Wajah teman saya manis seperti Ayudia Bing Selamet versi non-hijab, yang disebut Puteri. Dia seorang pramuniaga di toko pakaian. Saat itu, dia masih cukup muda, 18 tahun.
pict dari google.
Ketika liburan semester 5 saya mengisi waktu luang dengan bekerja sebagai pramuniaga toko baju. Saya mengenal Puteri disitu. Dia orang yg asik, humoris, baik, agak cablak, dan cukup dewasa untuk gadis seusianya. Seperti wanita normal pada umumnya banyak lelaki yg menggoda Puteri, tapi ditanggapinya dengan biasa saja. Oke, dia bukan gadis yg centil !
Perempuan, saya bekerja sebagai pramuniaga baru di toko kami selama setengah bulan. Contohnya adalah Jesi. Dia masih mahasiswa semester tiga dan adalah keponakan pemilik toko. Terlihat tomboy, berkulit putih, berkacamata, dan rambutnya pendek. Dia sangat dekat dengan Puteri. Mereka sering bercanda, rangkulan, dan kejar-kejaran, seperti yang biasa dilakukan oleh cewek berteman.
Sampai suatu hari, Jesi mengajak Puteri main ke rumahnya. Saya dan pramuniaga lain tidak iri karena Jesi sangat akrab dengan Puteri.
Besoknya, saya bertanya ke Puteri dimana rumah Jesi dan bagaimana keluarganya. Puteri cerita… dia diperlakuan sangat baik oleh Jesi, mereka tidur satu kamar. Oh ternyata Puteri nginep dirumah Jesi. Ya, ngga masalah toh mereka sama-sama perempuan.
Lanjut, Puteri cerita kalo Jesi sangat perhatian padanya, keluarganya pun begitu. Puteri dimasakin makanan dan dibawain ke kamarnya. Normal ya namanya juga tamu harus dilayani dengan baik. Lalu Puteri bilang katanya malam itu ketika mau tidur Jesi mengelus kepala Puteri dan mencium keningnya. Hah??? Disitu saya agak kaget. Walaupun mereka teman dekat tapi sesayang itu kah.
Saya pikir Puteri akan ikut heran dengan sikap Jesi, ternyata tidak. Puteri jujur ke saya kalo dia juga sayang sama Jesi. Mereka sudah saling mengungkapkan rasa sayangnya. What the…???? Jujur saya shock bgt. Saya baru menyadari kalo mereka Lesbi. Saya yakin keluarga Jesi pun tidak menyadari kalo mereka Lesbi, mereka sama-sama cewek jadi sah-sah saja tidur bareng satu kamar dan satu ranjang. Puteri hanya berani menceritakan hal itu ke saya, tidak ke yg lain. Dia juga ada rasa malu kalo orang lain tau penyimpangan sexual yg dialaminya.
Saya sempat bertanya ke Puteri, kenapa tidak menyukai Pria tulen, kenapa lebih suka cewek tomboy. Jawaban Puteri, menurutnya laki-laki itu kasar, otaknya mesum, dia agak jijik dengan laki-laki yg agresif. Sepertinya Puteri mengalami trust issue dengan laki-laki. Dia pernah juga cerita ke saya sempat dekat dengan seorang cowok tapi tidak lama. Katanya dia ilfeel dan ngga nyaman.
Saya kenal dengan orang yg Lesbi juga, tapi tidak kenal dekat. Dia juga salah satu teman Puteri, dia tomboy dan sangat terlihat seperti laki-laki. Kebetulan saya berteman dengannya di Facebook. Belum lama ini saya lihat di facebooknya dia sudah berubah, sudah berhijab, sudah menikah dan sudah punya anak. Barakallah.
Jujur saya ingin sekali mengajak Puteri menjadi wanita normal. Saya yakin dia seperti itu karena terbawa pergaulan dan pasti bisa sembuh. Mohon maaf untuk yg LGBT, menurut saya itu sebuah penyimpangan yg harus diperbaiki. Mereka bisa sembuh asal ada kemauan yg kuat untuk bisa sembuh. Ini menurut pendapat saya, tolong jangan dihujat haha.