Intelijen Indonesia ini menerima banyak ‘sentuhan’ Israel.
Kisah awal kontak negara Zionis dengan dunia intelijen Indonesia dapat dilihat pada buku di bawah ini…
nyatanya lagi-lagi Ken Conboy dalam Chapter 10: Castration ex 163 menjelaskan bahwa semua bermula dari BAKIN yang berusaha meningkatkan kehadirannya di luar negeri, salah satunya di kawasan Timur Tengah. Pada saat yang sama, Israel memberikan pelatihan kepada Intel Satsus (kelompok kerja yang dibentuk oleh BAKIN) dan dalam beberapa kasus bantuan mulai tahun 1970 dan seterusnya. Selain itu, pada tahun 1983, seorang penasihat militer, pakar intelijen dari Israel, tiba di Jakarta untuk mengajarkan teknik intelijen. untuk pejabat junior terpilih.
Oh, jangan tanya tentang buku itu. buku ini tentang program khusus ‘Charlie’ tempat Israel mengajarkan teori dan memberikan pendidikan dan pekerjaan ilegal. Mengapa nama Charlie? Apakah itu ada hubungannya?
Tentu saja tidak!!
Alasan dipanggil Charlie dijelaskan dalam buku hitamnya Kang Ken Conboy Bab 4: Semar halaman 57. Nama itu diberikan Marsda Teddy Rusdy, salah satu orang kepercayaan Jenderal Benny Moerdan. Cerita apa? Teddy membantu membeli pesawat Skyhawk dari Israel (saya melihat seseorang menjawab ini). Proyek ini disebut Proyek Alpha (A). 3 tahun kemudian, proyeknya adalah memperbaiki tank amfibi Rusia, yang akibat dampak Perang Dingin membuat sulit mendapatkan suku cadang. Sekali lagi, Israel turun tangan dan mengirimkan teknisi. Suku cadangnya diambil dari para kanibal yang lahir akibat Perang Yom Kippur tahun 1973. Mereka diberi kode Project Beta (B). Nah, sekali lagi Israel bergabung, kali ini di bidang pelatihan intelijen (dimulai hanya di Kopassus, tetapi menyebar luas sebagai set 4 dan 5) yang disebut Proyek Charlie (C). Manajer proyek yang menjelaskan hal ini kepada Marsda Teddy (asisten kepala staf TNI Angkatan Darat saat itu untuk perencanaan dan penganggaran) mengangguk setuju, siapa manajer proyeknya? LBP.
Pelatihan dimulai pada tahun 1988. LBP masih memiliki dua melati.