Seniman-seniman digital memang semakin banyak dan berkembang pesat, namun seniman tradisional juga masih ada dan dihargai dengan tinggi. Ada penulis yang tetap menggunakan mesin ketik karena ingin merasakan sensasi mengetik, namun ada juga yang menggunakan laptop. Begitu pula dengan musisi, ada yang beraliran digital dan ada yang tetap mempertahankan aliran tradisional. Bahkan ada juga musisi yang menggabungkan keduanya.
Namun, dunia seni memang mengalami perubahan. Promosi karya dan pameran sekarang dilakukan melalui Facebook. Karya-karya mereka diunggah di Instagram. Penulis membuat blog dan menjual buku digital. Musisi mengunggah lagu mereka di Spotify dan videoklipnya di YouTube.
Seiring berjalannya waktu, orang juga semakin pandai membedakan mana yang dibuat secara manual dan mana yang dibuat secara digital. Mereka bisa membedakan mana yang asli dan mana yang hasil copy-paste.
Jadi, apa yang terjadi sekarang dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) sebenarnya sudah pernah terjadi sebelumnya dengan munculnya era digital. Kita hanya sedang bertransisi ke tahap selanjutnya. Yang lama akan tetap ada dan dihargai, namun yang baru juga akan terus bermunculan. Ada juga yang menggabungkan keduanya.
Orang akan tetap menghargai keaslian, namun juga akan menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh AI. Karya yang asli akan dihargai tinggi, namun karya yang dibantu oleh AI juga memiliki potensi untuk laku di pasaran lebih banyak.
Kita hanya perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kita harus tahu bagaimana cara menjual karya yang asli, dan juga bagaimana cara menjual karya yang dibantu oleh AI, serta kelebihan dan kelemahan dari keduanya. Mereka yang tidak bisa berubah akan menghadapi kesulitan.
Dan apapun yang terjadi, kehidupan akan terus berjalan…