Apa pengalaman terseram selama tinggal di indekos?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Hi kak Tazkani terima kasih atas permintaan jawabannya.
Saya pertama kali ngekos saat saya masih di perbankan dan dimutasikan ke kota seberang.
Di mana kota tersebut gak ada sanak saudara, kawan pun juga nggak dekat sama lokasi, alhasil saya ngekos. Pertama kali dalam hidup saya.
Pengalaman yang paling seram pun terjadi.
Kos-kosannya biasa banget. Hanya ada kurang lebih 6 kamar. Halamannya luas. Kebun kecil, padang rumput, kamar mandi luar yang tersedia ada dua, ada tempat cuci cuci juga di halaman, di mana kamar kamar ini terpisah dengan rumah utama.
Saya diarahkan untuk kos di tempat tersebut karena ada sahabat main saya selama berkuliah di sana. Dia cewek. Lebih tepatnya diajak sih. Diajak gabung satu kosan.
Total penghuni kos masih ada 4 orang. Seorang adalah sahabat saya sebut saja si A (teman main saat kuliah yang kerja di salah satu lembaga pembiayaan swasta), kemudian ada si B, di mana dia adalah front office salah satu perbankan, jenis kelamin cewek, dan ada si C cewek juga, kerjanya kadang-kadang aja sepertinya freelance, suka berpakaian minim seperti dua cewek yang lain (A dan B) layaknya berpakaian santai di rumahnya sendiri.
Penasaran dengan pengalaman seram saya kurang lebih beberapa bulan (hampir 1 tahun) berada di kos-kosan tersebut?
Untuk pertama kalinya dalam hidup, pagi, siang, malam, sore Saya hidup bersama tiga cewek cantik. Bak para SPG. Kami saling bahu-membahu. Berasa serigala di sarang domba. Toh saya laki-laki tulen.
Masak bareng, cuci-cuci bareng. Nonton TV pun ada ruangan tersendiri. Satu televisi, spring bed terkadang karpet doang yang sengaja diletakkan di depannya, dan kami berempat ngumpul bareng bareng di sana.
Biasanya sepulang kerja kami kumpul hingga malam atau sampai kami ngantuk satu persatu.
Mereka memakai pakaian apa adanya.
Seram.
Apalagi kalau sedang berkomunikasi sehari-hari seperti biasa. Sering saya diundang ke kamar mereka masing-masing. Hanya berdua. Entah saat matahari sedang bertengger di langit ataupun saat malam gelap gulita dan keadaan sepi banget.
Seram.
Laki-laki single di antara para perempuan cantik dan single. Sama-sama berumur muda. Performa mereka secara fisik bagus. SPG. Front office perbankan. Admin lembaga keuangan swasta sebagai frontliner juga.
Seram.
Pokoknya seram!
Tapi paling enggak dari sana saya sedikit banyak jadi ada wacana baru. Bagaimana survival. Mengendalikan cost. Manage keuangan dengan baik. Saling bahu-membahu bantu membantu sesama. Bagaimana rasanya godaan iman setiap hari. Menghormati dan menghargai orang lain.
Ah.
Indahnya masa itu ya? Pelatihan mental juga.
Semoga berkesan!