Fakta yang mungkin terlalu menakutkan untuk dipahami adalah bahwa pada tahun 2050, kematian tertinggi di dunia diperkirakan akan disebabkan oleh resistensi antibiotik. Antibiotik, yang merupakan salah satu penemuan paling berharga abad ke-20 dan digunakan untuk menyelamatkan nyawa dari infeksi mematikan, akan kehilangan efektivitasnya. Bayangkan betapa mengerikannya jika kita kembali ke era di mana infeksi seperti TBC, pneumonia, sifilis, tifus, atau bahkan infeksi sederhana yang saat ini dianggap sepele, tidak dapat diatasi.
Penemuan penisilin pada tahun 1928 sangat penting karena berhasil menyelamatkan jutaan nyawa selama perang dari infeksi akibat luka.
Lalu, bagaimana resistensi antibiotik bisa terjadi? Banyak mekanisme yang menyebabkan antibiotik tidak lagi efektif. Ini bisa disebabkan oleh bakteri yang mengembangkan cara untuk menghindari antibiotik atau karena proses penemuan dan pengembangan antibiotik yang sangat sulit dan memakan waktu (bahkan sejak tahun 1980, tidak ada penemuan baru dalam kelas antibiotik). Resistensi antibiotik juga dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak rasional, seperti mengonsumsi antibiotik untuk infeksi non-bakteri (seperti batuk pilek) atau tidak menghabiskan resep antibiotik yang diberikan dokter.
Apa dampak negatif dari penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dan tidak dihabiskan? Pertama, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat membunuh bakteri baik yang diperlukan untuk keseimbangan tubuh kita. Kedua, jika antibiotik tidak dihabiskan, bakteri yang tidak terbunuh sepenuhnya, terutama yang resisten terhadap antibiotik, akan terus berkembang biak. Inilah yang menyebabkan resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik merupakan masalah serius dan menakutkan. Dampaknya sudah mulai terlihat di fasilitas kesehatan, di mana banyak pasien infeksi yang sudah resisten terhadap antibiotik kelas tinggi, sehingga sulit untuk memilih terapi antibiotik yang efektif. Namun, banyak orang tidak menyadari bahaya resistensi antibiotik karena dampaknya tidak selalu terlihat secara langsung.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan peduli terhadap masalah ini. Menggunakan antibiotik secara sembarangan, terutama di masa pandemi ini di mana COVID-19 disebabkan oleh virus, bukan bakteri, tidaklah tepat. Antibiotik hanya boleh digunakan jika diresepkan oleh dokter untuk kasus tertentu. Gunakan antibiotik secara bijak dan rasional, jangan sembarangan, dan habiskan antibiotik yang diberikan untuk menghindari resistensi antibiotik.