- Silenced
Dimulai ketika seorang guru bernama Kang In Ho (Gong Yoo) diberi tugas untuk mengajar di sebuah sekolah khusus siswa tunarungu di Kota Mujin. In Ho penuh semangat dalam mengajar murid-murid barunya. Namun, anak-anak di sekolah tersebut justru lebih suka menyendiri dan sengaja menghindarinya.
Ini adalah film tahun 2011, yang mengangkat kisah nyata di Gwangju, mengisahkan anak-anak difabel tuli yang berjuang mendapatkan keadilan atas pelecehan dan kekerasan dari pihak asrama yang menimpa mereka.
Film ini tidak membuat saya menangis, tetapi hati saya benar-benar terluka. Sungguh tidak masuk akal bahwa seseorang yang seharusnya menjadi panutan, malah memanfaatkan kelemahan para muridnya untuk kepuasan mereka sendiri. Apalagi, para korban adalah anak-anak yang Tuna Rungu yang tidak dapat mengungkapkan kisah pilu mereka di depan publik.
Pada akhirnya, keadilan hanya menjadi ilusi belaka, uanglah yang mengatur segalanya. Hingga akhir cerita, kebenaran tidak pernah meraih kemenangan apa pun. Bahkan setelah saya meletakkan handphone dan pergi ke toilet, hati saya masih terluka setelah menonton ini. Betapa kejamnya orang-orang yang memiliki kekuasaan..
2. Miracle in Cell No. 7
Kisah kehidupan seorang ayah cacat mental yang memiliki seorang putri cerdas berusia 6 tahun. Mereka berdua dipisahkan akibat tuduhan pembunuhan, yang berakhir dengan hukuman mati terhadap sang ayah.
Sekali lagi kita membicarakan tentang keadilan. Walaupun ada unsur komedi dalam film ini, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dialami oleh bapak dengan cacat mental ini sangat menyedihkan.
Dengan niat baik ingin menolong anak yang terpeleset, malah berakhir dengan tuduhan sebagai pembunuhnya. Ini adalah gambaran seorang ayah yang sangat mencintai anaknya, namun mereka harus terpisah yang pasti akan menyakitkan siapapun yang menonton film ini.
Hingga akhirnya, keadilan sekali lagi hanya menjadi ilusi belaka. Meskipun kasus ini terungkap kembali oleh anaknya di masa depan, tetap saja segala sesuatunya sudah berantakan.
3. The Pianist
The Pianist menceritakan perjuangan hidup Szpilman di bawah tekanan perang yang berlangsung di Polandia pada masa Holocaust. Wladyslaw Szpilman merupakan seorang pianis terkenal di kota Warsawa. Ia berasal dari sebuah keluarga Yahudi dengan penghasilan menengah atas.
Film ini menggambarkan dengan jelas kekejaman Nazi pada masa itu dan dampak yang mengerikan dari perang terhadap kehidupan orang-orang biasa.
Dalam film ini, kita dapat melihat betapa kejamnya Nazi dan betapa sulitnya kehidupan yang dihadapi oleh orang-orang pada masa itu. Tokoh utama, Szpilman, diperankan dengan sangat baik oleh Adrien Brody, dan kita bisa merasakan betapa menderitanya dia. Meskipun Szpilman memiliki keberuntungan karena banyak orang yang membantunya, kita tidak boleh melupakan nasib orang-orang lain yang juga ditindas oleh Nazi dan harus hidup dengan penderitaan sepanjang hidup mereka.
4. Kim Ji-young, Born 1982
Kim Ji-young, seorang wanita Korea biasa di usia 30-an, seringkali merasa berat dengan kesehariannya sebagai seorang ibu rumah tangga sepenuhnya. Meskipun kini menikah dengan pria yang ia cintai, dan usaha keras untuk membesarkan anak perempuannya memaksanya menanggalkan banyak hal, Ji-young tetap meyakini bahwa ia baik-baik saja. Namun, suaminya, Dae-hyeon memperhatikan bahwa kehidupan telah membebani Ji-young lebih dari yang ia sadari. Khawatir, Dae-hyeon mendatangi psikiater dan mengatakan, Istriku berubah menjadi orang lain, setelah Ji-young mulai berbicara dengan cara sangat mirip dengan ibunya, sahabat lamanya yang meninggal saat melahirkan, juga mendiang neneknya.
Film ini menunjukan bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah, namun orang-orang terus berbicara menuntut seseorang untuk menjadi ibu dan menantu yang sempurna. Seakan-akan semua pekerjaan rumah harus ditumpahkan kepada seorang istri. Dan itu yang menjadi gejolak batin Ji-young, dia menjadi depresi, merasa tidak adil.
Jung Yumi memerankan karakter Ji-young dengan baik. Melalui mimik wajahnya, saya bisa memahami betapa susahnya menjadi seorang ibu namun orang lain tetap memandang sebelah mata pekerjaan itu.
Menjadi ibu rumah tangga itu tidak mudah, selain lelah, mereka juga harus mengorbankan mimpi-mimpinya yang belum terwujud, apalagi budaya patriarki yang masih ada akan menambah beban para ibu-ibu.
5. Joker
Arthur Fleck, seorang badut pesta, hidup dalam keadaan sulit bersama ibunya yang sakit-sakitan. Karena orang-orang menganggapnya aneh, ia memutuskan untuk berubah menjadi jahat dan membuat kekacauan.
Bagaimana rasanya tidak ingin tertawa tapi kemudian Anda tertawa dengan sendirinya? Itu pasti sangat menyengsarakan. Ditambah lagi dengan pandangan orang lain yang akan menganggap aneh.
Film ini menarik diikuti karena penonton diajak untuk mengikuti karakter yang sebenarnya sedang merasakan penderitaanya karena gangguan mental yang dia alami, tapi dia terus tertawa-tawa seakan-akan bahagia.
Kata-kata yang tepat untuk film ini adalah “Ingin tertawa, tapi kasihan liatnya”. Seperti ketika kita melihat teman kita terpeleset lalu kita tertawa, padahal bagi teman kita itu tidak ada lucu-lucunya, yang ada sakit pinggang.
6. 500 Days Of Summer
film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki bertemu dengan seorang perempuan.Tom Hansen yang sebelumnya merasa bosan bekerja di kantor, menjadi sangat semangat pergi bekerja setelah kehadiran seorang wanita cantik bernama Summer Finn. Tom pun mulai berencana untuk mendekati Summer, hingga akhirnya keduanya semakin dekat. Dan tanpa disangka, Summer ternyata merespon positif usaha yang dilakukan Tom untuk mendekatinya. Mereka berdua pun mulai berjalan-jalan berdua, makan malam dan bahkan bermesraan. Namun, ternyata Summer hanya menganggap Tom sebagai teman, padahal Tom beranggapan bahwa ada yang spesial di antara mereka berdua.
Gimana rasanya dekat banget sama orang, sampai ngira orang itu suka sama kita, tapi ternyata dia cuman nganggap kita teman. Menyayat hati bukan? Jika iya, saya juga merasakan hal yang sama ketika menonton ini.