Bagaimana sudut pandang astronomi soal kiamat?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Kiamat Kecil: Matahari
Kiamat kecil ini yang dimaksud hanya mencakup bumi.
matahari adalah salah satu bintang yang memiliki ukuran relatif kecil dibanding dengan bintang-bintang pada umumnya. Meskipun relatif kecil, matahari memiliki suplai hidrogen dan massa yang cukup besar untuk dapat memicu reaksi fusi hidrogen.
Apa itu reaksi fusi hidrogen? Singkatnya, reaksi fusi hidrogen adalah reaksi di mana terdapat dua pasang inti atom hidrogen (alias proton) yang masing-masing pasang akan saling bertumbukan sebelum keduanya bertumbukan membentuk satu inti atom helium (alias partikel alfa), sepasang proton, dan radiasi.
Dalam bintang, termasuk matahari, terdapat dua gaya yang saling beradu. Gaya yang pertama adalah gaya gravitasi, yang mengarah ke pusat bintang. Gaya yang satu lagi adalah tekanan radiasi yang mengarah ke luar bintang. Kombinasi kedua gaya ini yang menentukan diameter dari sebuah bintang.
Diameter sebuah bintang akan relatif konstan, selama masih ada jumlah hidrogen yang cukup untuk menunjang keberlangsungan reaksi fusi hidrogen. Nah, skenario kiamat kecil dimulai ketika matahari mulai kehabisan suplai hidrogen.
Ketika pasokan hidrogen mulai menipis, reaksi fusi hidrogen di dalam inti matahari akan melambat dan menurunkan tekanan radiasi. Pada saat itu, inti matahari akan menyusut dalam beberapa waktu karena tekanan radiasi yang ada tidak cukup untuk melawan gaya gravitasi. Dengan dominannya gaya gravitasi, kerapatan inti matahari akan meningkat karena tertekan oleh massanya sendiri.
Selagi dalam proses penyusutan, temperatur inti matahari akan meningkat tajam sehingga proses reaksi fusi hidrogen akan berlangsung secara lebih cepat dari biasanya, menghasilkan lebih banyak tekanan radiasi dalam satuan waktu. Akibatnya, permukaan matahari akan terdorong ke luar akibat peningkatan tekanan radiasi dan diameter matahari akan menjadi bertambah berkali-kali lipat ukuran asalnya.
Meskipun diameter matahari berkembang, suhu permukaan matahari akan lebih rendah dari suhu permukaan matahari sebelum membesar. Penyebabnya adalah karena bertambahnya jarak antara inti (yang menyusut) dengan permukaan (yang mengembang). Karena suhu permukaan matahari menurun, maka matahari akan tampak lebih merah dari sebelumnya.
Pada titik ini, matahari telah masuk ke dalam tahap raksasa merah. Ukuran matahari akan menjadi sangat besar sampai-sampai Merkurius dan Venus akan tertelan oleh matahari.
Permukaan matahari akan sangat dekat dengan Bumi dan apapun yang hidup di permukaan Bumi akan terpanggang hidup-hidup. Pada suatu titik, inti matahari akan sangat padat dan panas sehingga dapat memicu kembali reaksi fusi. Reaksi fusi yang selanjutnya terjadi bukanlah reaksi fusi hidrogen lagi, namun reaksi fusi helium.
Ketika inti helium berfusi, mereka akan dapat membentuk inti-inti atom yang lebih berat, mulai dari membentuk berilium, kemudian karbon, kemudian oksigen.
Reaksi fusi helium lebih fluktuatif dan relatif lebih lemah ketimbang reaksi fusi hidrogen, sehingga seiring waktu diameter matahari akan menyusut kembali namun matahari akan tampak lebih biru. Penyebabnya adalah karena temperatur permukaan matahari akan meningkat seiring dengan mendekatnya permukaan dengan inti.
Ketika inti matahari sudah jenuh akan karbon dan oksigen, sedangkan suplai helium mulai menipis, reaksi fusi akan sekali lagi melambat. Untuk kedua kalinya inti matahari akan menyusut namun suhu dan tekanannya akan meningkat tajam. Oleh karena itu reaksi fusi helium akan menjadi jauh lebih cepat dan tekanan radiasi yang dihasilkan akan meningkat tajam.
Matahari akan memasuki fase raksasa merah untuk yang kedua kalinya. Bedanya kali ini pengembangan ukuran matahari akan sangat cepat sehingga gravitasi matahari tidak akan kuat untuk menahan permukaan matahari. Pada akhirnya matahari akan melepaskan permukaan dan lapisan-lapisan terluarnya ke segala arah, termasuk ke arah Bumi.
Nasib Bumi antara terhempas dari orbitnya atau terpapar radiasi dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Jika masih ada kehidupan di Bumi pada saat ini, maka kemungkinannya sangat kecil untuk mereka dapat bertahan dari terpaan angin matahari yang memiliki intensitas yang sangat tinggi yang tersusun atas hampir seantero matahari kecuali intinya.
Andaikan masih ada yang mampu bertahan hidup, maka hal yang akan terjadi selanjutnya adalah matahari akan tersisa intinya saja. Intinya ini tersusun atas elemen-elemen berat yang hampir mustahil untuk memicu reaksi fusi, yang artinya sisa inti matahari ini akan mendingin.
Fase ini adalah fase katai putih. Karena matahari tidak lagi menghasilkan radiasi, maka tidak ada lagi suplai energi yang cukup untuk menunjang kehidupan di Bumi, jika Bumi dan isinya masih ada. Setelah fase ini, tamatlah riwayat kehidupan di Bumi secara permanen. Skenario ini akan terjadi paling tidak lima milyar tahun mendatang.