Rasanya sedih dan kecewa.
Saya adalah seorang anak kos yang merantau di kota sendirian tanpa saudara. Sepupu saya tiba-tiba memberi tahu saya pada tanggal 11 Juli malam jam 23 kalau dia akan pergi ke kota tempat saya tinggal karena dia dipekerjakan di sana. Dia meminta bantuan untuk menemukan biaya, meskipun daerah tempatnya bekerja agak jauh dari daerah biaya saya. Dia datang dari desa kami pagi itu bersama om saya dan seorang sopir.
Saya juga merasa aplikasi Mamikos tidak berguna karena kami hanya menghabiskan uang menggunakannya. Ini karena saya tidak tahu daerah kantornya, dan dia tidak memberi tahu saya sebelumnya tentang hal itu, jadi saya tidak dapat melakukan survey sebelumnya. Saat itu, saya ingin tahu kenapa om kami tidak mengganggu orang tuanya.
Dia menjawab bahwa orang-orang di rumah masih sakit. Saya sudah tidak senang mendengarnya. Malam sebelumnya, saya bertanya kepada ibu saya tentang kondisi keluarganya. Dia memberi tahu saya bahwa seorang anggota keluarganya lagi sakit dan menunjukkan gejala yang mirip dengan gejala Covid. Saya sempat khawatir karena kami telah bersama selama seharian dan dia telah melepas masker saat sholat di kos barunya.
Akhirnya tanggal 19 saya mulai ada gejala Covid yaitu demam dan batuk-batuk. Dari tanggal 12–19 saya benar-benar tidak ketemu orang selain rombongan sepupu saya itu, jadi saya yakin virusnya dapat dari mereka.
Ternyata benar, pas tanggal 20 Juli sepupu saya baru ngabarin kalau dari tanggal 13 Juli dia demam dan batuk-batuk. Nah pas tanggal 17, om saya yang nganterin sepupu saya itu masuk rumah sakit karena sesak napas, demam dan batuk. Orang rumahnya dia juga ternyata ada dua yang sampai masuk rumah sakit, sementara tiga orang lainnya isoman di rumah.
Disini saya sedih karena bisa dibilang sepupu saya egois. Dia sudah tahu kalau orang rumahnya sakit dengan gejala Covid tapi tetap meminta saya untuk bertemu. Memang pada saat bertemu dia belum keliatan sakit.
Saya masih isoman, dan gejala saya hanya batuk dan kadang-kadang sesak, terutama di malam hari. Saya memilih isoman di biaya karena kos saya memiliki kamar mandi dalam dan tidak ada orang lain di lantai. Sebagai anak kos, saya juga kadang-kadang bingung apakah saya butuh apa-apa, yang membuatnya lebih mahal karena semua pesan online. Saya juga tidak berani memberi tahu orang tua saya di rumah karena saya takut mereka akan terganggu. Saya hanya memberi tahu kaka pertama saya tentang konsultasi karena dia juga seorang dokter.
Intinya kita ga boleh egois, pikirkan keselamatan orang lain juga.