Menurut pandangan saya, ya. Di masa lalu, untuk menjadi seorang seniman diperlukan bakat dalam bidang seni. Namun, dengan adanya kecerdasan buatan (AI), bakat ini tidak lagi diperlukan. Setiap orang dapat dengan cepat menjadi seorang seniman. Namun, ketika semua orang menjadi seniman, apakah masih ada yang disebut seniman?
Ini tidak berarti bahwa seniman asli dengan bakat yang besar akan hilang, mereka bahkan mungkin lebih dihargai karena mereka masih mampu menciptakan karya seni secara manual. Namun, bagi seniman yang biasa-biasa saja, kehidupan mereka akan semakin sulit dengan semakin banyaknya persaingan.
Selain itu, AI juga dapat menjadi ancaman bagi program studi desain grafis karena bisnis-bisnis tidak lagi terlalu membutuhkan lulusan dari program ini untuk mengisi posisi di perusahaan mereka. Persyaratan yang diperlukan bukan lagi gelar sarjana, melainkan kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi AI.
Mungkin hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena AI masih dalam tahap perkembangan awal. Namun, jika kita melihat ke depan, dalam 10 atau 20 tahun, masa depan para desainer grafis tampaknya sangat suram.