Berikut adalah beberapa tips dan informasi yang saya ketahui tentang jalur distribusi sayur. Biasanya, jalur distribusi dimulai dari lahan pertanian yang siap panen. Kemudian, pengepul atau distributor datang untuk membeli panen tersebut. Setelah itu, barang dibawa ke gudang distributor dan disalurkan atau dibeli oleh pedagang sayur kecil. Akhirnya, pedagang sayur kecil menjual sayur tersebut kepada pembeli untuk kebutuhan rumah tangga.
Untuk menyalurkan sayur, penting untuk memiliki hubungan atau kenalan dengan distributor. Namun, jika ingin menyalurkan langsung ke pedagang kecil, caranya adalah dengan menjual dengan harga yang bersaing. Misalnya, umumnya toko sayur membeli dari distributor dengan harga 50 ribu per 15 kg. Kita bisa menjual dengan harga 45 ribu dan memberikan layanan antar gratis.
Selain itu, kita juga bisa menjual sayur kepada end user dengan sistem B2B. Konsep ini adalah menjual sayur kepada hotel, restoran, katering, dan sebagainya. Umumnya, kita bisa mendapatkan keuntungan lebih dengan menjual kepada mereka. Misalnya, harga beli dari distributor adalah 15.000 per kg, namun kita bisa menjualnya dengan harga 22.000 per kg di hotel (lebih murah 1.000 rupiah dibandingkan harga end user rumahan). Tentu saja, dalam menjual kepada mereka, kita harus memberikan fasilitas tertentu kepada pelanggan, seperti gratis ongkir, pengiriman kapan saja, pembayaran mundur, atau tenor. Untuk mengajukan penawaran, bisa melalui surat penawaran.
Intinya, kita perlu memahami alur penjualan produk atau barang kita. Selain itu, penting juga untuk memiliki jumlah minimum panen dalam waktu tertentu agar ketersediaan barang kita tetap terjaga. Tidak mungkin menjual hanya 1-2 kg per hari kepada distributor atau restoran. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih.
Berikut adalah beberapa tips dan informasi yang saya ketahui tentang jalur distribusi sayur. Biasanya, jalur distribusi dimulai dari lahan pertanian yang siap panen. Kemudian, pengepul atau distributor datang untuk membeli panen tersebut. Setelah itu, barang dibawa ke gudang distributor dan disalurkan atau dibeli oleh pedagang sayur kecil. Akhirnya, pedagang sayur kecil menjual sayur tersebut kepada pembeli untuk kebutuhan rumah tangga.
Untuk menyalurkan sayur, penting untuk memiliki hubungan atau kenalan dengan distributor. Namun, jika ingin menyalurkan langsung ke pedagang kecil, caranya adalah dengan menjual dengan harga yang bersaing. Misalnya, umumnya toko sayur membeli dari distributor dengan harga 50 ribu per 15 kg. Kita bisa menjual dengan harga 45 ribu dan memberikan layanan antar gratis.
Selain itu, kita juga bisa menjual sayur kepada end user dengan sistem B2B. Konsep ini adalah menjual sayur kepada hotel, restoran, katering, dan sebagainya. Umumnya, kita bisa mendapatkan keuntungan lebih dengan menjual kepada mereka. Misalnya, harga beli dari distributor adalah 15.000 per kg, namun kita bisa menjualnya dengan harga 22.000 per kg di hotel (lebih murah 1.000 rupiah dibandingkan harga end user rumahan). Tentu saja, dalam menjual kepada mereka, kita harus memberikan fasilitas tertentu kepada pelanggan, seperti gratis ongkir, pengiriman kapan saja, pembayaran mundur, atau tenor. Untuk mengajukan penawaran, bisa melalui surat penawaran.
Intinya, kita perlu memahami alur penjualan produk atau barang kita. Selain itu, penting juga untuk memiliki jumlah minimum panen dalam waktu tertentu agar ketersediaan barang kita tetap terjaga. Tidak mungkin menjual hanya 1-2 kg per hari kepada distributor atau restoran. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih.