Wah, pertanyaannya bikin mikir nih. Ayo kita asumsikan Anda sudah tahu siapa diri anda sebenarnya. Maksudnya apa? Maksudnya Anda sudah berhasil menjadi diri Anda sendiri. Ya, se-simple itu aja kok.
Sebagai seseorang yang telah mengalami masa pubertas, saya juga mengalami berbagai hal yang umum dialami oleh orang lain. Saya ingin mencapai prestasi sebaik mungkin, rajin mengumpulkan ribuan kata-kata motivasi, selalu sibuk ‘meningkatkan diri’ (apa pun artinya), merasa tertinggal informasi setiap kali mendengar berita sensasional, dan lain-lain.
Namun, akhirnya saya mulai bertanya-tanya:
1. Saya merasa tidak pernah benar-benar memahami keindahan karya yang berjudul Hamlet, apakah itu berarti saya kurang beradab?
2. Sampai saat ini, saya masih belum bisa menikmati musik jazz dan klasik, apakah itu berarti saya memiliki selera musik yang terbelakang?
3. Selama masa sekolah, peringkat saya selalu berada di urutan 1/3 dari belakang. Apakah ini berarti saya lebih rendah dari juara umum sekolah? Tidak masalah bagiku.
4. Saya hampir selalu menghindari berita yang sedang viral, apakah itu berarti saya seperti makhluk purba, seperti phitecanthropus erectus?
Respon saya terhadap keempat hal di atas, minimal, adalah bahwa saya tidak ambil pusing. Selama saya tidak melanggar hukum, saya akan menikmati hidup dengan bebas dari penilaian orang lain.
Jika ada yang menganggap saya kuno, silakan saja. Jika ada yang menganggap saya tidak progresif, itu hak mereka. Jika ada yang menganggap saya tertutup, itu juga tidak masalah.
Dengan cara ini, saya berusaha menjadi diri sendiri. Saya memiliki preferensi, selera, dan prioritas sendiri. Orang lain melakukan apa yang mereka lakukan, dan saya melakukan apa yang saya lakukan.