Salah satu model Hatsudoki Seizo yang mampu membuat citra mereka melejit, yaitu motor roda tiga bernama SA-6 yang diproduksi pada dekade 1930’an
Pada awalnya, Daihatsu didirikan dengan nama Hatsudoki Seizo. Perusahaan ini awalnya hanya fokus pada pengembangan mesin genset kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka juga mulai memproduksi mesin uap untuk kereta api nasional Jepang. Selain itu, Daihatsu juga melakukan riset dan pengembangan di sektor otomotif kecil-kecilan, terutama motor roda tiga.
Pada tahun 1951, perusahaan mengalami restrukturasi besar-besaran dan berubah nama menjadi Daihatsu Motor seperti sekarang. Nama baru ini merupakan penggabungan dari kata “hatsu” (発動) dan huruf “Ō” (大) dari kota Ōsaka, tempat berdirinya perusahaan sebelumnya. Dengan perubahan ini, Daihatsu mulai mengembangkan motor roda tiga mereka dan juga mobil kei yang akhirnya diekspor ke pasar Eropa.
Iklan Daihatsu Compagno yang dipasarkan pada tahun 1965
Salah satu model yang cukup populer dari Daihatsu pada saat itu adalah Compagno, sebuah mobil kei dengan kapasitas mesin 800cc, yang tampaknya ingin menyaingi desain mobil-mobil FIAT. Meskipun penjualannya tidak begitu luar biasa, Compagno ternyata mampu bersaing, terutama setelah diluncurkannya model lain seperti Berlina dengan kapasitas mesin 1000cc dan Spider yang merupakan mobil convertible. Diperkirakan sekitar 120 ribu unit Compagno diproduksi oleh Daihatsu antara tahun 1963 hingga 1970. Compagno juga menjadi mobil pertama Daihatsu yang menggunakan logo huruf D khas mereka.
Perkembangan Daihatsu ini kemudian menarik perhatian Toyota Motor, salah satu perusahaan otomotif besar asal Jepang. Sejak tahun 1967, Toyota mulai melakukan banyak kerjasama dengan Daihatsu dan kemudian secara perlahan mengakuisisi saham Daihatsu hingga pada tahun 2016, Toyota menjadikan Daihatsu sebagai divisi bawahannya sepenuhnya. Dapat dikatakan bahwa sejak kerjasama ini terjalin, Daihatsu sangat terbantu dalam mengembangkan mobil-mobil kelas menengah ke bawah dan berukuran kecil.
Iklan legendaris dari Daihatsu yang mempromosikan Hijet sebagai kendaraan serbaguna
Daihatsu pernah menjual Hijet, Rocky, dan Charade mereka di pasar Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Namun, penjualan ini tidak berlangsung lama karena pasar AS mungkin terlalu terbatas untuk mobil-mobil dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Pada tahun 1992, Daihatsu terpaksa berhenti menjual mobil-mobil mereka di AS karena penjualan yang terus menurun. Di Eropa, mereka juga harus menyerah pada tahun 2013 setelah terkena dampak krisis ekonomi tahun 2008.
Dapat dikatakan bahwa kejayaan Daihatsu di pasar global terjadi pada dekade 1960-an hingga 1980-an, terutama di negara-negara maju. Namun, karena Daihatsu selalu fokus pada mobil kelas menengah ke bawah, mereka akhirnya harus menyerah di pasar otomotif yang mampu membeli mobil yang lebih mahal. Saat ini, Daihatsu hanya eksis di beberapa negara berkembang, terutama di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia, di mana penjualannya masih cukup kuat karena permintaan akan mobil kelas menengah ke bawah yang tinggi.
Daihatsu Midget, di Indonesia dijadikan basis transportasi umum bernama bemo
Daihatsu telah mengalami perkembangan yang luar biasa sejak awalnya hanya memproduksi genset. Mereka kemudian menjadi produsen mesin kereta api dan akhirnya mendapatkan bantuan dari Toyota agar tetap bertahan hingga sekarang, meskipun tidak lagi menjadi merek independen. Menurut saya, sejarah Daihatsu mungkin terlihat agak “membosankan” dibandingkan dengan merek Jepang lainnya. Namun, kita sebenarnya tidak perlu terkejut karena tujuan awal perusahaan ini hanyalah untuk menyaingi Yanmar. Yang menarik adalah, mereka berhasil berkembang secara global dan bahkan melampaui kompetitornya.