Jebakan Dua Pendapatan (Two-Income Trap)
Pasangan muda kelas menengah saat ini sering terkena jebakan ini.
Jika suami dan istri bekerja, pendapatan keduanya akan dianggap sebagai pendapatan gabungan.
Apa efeknya? Pendapatan gabungan adalah yang mereka gunakan sebagai referensi saat mereka membuat keputusan finansial.
Jika tidak dikelola dengan benar, ini dapat menjadi berbahaya.
Contoh, bank mengizinkan sepasang suami istri mengambil KPR dengan cicilan (digabung dengan semua hutang lainnya) hingga sebesar 60–65% dari pendapatan gabungan suami istri (join income) atau dapat dikatakan debt burden ratio (DBR) hingga 60–65% join income.
Misalkan sepasang suami istri mengajukan KPR dengan pendapatan gabungannya adalah Rp 20 juta, di mana penghasilan suami adalah Rp 15 juta dan penghasilan istri Rp 5 juta. Anggap DBR yang diperbolehkan bank adalah maksimal 65% join income.
Saat ini, mereka tidak ada hutang lainnya, di mana mereka boleh memaksimalkan DBR 65% tersebut, sehingga cicilan yang diperbolehkan hingga Rp 13 juta.
Apa efeknya jika mengambil keputusan cicilan sebesar ini?
Karena penghasilan istri tidak mencukupi untuk membayar cicilan (hanya Rp 5 juta), suami tidak dapat berhenti bekerja atau mencari pekerjaan dengan penghasilan lebih rendah. Kehidupan mereka juga bergantung pada pendapatan suami.
Terus apa solusinya?
Ketika satu keluarga memiliki dua pendapatan, hiduplah dari salah satunya saja. Idealnya, pendapatan yang dikonsumsi harus lebih rendah, dan uang dari satu pendapatan dianggap sebagai bonus dan harus disimpan dan diinvestasikan.
Kalau misalnya pendapatan suami Rp 15 juta, pendapatan istri Rp 5 juta, idealnya adalah hidup dengan biaya hidup maksimal Rp 5 juta.
Kalau susah, ya bisa dengan biaya hidup maksimal setengah dari pendapatan gabungan, yaitu Rp 10 juta. Selain itu maksimal cicilan yang diambil adalah Rp 5 juta.
Dengan kata lain, mau nggak kita naik pesawat dengan satu mesin saja? Kita pasti ingin pesawat tersebut memiliki dua mesin, kan?
Gambar : Ilustrasi pesawat dengan dua mesin (twinjet)
Begitu pula dengan kehidupan finansial kita, sebaiknya selalu ada backup pengaman agar kita tidak hanya bergantung ke satu sumber pendapatan saja.
Regards,
Masked Financial Planner