Satu: Saya lebih beruntung daripada orang lain. Dua puluh persen penghasilan saya berasal dari relasi saya di luar, dan dua puluh persen berasal dari usaha marketing saya di rumah. Semoga tulisan ini menginspirasi teman-teman yang tertutup di rumah untuk berbagi peluang yang tak terbatas ketika kita semakin terbuka kepada orang lain, bahkan hanya untuk mendengarkan. Baca detail berikut:
Ini rumus keberuntungan dari buku The Lucky Formula karyanya Mark Lachance.
Saya harus memulai dengan menjelaskan apa itu keberuntungan bagi saya. Saya seorang pengusaha sejak kuliah, dan saya telah menjalani kehidupan saya dari bisnis selama sembilan tahun. Saya tidak pernah bekerja di perusahaan sejak lulus kuliah. Selama sembilan tahun terakhir, tujuh puluh persen dari penghasilan saya saat ini berasal dari relasi yang saya miliki, yang terus saya perluas melalui peluang yang saya ciptakan dengan membantu komunitas kecil.
Selalu Beruntung
Hingga saat ini, saya tidak pernah sekalipun khawatir saya tidak bisa menghasilkan dari bisnis yang saya jalankan, khawatir tidak memiliki customer atau bahkan khawatir kalah saing dengan kompetitor. Saya selalu memiliki keberuntungan mendapatkan customer-customer loyal dari orang-orang yang tanpa saya sadar saya bantu di masa lalu, teman aktif di komunitas, hingga teman belajar bahasa inggris.
Banyak rekan-rekan sesama pebisnis menilai saya selalu beruntung, karena saya selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam waktu yang lebih cepat dengan effort yang lebih ringan. Saya akan kasih contoh:
- Pertama kali saya berbisnis cuci mobil dengan mesin otomatis, mulai dari tanah tempat saya berbisnis, mesin yang saya gunakan, semuanya gratis. Saya dipercaya untuk menjalankan bisnisnya saja, waktu itu tahun 2015, saya masih duduk di awal semester kuliah.
- Kedua, ketika pertama kali saya menjalankan bisnis jasa desain untuk sosial media semasa kuliah, saya juga mendapatkan keberuntungan menghasilkan 2.3 juta dalam 3 hari sebagai modal dari relasi group MLM yang saya ikut. hahaha iya, saya sempat mengikuti bisnis-bisnis MLM karena saya sangat suka jualan waktu itu, hanya saja, saya tidak pernah mau mencari downline dan hanya fokus berjualan ke end customer saja.
- Ketiga, ketika saya mendapatkan “jackpot” sebuah projek marketing dari orang yang saya kenal ketika saya berkesempatan menjadi top 100 startup di Turki (yang dimana Startup ini juga merupakan keberuntungan yang tercipta karena aktivitas saya)
- Keempat, bahkan sebelum saya menutup bisnis jasa foto produk saya, saya dengan mudah mendapatkan 72 client dalam hitungan minggu, dari relasi saya.
dan masih banyak lagi, sampai akhirnya setelah covid saya menyadari yang membuat saya tetap hidup adalah karena tanpa sadar saya menciptakan keberuntungan-keberuntungan itu dengan aktivitas yang saya lakukan dengan senang hati.
Menciptakan Oppotunity dengan Aktif Berkontribusi di Komunitas
Kabar baiknya adalah bahwa untuk berkontribusi di era sosial media saat ini, Anda tidak perlu keluar dari rumah. Namun, jika Anda melihat sub judul tulisan ini, Anda akan menemukan kata kunci “Aktif”.
Itulah yang membuat saya beruntung dengan berkontribusi aktif di komunitas karena saya sangat suka bertemu orang baru dan menjadi orang yang aktif mendengar—bukan berbicara, tetapi mendengar.
Ini sebenarnya yang menciptakan peluang bagi saya. Namun, sebagai catatan, saya tidak mengikuti komunitas untuk mendapatkan peluang, tetapi ketertarikan saya terhadap komunitas itu yang menciptakan peluang.
Saya mengikuti banyak komunitas, mungkin terhitung oleh saya ada 23 komunitas aktif yang saya ikuti. Ada beberapa yang sudah jarang saya ikuti, karena aktivitas saya sekarang.
Kita ambil sebagai contoh, saya di Bandung, dulu saya aktif di komunitas bahasa inggris, namanya The Center. Saya mengenal orang-orang baru dari berbagai macam background, yang sama-sama belajar bahasa inggris. Ada pengusaha, ada mahasiswa, ada pegawai, pengangguran juga ada.
Dulu saya aktif ikutan program hangoutnya
Karena kami ketika belajar bahasa inggris menggunakan percakapan yang sifatnya personal, seperti menanyakan kabar, pekerjaan, hingga, keluarga. Tanpa sadar, kami menciptakan kedekatan instan dan saya juga langsung mengetahui apa saja background teman-teman saya di komunitas dan apa yang bisa saya kontribusi untuk mereka secara personal.
Dari komunitas ini, saya mengenal beberapa rekan yang kemudian justru menjadi teman dekat, client bisnis, bahkan sampai sekarang ketika saya sudah tidak aktif lagi di komunitas tersebut. Selain relasi bisnis, bahkan juga tercipta relasi dari dalam dan luar negeri.
Beruntung itu kamu ciptakan, bukan kamu tunggu.
Ada titik puncak saya merasakan beruntungnya saya, ketika saya kembali mendapatkan jackpot untuk mengirim produk ekspor ke luar negeri karena relasi saya. Saya gak punya apa-apa untuk saya ekspor, tapi saya punya relasi yang punya bahan ekspornya, dan relasi yang punya tempat menampungnya.
Hal seperti ini, terjadi secara terus menerus di hidup saya karena aktivitas saya dalam berkomunitas. Sampai di titik ini, saya menyadari bahwa keberuntungan yang sebenarnya adalah keberuntungan yang tercipta karena “ulah” kita, bukan hasil menunggu.
Sekian..
terimakasih sudah membaca sampai akhir, tulisan ini ditulis oleh Hadikaes .