Kurangi frekuensi meminta maaf.
Ini mungkin terasa sulit, terutama bagi kita yang dibesarkan dengan budaya timur yang menjunjung tinggi keramahan dan sopan santun.
Misalnya, saat kita mengalami masalah kecil, kita sering kali langsung meminta maaf. Operator telepon, ketika nomor yang kita hubungi tidak bisa dihubungi, juga mengatakan: “Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi.”
Namun, percayalah, mengurangi permintaan maaf akan membuat orang di sekitar kita tidak terlalu meremehkan kita. Bahkan ketika kita membuat kesalahan, jangan terlalu mudah meminta maaf, kecuali jika kesalahannya sangat serius.
Contoh dari pengalaman saya sendiri:
Dulu, setiap kali ada kesalahan minor dalam pekerjaan saya, saya selalu minta maaf. Respons bos saya adalah, “Aduh, kamu terus-menerus meminta maaf, tapi kesalahan yang sama terulang lagi!” sambil sedikit marah.
Kemudian, saya berubah. Ketika bos menunjukkan kesalahan minor, saya cukup merespons dengan, “Oke, saya akan memperbaikinya sekarang.” Jika kesalahannya disampaikan melalui pesan, saya tidak langsung membalasnya. Saya memperbaiki kesalahan tersebut, mengirimkan revisinya, lalu membalas pesan dengan, “Koreksi sudah saya kirimkan lewat email.”
Hasilnya, respon merendahkan berkurang drastis.
Ingatlah, agar terlihat berwibawa dan tidak dianggap remeh, berhentilah menempatkan diri Anda lebih rendah dari orang lain. Jika Anda melakukan kesalahan, perbaiki tanpa harus meminta maaf secara berlebihan.
Anda memiliki nilai, sekecil apapun itu. Itulah alasan orang mau bekerja atau berteman dengan Anda. Jadi, bersikaplah seolah Anda menghargai nilai tersebut.
Jika Anda sendiri tidak menghargai nilai yang Anda miliki, orang lain pun tidak akan menghargainya.