Saya mau meluruskan saja:

Diet ala-ala yang: no sugar, no salt, no GLUTEN, dan no no no yang lain adalah OMONG KOSONG. Coba saya tanyain, gluten itu apa sih? Mekanismenya hingga bisa bikin kegemukan gimana? Pasti gak bisa menjawab. Saya dan ahli gizi lain juga sama gak bisa menjawab, karena memang nggak relevan 🤣

Tadinya saya tidak mau menjawab karena sudah ada banyak jawaban, dan saya juga tidak terlalu tertarik pada topik perhitungan diet. Namun, karena udah terlanjur menjawab, ya saya jawab dengan logis dan berdasarkan sains yang benar 😁. Poin-poin dietnya adalah sebagai berikut:

• Olahraga. Ini adalah “menu diet” yang wajib. Seseorang boleh mengurangi makan, tapi jika tidak olahraga maka bisa jadi badannya kurus tapi perutnya tetap njemblung (timbunan lemak perut tetap tinggi). Hal ini sama bahayanya dengan orang gemuk lainnya.
• Serat. Masalah utama bukan pada “gula” tapi “kalori”. Masalahnya, baik gula atau karbohidrat pati, protein (termasuk gluten), dan lemak semuanya bisa jadi kalori. Namun, karena pati dan protein bisa bikin kenyang, sementara gula bisa kita makan dalam jumlah banyak tanpa membuat kita merasa kenyang, mulailah gula disalah-salahkan. Percuma kita mengurangi gula jika asupan karbo, protein, dan lemak juga terlalu tinggi. Yang dilihat adalah kalorinya kok, bukan jenis nutrisi yang masuk. Itu sebabnya ada yang menganjurkan makan beras merah untuk diet, karena beras merah mengandung serat lebih tinggi daripada beras putih. Serat adalah karbohidrat juga, tetapi tidak bisa kita cerna dan membuat perut kita merasa kenyang.
• Tambah porsi protein (yang artinya mengurangi porsi untuk karbo dan lemak). Ada 2 alasan: tubuh kita butuh protein untuk membentuk otot dan protein bisa memberi rasa kenyang lebih lama. Kita akan lebih mudah merasa lapar jika kita makan dengan porsi protein lebih rendah dibanding makan dengan porsi protein lebih tinggi. Jadi, jika ada 2 jenis roti, satunya gluten-free dan satunya mengandung gluten (gluten = protein), kira-kira yang bisa lebih membuat kenyang yang mana? 🤔🙄
• Bagaimana dengan garam? Garam itu tidak menghasilkan kalori, nggak bakal bikin gemuk. Garam memang bisa bikin haus dan membuat kita minum air lebih banyak sehingga berat badan kita naik, tapi naik karena air. Kita bukan petinju yang mau diukur berat badannya sebelum tanding kan 😅? Bagi saya kok nggak relevan jika porsi air yang kita minum juga diukur sebagai berat real kita. Namun, garam memang bisa meningkatkan napsu makan kita, itulah sebenarnya yang perlu ditakutkan. Jika porsi kita sudah terkontrol, saya pikir nggak masalah kok. Malah kita butuh garam (natrium dan kalium) untuk proses distribusi kalori ke sel-sel tubuh, yang seharusnya mendukung diet kita, asal jangan berlebihan saja garamnya.
• Tidak ada kaitan antara label “organik” dengan jumlah kalori yang terkandung. Nasi putih organik dan nasi putih biasa jumlah kalorinya sama.
• Tidak ada kaitan antara makanan olahan dengan makanan “alami” terhadap kalori. Semua tergantung porsi masing-masing.

Rujukan sebaiknya menggunakan artikel jurnal ilmiah, jangan artikel majalah/ koran. Saya tidak memberikan referensi apa-apa karena lagi mager 😅 tapi silahkan cek saja kebenaran tulisan saya di http://Google.Scholar.com. Jangan nyarinya di Google biasa.