Apakah Anda pikir Zhang Yiming tidak benar-benar pensiun untuk, “membaca lebih banyak buku dan melamun,” tetapi dia hanya ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma?
Nurul AdnanTeacher
Apakah Anda pikir Zhang Yiming tidak benar-benar pensiun untuk, “membaca lebih banyak buku dan melamun,” tetapi dia hanya ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma?
Share
Saya sama sekali tidak tahu apakah Zhang Yiming ini benar-benar membaca dan melamun ataukah sedang sibuk bercinta dengan pacar barunya untuk mengisi masa pensiunnya….😅
Zhang Yiming, pendiri & pemilik ByteDance, internet multinational company yang berdomisili di Cayman Islands dan HQ di Beijing.
Jadi saya hanya fokus saja menjawab anak kalimatnya, “ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma.”
Saya menduga rumusan kalimat tsb muncul karena konsep yang didapat dari media yaitu problem Jack Ma politis yang konon ~ menurut media ~ karena konflik dengan Xi Jinping.
Ini adalah gambaran yang diberikan oleh narasi media dimana Tiongkok digambarkan sebagai sebuah Orwellian State. Sebuah negara yang diperintah bagaikan perusahaan keluarga oleh Xi Jinping.
Saya yakin sepenuhnya para penyusun narasi media tsb tidak tahu apa-apa tentang Tiongkok. Tiongkok adalah sebuah negara yang sangat besar dan kompleks untuk dapat diatur seperti perusahaan keluarga. Seperti dikemukakan oleh James Kynge, Global China Editor dari Financial Times, “China is so huge that it comprises different realities at the same time.”
Menggambarkan Tiongkok sebagai sebuah Orwellian State yang dikelola seperti sebuah perusahaan keluarga. Dimana sang pemimpin bisa ngurusi omongan seorang Jack Ma hanya sebuah narasi yang tidak menggambarkan realitas. Namun kisah yang tidak jelas semacam ini mudah dipahami dan celakanya akan diyakini sebagai kebenaran.
Resiko Systemic Financial Crisis
Bagi para pembaca yang kritis pasti dapat melihat kejanggalan narasi media tsb yaitu pada landscape problem Jack Ma yang terjadi di Shanghai Stock Exchange. Ini adalah sebuah pasar bursa dimana melibatkan banyak pemain global. Jika IPO Ant Group dibatalkan karena intervensi politik Beijing pasti para pemain akan heboh.
Orang seperti Warren Buffet, CEO Berkshire Hathaway, yang adalah pemain di pasar bursa Shanghai pasti tidak akan tinggal diam. Kehebohan pasti terjadi dan banyak pemain besar pasti menarik dananya karena tidak lagi percaya pada pasar bursa Shanghai. Oleh karena bagi sebuah pasar bursa sekelas Shanghai Stock Exchange intervensi politik adalah serius dan mencederai trust pada pasar bursa tsb.
Namun pasar bursa Shanghai tenang-tenang saja, business as usual. Ini terjadi karena gagalnya IPO Jack Ma sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik pemerintah Tiongkok.
George Calhoun, seorang analis bisnis dan keuangan yang beken, menulis analisisnya terhadap business model dan keuangan Ant Group yang dimuat di Forbes dalam 3 seri tulisan. Ini adalah sebuah analisis yang mendasar dan dilakukan oleh seorang pakar atas business model dan keuangan perusahaan Jack Ma.
George Calhoun mengemukakan problem pada business model perusahaan dari Ant Group. Selain itu juga didalam portfolio bisnis keuangan Ant Group yang kompleks dimana terdapat hutang yang menggunung, sumber dari hutang ini seluruhnya berada diluar sistem keuangan dan perbankan (financial system) Tiongkok, dengan demikian jika terjadi resiko akan sulit untuk diatasi. Ini adalah akar masalah bagi Ant yaitu akumulasi dari resiko keuangan yang sistemik (dangerous accumulation of systemic financial risk). Jika terjadi resiko akan membawa berdampak serius bagi stabilitas ekonomi Tiongkok. Oleh karena besarnya jumlah pinjaman yang ada dan mencakup jumlah pelaku ekonomi yang besar.
Dengan kata lain, Ant Group telah melahirkan sebuah kondisi yang mirip dengan sub-prime credit crisis, yang terjadi di AS tahun 2008 yl. Sekali meledak resikonya, ekonomi Tiongkok akan mengalami krisis yang serius seperti yang terjadi di AS tahun 2008.
Seperti ditulis oleh George Calhoun, “Ant is creating the conditions for a repeat of the same sort of “sub-prime” credit crisis that triggered the 2008 financial debacle in the U.S.”
Lihat juga, analisis George Calhoun ini,
https://www.google.com/amp/s/www.forbes.com/sites/georgecalhoun/2020/11/08/why-china-stepped-on-the-ant-group-part-1-a-bubble-looming/amp/
Demikian juga, lihat,
https://www.google.com/amp/s/www.forbes.com/sites/georgecalhoun/2020/11/16/why-china-stopped-the-ant-groups-ipopart-2-ants-dangerous-business-model/amp/
Dengan demikian ketegasan tim Shanghai Stock Exchange yang meneliti Ant Group sebelum masuk IPO sangat tepat. Kebijakan untuk menghentikan IPO Ant Group adalah untuk melindungi perekonomian nasional Tiongkok dari resiko krisis kredit seperti yang terjadi di AS tahun 2008. Jalan terbaik adalah IPO Ant Group dibatalkan dan manajemen Ant Group harus segera membenahi bisnisnya terlebih dahulu supaya layak untuk IPO.
Masalah Jack Ma yang lain terkait, Alibaba. Alibaba terkena tindakan disiplin pemerintah Tiongkok karena memanipulasi posisinya yang dominan di pasar dengan menetapkan biaya yang memberatkan para pedagang kecil yang memanfaatkan platform Alibaba untuk mejual dagangannya.
Bagi sebuah negara yang kapitalistik, misalnya di AS, perilaku Alibaba ini akan dianggap wajar. Namun Tiongkok adalah sebuah sosialisme dimana perilaku perusahaan yang memanipulasi posisinya yang dominan di pasar sehingga merugikan konsumen tidak dapat diterima sehingga Alibabapun harus berhadapan dengan Komisi Anti Trust.
Dengan demikian dapat lihat bahwa seluruh permasalahan Jack Ma ini spesifik karena terkait langsung dengan bisnis model dan portfolio keuangan perusahaan Jack Ma sendiri.
Jelas hal yang sama tidak akan terjadi dengan ByteDance karena bisnis modelnya sangat berbeda. Singkat kata, pernyataan pada anak kalimat, “ingin menghindari mengulangi nasib yang sama seperti Jack Ma.” Tidak tepat karena problem bisnis Jack Ma dapat dipastikan berbeda dengan Zhang Yiming.