan Selatan. Selain itu, akses internet sering hilang, terutama saat mati lampu, yang sering terjadi selama beberapa hari.
Kebanyakan orang di desa saya tinggal sebagai petani karet, jadi kanan kiri rumah saya penuh dengan kebun karet. Rumah tetangga saya juga cukup jauh, mungkin tiga hingga lima kilometer dari rumah saya. Akses jalan sekarang mudah. Saat Anda melewati desa saya di siang hari, suasananya sangat asri dengan banyak pohon di sepanjang jalan. Namun, saat malam tiba, tidak ada penerangan selain lampu depan rumah warga.
Di desa saya ada legenda atau sejenis urban legend yang tersebar, jika sudah sore hari kebanyakan anak-anak akan sudah masuk ke dalam rumah karena takut bertemu “tetangga sebelah”. Disini kami menyebut alam lain dengan sebutan tetangga sebelah. Banyak sekali pengalaman yang bisa dibilang aneh atau menyeramkan.
Seperti cerita salah seorang teman tetangga saya, saat itu tetangga saya selesai shift malam dari tempat kerjanya, dan kebetulan motor yang dikendarainya rusak. Salah satu temannya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Tetangga saya menyetujuinya, saat itu hari sudah menjelang subuh atau dini hari. Sekitar jam 4/5 subuh. Sampai dirumahnya, temannya ini langsung berpamitan pulang. Sayang dia bertemu dengan “tetangga sebelah”. Ada larangan di desa saya yang menyebutkan, ketika mengendarai kendaraan di malam hari jangan berbalik ketika di panggil, jika kau sudah terlanjur berbalik jangan tergiur mengikuti ajakan kerumahnya, atau jika kau juga sudah terlanjur masuk kerumahnya jangan makan/minum apapun, jangan membawa pulang barang apapun. Teman tetangga saya ini memang tidak makan/minum, sayangnya saat ditawari barang antik yang saya tidak tau itu apa dia menyetujuinya untuk membawa pulang.
Anda ingin tahu setelahnya apa yang terjadi? Teman tetangga saya ini hilang. Keluarga dan rekan kerjanya mencarinya di manapun. Tapi tak ada jawaban, akhirnya tetangga saya berinisiatif untuk memanggil orang ‘pintar’ di desa kami untuk menemukan temannya. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama, teman tetangga saya ini akhirnya ditemukan. Pingsan di belakang kebun karet salah satu warga. Tak ada yang tahu sama sekali tentang hal ini. Bahkan ketika ia sudah sadar, ia masih linglung tak tahu apa yang terjadi. Setelah diceritakan panjang lebar teman tetangga saya ini malah menjawab “Ulun kada sadar bujuran kalonya pingsan. Karena seingat ulun, ulun bejalanan di kota kyaitu, ada urang yang mengajak ulun tulak kesana. Rame banar, maka bubuhannya bungas kaya pulang. Ulun dikasih barang lawan inya, tapi syaratnya kada boleh bebulik, makanya ulun hakun aja” (Saya ga sadar beneran kalo pingsan. Karena seingat saya, saya lagi jalan-jalan di kota, ada yang ngajak saya kesana. Rame banget kotanya, dan orang-orang kotanya juga cantik dan ganteng semua, kaya lagi. Saya dikasih barang sama dia, tapi syaratnya gaboleh pulang dari sini, makanya saya mau aja).
Cerita seperti ini banyak sekali yang beredar, dan banyak juga korbannya. Ada lagi salah satu yang cukup terkenal. Yaitu jika anda melewati desa saya, dan ada yang menawari anda kunyit tolong dibeli saja. Jika tidak keluarga anda akan di ganggu. Karena berdasarkan pengalaman orang-orang di desa saya yang tidak membelinya pasti bernasib sial. Tapi jika anda sedang tidak memegang uang saat itu, pastikan anda memiliki barang berharga yang bisa dipakai barter. Atau jika tidak nasib sial akan menimpa anda.