1851 STOVIA di Batavia, thn 1927 menjadi Geneeskundige Hoogeschool (GH Sekolah Tinggi Kedokteran) yang ijazahnya juga diakui di Belanda, sekarang FK UI Jakarta,
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen | Wikiwand
RS didikannya dahulu sekarang RS Militer Dr. Gatot Subroto di Jakarta.
1921 NIAS di Surabaya, sekarang FK Universitas Airlangga
Kokohnya Gedung NIAS, Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
NIAS singkatan Nederlands Indische Artsen School (Sekolah dokter Hindia Belanda).
Di Hindia Belanda, dokter yang lulus GH diakui secara penuh, tidak seperti dokter yang lulus NIAS; ini hanya berlaku di Hindia Belanda (“dokter Jawa”).
Ayah almarhum menerima beasiswa pemerintah Hindia Belanda, mulai dari SM, lalu lulus NIAS. Kemudian dia berspesialisasi sebagai dokter mata di klinik mata Dokter Yap di Yogjakarta. Kemudian dia bekerja di GH, di mana dia mengambil ujian lagi. Di sana, dia menduduki posisi Hoofd Assistent (dokter no. 2 langsung di bawah sang Mahaguru, mengajar, mendidik dokter muda, dan sekarang berprofesi sebagai Lektor). Dengan demikian, dia mendapatkan ijazah GH yang diakui penuh di B
Setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat RIS pada akhir tahun 1949, mahaguru Belanda berangkat pulang ke Belanda. Ayah mereka mengundurkan diri karena tidak pribumi, jadi dokter berikutnya, seorang pribumi bernama dokter Selamat, diangkat menjadi mahaguru penyakit mata.
Keluarga kami terpaksa meninggalkan Indonesia setelah masalah G30S “demi kesehatan” (beliau adalah dokter mata pribadi Bung Karno). Untungnya, dia memiliki ijazah GH sebelum PD II, jadi dia dapat bekerja di Belanda, di mana dia meninggal beberapa tahun kemudian.