Saya pernah bekerja di dua sekolah internasional di kota Bandung, salah satunya mengalami kebangkrutan akibat pandemi kemarin (tidak ada murid).
- Sekolah pada akhirnya hanyalah bisnis, setelah lulus saya bergabung dengan proyek di sekolah tersebut, rencananya sekolah akan berjalan pada bulan Juli, tetapi gedungnya sendiri masih belum selesai, lucu ya.
- Manajemennya bisa dibilang berantakan terutama karena pemiliknya, direktur utama, kepala kurikulum, direktur keuangan semuanya adalah keluarga, orang tua, anak, adik, dan sebagainya.
- Guru bule? Apakah kamu yakin? Tanyakan lagi, hampir 70% dari mereka direkrut dari Filipina atau India, meskipun memang kualitasnya cukup bagus dibandingkan dengan guru lokal.
- Gaji staf/guru lokal memang cukup lumayan, tetapi jika dibandingkan dengan guru expat, perbedaannya sangat besar. Manajemen kesulitan mengurus gaji para guru expat yang dibayar dalam dolar.
- Manajemen yang buruk berarti adanya kesenjangan antara staf lama dan staf baru, perbedaannya sangat parah, anak baru diabaikan, sedangkan anak lama merasa paling benar.
Namun, ini hanya pengalaman pribadi saya.