Sebenarnya tidak ada.
Sebetulnya, yang kalian bilang BuzzRep, boomer dan orang-orang mabok agama jumlahnya lebih banyak di dunia nyata daripada di dunia maya.
Ini juga harus menjadi pengingat bagi kita yang berkuasa dan memengaruhi media sosial untuk lebih hati-hati dan sensitif dalam menangani masalah yang relevan.
Kaum nasionalis milenial dan libertarian, seperti BuzzRep, lebih suka bersantai di rumah sambil menonton TV. Untuk kali ini, tidak ada perbedaan politik yang signifikan antara bong dan drun di Bandung.
Mungkin untuk kali ini SJW-lah yang menciptakan jarak antara mereka dan sembilan puluh persen rakyat Indonesia.
Mereka yang menyukai SJW berkumpul di Twitter untuk berdebat tentang rasisme sistematis, terorganisir, dan masif.
Jika generasi muda dan generasi tua Indonesia dibenci karena propaganda ekstremis agama dan SJW di media sosial, saya percaya bahwa orang Indonesia seharusnya memilih untuk berkeliaran di seluruh dunia.
Ternyata, melihat jalan yang sepi, masjid yang ramai di Kircon, dan anak-anak Agustusan di depan toko galon, saya mulai berpikir bahwa SJW atau sebagian orang yang berkuasa di media sosial jelas lebih banyak bohong daripada apa yang sebenarnya terjadi.
Selain itu, tidak jelas apakah alasannya adalah penurunan daya konsumsi atau penurunan ekonomi. Kenapa? Jika dibandingkan dengan hari Minggu kemarin, dan bahkan dengan hari-hari sebelumnya, Bandung pagi ini terasa sangat berbeda. Bandung merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan cara yang sama sekali damai, santai, dan menggembirakan.
DUNIA ASLI
Orang-orang yang bekerja di pinggir jalan hanyalah salah satu kelompok yang tidak terpengaruh oleh euforia perayaan ke-77, seperti:
- Ojol dan opang
- Tukang jualan di pasar yang melamun karena pembelinya entah kenapa, tapi takut dijarah kalau tiba-tiba tutup begitu saja.
- Anak punk
- Tukang cukur
Selain itu, saya menemukan banyak orang yang senang makan di warteg sambil melototin si pelanga pelongo. Tukang warung nasi Padang juga ikut melototin mereka.
Saya tidak yakin apakah individu yang bekerja pada pekerjaan rintisan akan menggunakan Quora atau Twitter. Saya ragu apakah mereka akan memperhatikan unggahan fafifu, bahkan jika mereka memiliki HP dengan fasilitas minimal.
DUNIA META MEMANG BENERAN BEDA
Manifestasi PAPUA MERDEEEEEEEKAAAAAAAA!!!!
Haaaaaaaaahhhhhhhhhh!! Endonesiah balik lagi ke zaman Pak Harto
🙁