Pertama, tidak ada satu orang yang benar-benar ahli di semua bidang. Akibatnya, orang-orang tertentu mengalami kesulitan dengan matematika, sedangkan orang lain tidak. Selain itu, belum tentu orang yang tidak mengalami kesulitan dengan matematika tidak mengalami kesulitan dengan bidang lain. Kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Masalahnya dianggap sebagai aib karena lemahnya matematika. Ini terjadi karena masyarakat Indonesia sangat menghormati ilmu ini.
Sebaliknya, sugesti membantu beberapa orang dengan matematika. Adik kelas cukup terkejut dengan cerita pengalanan yang diceritakan oleh kakak kelas yang terkait dengan guru atau dosen matematika yang pernah mengajarnya. Pengalaman ini, dengan sentuhan drama yang tepat, membuat orang-orang yang harus menghadapi matematika lebih tertekan. Bukankah semua orang unik?
Ketika saya lulus SMP dan masuk SMA, saya ditawari teman untuk gabung dengan grup les kimia dengan guru yang katanya terkenal dan cukup ramai. Saat itu, teman-teman bilang kalau kimia itu sulit sehingga kita perlu les. Terus, kalau minta lesnya setelah masuk SMA bisa dijamin tidak bisa dapati guru les yang satu itu. Jadi, sebaiknya daftar duluan saja.
Saat itu saya menolaknya karena saya belum pernah belajar kimia sama sekali. Bagaimana saya bisa tahu kalau ilmu yang baru itu akan menyulitkan masa sekolah saya? Teman-teman saya sebenarnya tidak yakin juga bahwa mereka akan mengalami kesulitan di kemudian hari, tetapi cerita dari kakak kelas membuat mereka merasa perlu menyiapkan diri. Kalau menyiapkan diri dengan membaca buku kimia SMA atau bertanya kepada mereka yang tidak mengalami kesulitan, mungkin kita akan mendapatkan kesimpulan yang lebih tepat. Namun, ketika persiapan yang dilakukan adalah mendaftar dan memastikan ikut les privat kimia, sepertinya bukan langkah yang tepat. Singkat cerita, saya tidak pernah bergabung dengan grup les mereka.
Bukan bermaksud sombong…. Saya tidak mengalami kesulitan menghadapi kimia. Cerita horor yang saya dengar hanya bagian buruknya dan tidak benar-benar memotret seluruh pergumulan di mapel kimia.
Banyak mahasiswa yang takut menghapi matkul yang diajar oleh dosen yang katanya killer (bukan ngiler ya…). Cerita horornya seputar ujian yang sulit. Namun, cerita itu tidak diimbangi dengan pengalaman bahwa dosen mengajar dengan sangat baik, ramah dalam menjelaskan, terbukan dalam penilaian, mudah ditemui untuk bertanya di luar jam kuliah, dll.
Jadi, jangan sampai Anda termakan isu yang tidak jelas yang akan merugikan diri sendiri. Ketika mendengar kisah horor mapel/matkul tertentu, reaksi di tangan kita; mau percaya atau tidak! Pilihan itu akan menentukan bagaimana Anda menjalani kelas tersebut; percaya berarti menjalani dengan was-was dan biasanya berakhir kurang baik. Memilih tidak percaya membuat Anda ingin membuktikan bahwa cerita horor itu salah, sehingga Anda akan membuat langkah strategis untuk membuktikannya. Ketika Anda tidak berhasil membuktikannya pun, Anda sudah mengerjakan bagian yang menjadi tanggung jawab Anda. Jadi, Anda tidak kalah oleh sugesti. Anda menang atas isu yang disebarkan untuk menurunkan mental.
Pilihan di tangan Anda!