Matematika pada awalnya tidak seperti sekarang. Matematika awalnya dirancang untuk membantu ekonomi. Semakin berkembangnya perdagangan antar manusia, semakin sedikit jari yang cukup untuk menghitung. Akibatnya, manusia membuat gagasan angka untuk membantunya.
Masyarakat Mesir dan Babilon, yang terkenal dengan arsitekturnya, kemudian memperluas gagasan ini dengan geometri dan trigonometri. Matematika masih dipelajari sejauh itu bermanfaat (aplikatif). Selanjutnya, periode antara 500 SM dan 300 M adalah periode matematika Yunani. Matematika dimulai oleh orang-orang Yunani sebagai disiplin ilmu yang lebih besar daripada hanya alat untuk mengukur, menghitung, atau mencatat transaksi keuangan.
Thales mengenalkan gagasan bahwa pernyataan-pernyataan matematis dapat dibuktikan menggunakan argumen formal. Puncaknya adalah karya Euklid yang berjudul Elements, yang mengandung banyak teorema-teorema matematis, yang kemudian kini menjadi tulang punggung Matematika. Selanjutnya, Matematika semakin berkembang berkat kiprah sarjana-sarjana India dan Timur Tengah.
Sebelum Abad Pencerahan, Matematika terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu aritmatika dan geometri. Setelah itu, muncul dua bagian lagi dari Matematika, yaitu aljabar dan kalkulus. Pada akhir abad ke-19, terjadi perubahan besar dalam Matematika. Matematika berkembang sangat besar, hingga sekarang setidaknya terdapat enam puluh area yang merupakan bagian dari Matematika.
Saat ini, Matematika lebih dianggap sebagai ilmu yang mempelajari pola (science of patterns). Beberapa area yang merupakan bagian dari Matematika antara lain:
- Geometri, mempelajari pola-pola bentuk
- Aritmatika dan teori bilangan, yang mempelajari tentang pola-pola bilangan dan perhitungan
- Kalkulus, mempelajari pola-pola pergerakan (atau perubahan berdasarkan waktu)
- Logika, mempelajari pola-pola penalaran
- Topologi, mempelajari pola-pola kedekatan dan posisi
- Teori probabilitas, mempelajari pola-pola kemungkinan
Perkembangan sains dan teknik tidak dapat dipisahkan dari perkembangan matematika. Ketika sains dan teknik perlu menerjemahkan alam semesta, area baru muncul dalam matematika. Aplikasi teknik membutuhkan geometri. Konjektur matematis dan logika diperlukan untuk merumuskan asumsi ilmiah. Bidang matematika seperti komputasi dan simulasi sangat membantu perkembangan sains saat ini.
Sains adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, atau pola-polanya. Penemuan-penemuan dalam bidang ini mengarah pada pemahaman bahwa elemen-elemen dalam alam semesta yang kita huni ini memiliki hubungan yang bersifat matematis, atau dengan kata lain, matematika dapat digunakan untuk menerjemahkan alam semesta. Oleh karena itu, matematika dan sains sangat terkait satu sama lain; bahkan, untuk berkembang, sains bergantung pada matematika. Karena itu, tidak salah untuk mengatakan bahwa matematika adalah “ibu ilmu pengetahuan (mother of sciences)” dan bahwa matematikawan Carl Friedrich Gauss menyebut matematika sebagai “ratu ilmu pengetahuan”.